Antarajabar.com - Pejabat teratas bantuan kemanusiaan PBB pada Rabu (Kamis WIB) mengecam keras serangan udara pimpinan Arab Saudi di pelabuhan Hodeida, Yaman, tempat untuk makanan, obat dan bahan bakar, yang akan diberikan kepada penduduk di negara itu.

"Serangan itu jelas bertentangan dengan hukum humaniter internasional dan tidak dapat diterima," kata Stephen O'Brien kepada Dewan Keamanan PBB.

Kepala bantuan kemanusiaan tersebut mengatakan sangat prihatin bahwa kerusakan dari serangan bom itu bisa berdampak parah ke seluruh wilayah di negara tersebut dan memperburuk bencana kemanusiaan.

Sudah 80 persen dari 26 juta penduduk Yaman sangat membutuhkan bantuan dan hampir 1,5 juta terusir dari rumah mereka dalam perang hampir lima bulan tersebut.

Pelabuhan Hodeida dikendalikan oleh pemberontak Syiah Houthi yang didukung Iran di mana mereka telah menyerang selama setahun menyebabkan terusirnya Presiden Abedrabbo Mansour Hadi ke pengasingan di Arab Saudi.

Pada Maret lalu, Arab Saudi dan sekutunya melancarkan perang melalui udara untuk mengembalikan kekuasaan Hadi di Yaman.

Lebih dari 4.300 orang telah tewas dalam pertempuran termasuk 400 anak-anak, menurut data dari PBB.

Setelah kembali dari kunjungannya ke Yaman, O'Brien mengatakan bahwa skala penderitaan manusia di sana hampir tidak bisa dimengerti.

"Saya terkejut dengan apa yang saya lihat," kata O'Brien.

O'Brien mengatakan PBB telah meningkatkan skala operasinya untuk membawa bantuan dan lebih banyak pekerja bantuan internasional yang akan berbasis di luar ibu kota Sanaa dan Hodeida.

Namun, upaya bantuan terhambat oleh kurangnya dana dengan hanya 18 persen dari total dana yang diminta sebesar 1,6 miliar dolar AS untuk membangkitkan Yaman sejauh ini, katanya.

PBB berusaha untuk bernegosiasi mengakhiri pertempuran, namun beberapa upaya dalam menengahi agar terciptanya jeda kemanusiaan yang memungkinkan pengiriman pasokan-pasokan penting telah gagal.

O'Brien meminta solusi politik untuk mengakhiri kekerasan dan ia menekankan konflik itu telah "menghancurkan kehidupan jutaan orang" di Yaman.

Ia memperingatkan pembicaraan damai sangat penting sebelum terlambat dan tidak akan ada lagi yang tersisa untuk diperjuangkan apabila gagal terlaksana.


   

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015