Antarajabar.com - Sejumlah seniman muda Kota Bandung memamerkan karya instalasi dalam balutan nuansa sejarah dan budaya Jerman di Goethe Institut Kota Bandung.
"Karena tema besarnya Jerman, saya memilih menampilkan sejarah tembok Berlin dan segregasi budaya Jerman Barat dan Jerman Timur pada dekade 1960-1990 . Pada saat itu masing-masing rakyatnya hanya bisa meraba informasi mengenai dunia timur atau barat melalui informasi yang bias dan terbatas," kata seniman yang menampilkan instalasi bertitel "Cult Distortion Through Wall" Evan Adi Wijaya di Bandung, Senin.
Ia merepresentasikan tema tersebut melalui tumpukan batu bata yang disusun menyerupai dinding dengan bagian depan yang berserakan.
"Keterbatasan informasi budaya digambarkan melalui video dokumenter yang menampilkan orang tengah menyanyikan sebuah lagu dengan lirik yang salah, juga sejumlah simbol kebudayaan barat dimunculkan disana," kata pria yang tengah menempuh studi tingkat akhir di jurusan Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung itu.
Karya lain yang ikut ditampilkan di antaranya adalah "Andaikan Aku Punya Sayap: karya M Sabiq Hibatulbaqi, "Un Faust I (Recital) of Johann Wolfgang von Goethe" karya M Sabil Hibatulwafi dan sejumlah seni permainan cahaya oleh Studio 8.
"Karya itu terinspirasi dari sosok Habibie dan pesawatnya juga sosoknya sebagai suami yang setia," kata M Sabiq.
Ia menampilkan sederet figurin pesawat bercat kuning dan sejumlah skestsa bertema penerbangan.
Sementara itu, pada karya Un Faust I (Recital) of Johann Wolfgang von Goethe, pengunjung diajak untuk berfoto dan langsung diberikan hasil fotonya sebagai tanda mata. Menurut M.Sabil, karyanya tersebut adalah penghargaan terhadap sosok Goethe sebagai tokoh yang berpengaruh di Jerman.
"Ini merupakan acara berkala satu tahun sekali yang diselenggarakan guna memperkenalkan pusat studi kebudayaan Jerman pada khalayak Bandung secara luas," kata Koordinator Program Budaya Goethe Institut Bandung, Sulastri Madjid.
Di samping pameran seni, acara yang tergabung dalam rangkaian open house Goethe Institut ini juga menghadirkan kelas Bahasa Jerman , games tradisional Jerman hingga penampilan dari sejumlah musisi lokal.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015
"Karena tema besarnya Jerman, saya memilih menampilkan sejarah tembok Berlin dan segregasi budaya Jerman Barat dan Jerman Timur pada dekade 1960-1990 . Pada saat itu masing-masing rakyatnya hanya bisa meraba informasi mengenai dunia timur atau barat melalui informasi yang bias dan terbatas," kata seniman yang menampilkan instalasi bertitel "Cult Distortion Through Wall" Evan Adi Wijaya di Bandung, Senin.
Ia merepresentasikan tema tersebut melalui tumpukan batu bata yang disusun menyerupai dinding dengan bagian depan yang berserakan.
"Keterbatasan informasi budaya digambarkan melalui video dokumenter yang menampilkan orang tengah menyanyikan sebuah lagu dengan lirik yang salah, juga sejumlah simbol kebudayaan barat dimunculkan disana," kata pria yang tengah menempuh studi tingkat akhir di jurusan Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung itu.
Karya lain yang ikut ditampilkan di antaranya adalah "Andaikan Aku Punya Sayap: karya M Sabiq Hibatulbaqi, "Un Faust I (Recital) of Johann Wolfgang von Goethe" karya M Sabil Hibatulwafi dan sejumlah seni permainan cahaya oleh Studio 8.
"Karya itu terinspirasi dari sosok Habibie dan pesawatnya juga sosoknya sebagai suami yang setia," kata M Sabiq.
Ia menampilkan sederet figurin pesawat bercat kuning dan sejumlah skestsa bertema penerbangan.
Sementara itu, pada karya Un Faust I (Recital) of Johann Wolfgang von Goethe, pengunjung diajak untuk berfoto dan langsung diberikan hasil fotonya sebagai tanda mata. Menurut M.Sabil, karyanya tersebut adalah penghargaan terhadap sosok Goethe sebagai tokoh yang berpengaruh di Jerman.
"Ini merupakan acara berkala satu tahun sekali yang diselenggarakan guna memperkenalkan pusat studi kebudayaan Jerman pada khalayak Bandung secara luas," kata Koordinator Program Budaya Goethe Institut Bandung, Sulastri Madjid.
Di samping pameran seni, acara yang tergabung dalam rangkaian open house Goethe Institut ini juga menghadirkan kelas Bahasa Jerman , games tradisional Jerman hingga penampilan dari sejumlah musisi lokal.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015