Gempa berkekuatan 5.0 magnitudo mengguncang Bandung dan sekitarnya pada pukul 09.41.08 WIB, BMKG mencatat episenter gempa terletak pada koordinat 7,23° LS dan 107,65° BT, atau berlokasi di darat 25 km Tenggara Kabupaten Bandung pada kedalaman 10 km.

Sekitar 42 desa pada 13 kecamatan di Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung Barat dikabarkan terdampak lindu tersebut.

Salah satunya, yang terjadi di Cibeureum Kabupaten Bandung di mana, gempa berkekuatan 5.0 magnitudo mengakibatkan kerusakan rumah warga dan bangunan umum yang cukup signifikan.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis gempa bumi itu disebabkan akibat adanya pergerakan lempeng Garsela.

Berdasarkan laporan warga, rumah-rumah warga di Cibeureum dan Pacet mengalami kerusakan bervariasi mulai berat, sedang hingga ringan.

Tembok rumah terkelupas, hingga rubuh akibat tak kuat menahan guncangan yang cukup besar itu.

Selain itu, puluhan warga mengalami luka-luka dan mendapat perawatan atau pertolongan di RS Kertasari, Puskesmas Kertasari dan Pokso RSBK.

Pagi Berguncang

Pukul 09.41 WIB, saat masyarakat tengah sibuk dengan kegiatannya masing-masing, gempa tersebut mengguncang, hanya dalam waktu tiga sampai lima detik, hingga membuat masyarakat sempat panik, terutama di wilayah terdekat tempat gempa di Kecamatan Kertasari (Kabupaten Bandung) dan Kecamatan Pasirwangi (Kabupaten Garut).

Salah satunya, seperti Mulki (23), seorang warga Ciparay Kabupaten Bandung yang saat gempa berguncang sedang menghadiri resepsi pernikahan sepupunya di Kampung Plered Cikembang, Desa Cibereum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung.

Dia menceritakan dirinya bersama para tamu yang hadir kaget, terkejut dan was-was karena gempa cukup besar terjadi ketika di tengah-tengah prosesi pernikahan, bahkan baru awal-awal prosesi yakni begitu selesai pembacaan Ayat Suci Al Quran hingga acara dihentikan sejenak.

Berdasar pengakuannya, gempa begitu besar sehingga ikut mengguncang tenda, dan mengakibatkan beberapa bangunan mengalami kerusakan.

Setelah guncangan berhenti, acara dilanjutkan langsung ke ijab kabul pernikahan, padahal jika mengikuti agenda, kegiatan seharusnya diisi oleh acara penyerahan pengantin laki-laki (seserahan) dan barang hantaran kepada keluarga pengantin perempuan.

"Biasanya dua acara itu dilakukan sebelum ijab kabul. Namun karena kejadian gempa itu, maka acara seserahan ditiadakan dan dipintas langsung ke ijab kabul pernikahan. Tapi yang penting bisa selesai," ucap Mulki.

Cerita menegangkan juga datang dari Hilda Q Ayuni (20) yang merupakan seorang karyawan Permodalan Nasional Madani (PNM) di Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung.

Hilda menceritakan ketika goncangan cukup besar itu terjadi, dirinya sedang berkunjung dan berada di rumah nasabah di Desa Cibereum, Kecamatan Kertasari, untuk menjalani tugasnya sehari-hari dalam rangka penagihan untuk PNM.

Dia menceritakan saat terjadi gempa besar itu, dirinya lari dan nasabah berlari ke luar rumah, dan rumah-rumah di sekitar turut bergoyang dengan genting-genting di atap rumah yang turut berjatuhan.

"Kepala saya pun tertimpa genting, namun untungnya hanya luka goresan dan tidak terlalu parah, meski ia mengaku sempat shock," tutur gadis yang akrab disapa Imey itu.

Getaran itu diakuinya hanya berlangsung 3-5 detik, namun dampaknya sangat signifikan. Setelah di lokasi aman dengan memegang kepala yang terkena genting, ia menyaksikan sejumlah rumah di sana rusak berat dengan genting-gentingnya berjatuhan, dinding-dinding tembok terkelupas, rubuh, kemudian ada juga yang miring, bahkan ambruk.

Kebetulan rumah tinggalnya berjarak sekitar tujuh 10 kilometer dari lokasi gempa itu, setelah memastikan rumah tinggal tidak ada kerusakan iapun lega.

Setelah kejadian itu, ia memilih untuk kembali ke kantornya dan mengurungkan kegiatannya siang itu. Ia juga tak lupa memotret beberapa rumah yang rusak akibat kejadian itu.

BPBD Jabar mencatat, akibat lindu yang menggoncang Bandung Raya dalam jangka waktu beberapa detik ini, sedikitnya 657 rumah, lima faskes, 17 sarana pendidikan, 35 tempat ibadah dan 20 fasilitas umum di 29 desa pada delapan kecamatan Kabupaten Bandung mengalami kerusakan.

Kemudian di Kabupaten Garut, sekitar 204 rumah, tujuh sarana pendidikan, dan lima tempat ibadah di 11 desa pada tiga kecamatan dilaporkan mengalami kerusakan. Sementara di Kabupaten Bandung Barat, dilaporkan dua rumah dilaporkan juga mengalami kerusakan.

Sedikitnya, 57 orang dikabarkan mengalami luka ringan, 19 luka berat dan satu orang meninggal dunia, sementara 450 orang harus mengungsi pasca gempa.

Total kerugian ditaksir mencapai Rp72,5 miliar akibat gempa tersebut, dengan kemungkinan masih akan terus bertambah mengingat saat ini assesmen masih terus dilakukan oleh pihak terkait.

Pewarta: Ricky Prayoga

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024