Antarajabar.com - Mahasiswa idealnya menjadi motor utama revitalisasi Gerakan Pramuka  di tengah kian surutnya minat masuk gerakan kepanduan nasional.

"Saat penerimaan mahasiswa baru, pendaftar  hingga seratus orang, namun yang akhirnya dilantik bisa hanya belasan sana. Di tingkat SMA dan universitas, pramuka entah mengapa mulai ditinggalkan, padahal idealnya menjadi motor revitalisasi gerakan kepanduan kita," kata Ketua Organisasi Racana Padjajaran Unit kegiatan Pramuka Universitas Padjajaran Hafiz Syururi di Bandung, Jumat.

Menurut dia  banyak manfaat yang akan dipetik oleh seorang mahasiswa ketika bergabung dengan kegiatan pramuka.

Salah satunya disiplin hidup di alam bebas. Pramuka juga banyak mendidik nilai kedisiplinan, tanggung jawab, kepemimpinan serta melatih soft skill.

"Pramuka sangat mendorong dan membantu dalam pengembangan diri dan berperilaku yang baik dan ksatria," kata aktivis Pramuka yang juga mahasiswa Fakultas Peternakan Unpad itu.

Hafiz menjelaskan, berdasarkan pengalamannya selama melatih peserta pramuka di tujuh sekolah yang dibinanya antusiasme peserta sekolah dasar dan menengah selalu luar biasa.

"Anak-anak SD dan SMP selalu sangat antusias, namun mulai memasuki usia SMA, apalagi universitas, antusiasme itu terus berkurang. Mungkin pengaruh beban tugas dan kesibukan lain," katanya.

Ia bercerita perihal alasannya bergabung dengan pramuka di tahun kedua perkuliahannya.

"Di samping kegiatan alam, pramuka juga mengajarkan nilai kekeluargaan dan kepemimpinan, Setiap berkegiatan ke luar daerah,anggota pramuka setempat selalu menganggap saya sebagai keluarga," katanya.

Bertepatan dengan peringatan Hari Pramuka Nasional yang jatuh pada 14 Agustus setiap tahunnya sekaligus memperingati hari jadi Gerakan Pramuka Nasional ke-54, Racana Padjajaran menggelar upacara tahunan di area kampus Unpad.

"Biasanya setiap tahun upacara ini dihadiri oleh peserta pramuka tingkat SD dan SMP di Jatinangor," kata Sarah.

Selain upacara, para peserta juga menggelar malam renungan dan ucap ulang sumpah pramuka. April lalu, untuk memperingati Hari Kartini, Racana Padjajaran mengutus tujuh orang anggotanya untuk mendaki Gunung Rinjani, Lombok.

"Empat di antaranya perempuan. Mereka mengenakan kebaya ketika sampai di puncak dan melakukan bakti sosial di Desa Bayan" kata Hafizh.

Ia berharap disamping menuntut ilmu, mahasiswa harus dapat berperan aktif mengamalkan ilmunya secara nyata pada masyarakat sekitar.

"Sebaik apapun nilai akademis kita bila tidak diamalkan di kehidupan nyata dan tidak bermanfaat bagi sekitar akan sia-sia," katanya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Sarah Nur Mahmudah, mahasiswi jurusan Agroteknologi Unpad yang juga menjabat sebagai sekretaris Racana Padjajaran.

"Pramuka mendidik pesertanya untuk serba bisa, tidak hanya terfokus pada satu ilmu saja," kata Sarah menambahkan.***4***

Pewarta: Nur Khansa

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015