Antarajabar.com - Mahasiswa Jurusan Farmasi ITB Bandung mengembangkan jabalog, yaitu beras jagung  yang ditujukan  sebagai bahan pangan pengganti beras.

"Beras jagung  jabalog sangat memungkinkan untuk diproduksi secara massal," kata Mahasiswa Farmasi ITB penerima Ganesha Prize 2015 Ujang Purnama di Bandung, Sabtu.

Ia menyebutkan, jagung tak hanya bisa disulap menjadi ebras dan dikonsumsi sebagai bahan pangan pengganti beras, namun juga memiliki kadar gizi yang lebih baik.

Pihaknya berusaha memproduksi jabalog dalam jumlah banyak dengan basis community development dan dengan alat yang seefisien mungkin.

"Kami ingin mencari alternatif makanan pokok agar tidak hanya bergantung pada beras, dan ternyata jagung banyak tumbuh di Indonesia," kata mahasiswa asal Karawang yang sempat mengenyam pendidikan di Alaska, Amerika Serikat itu.

Lebih lanjut ia memaparkan, jabalog memiliki nilai gizi  baik, kadar gulanya rendah sehingga cocok dikonsumsi penderita diabetes, kadar seratnya tinggi serta harganya murah.

Menurut dia, pengembangan jabalog awalnya dilakukan di Temanggung kemudian melakukan percobaan untuk menghasilkan jagung yang memiliki rupa dan kualitas layaknya beras dengan memotong-motong jagung seukuran beras dan menanaknya.

"Hasilnya lumayan bagus, tapi rasa dan tekstur masih jauh dari beras biasa," katanya.

Saat ini pihaknya  masih berupaya melakukan riset untuk memperbaiki tekstur beras jagung dan membuatnya seenak serta semurah mungkin.

Pewarta: Nur Khansa

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015