Antarajawabarat.com, 13/7 - Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat Yod Mintaraga meminta agar pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota menindak tegas perusak lingkungan di wilayah Jawa Barat, terkait musibah kekeringan yang terjadi hampir di seluruh Jawa Barat dikarenakan kerusakan lingkungan.
"Pemerintah pun dituntut lebih tegas lagi dalam menindak pelaku kerusakan lingkungan, terutama di kawasan hulu yang menjadi daerah resapan air," kata Yod Mintaraga, di Kota Bandung, Senin.
Menurut dia, kerusakan lingkungan di Jabar sudah lama terjadi dan massif yang diakibatkan oleh alih fungsi lahan di sebagian besar wilayah Jawa Barat, terutama di kawasan hulu.
"Dan kawasan hulu yang seharusnya menjadi daerah resapan air. Tidak berfungsi akibat alih fungsi lahan menjadi berbagai bangunan. Sehingga kalau hujan, sudah pasti banjir. Begitu pun kemarau, langsung kekeringan," kata Yod.
Ia mengatakan, kondisi ini terjadi karena lemahnya tindakan pemerintah terhadap perusak lingkungan.
"Sehingga baik pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota, sama saja, belum tegas," katanya.
Politisi Fraksi Partai Golkar DPRD Jawa Barat ini berharap pemerintah dan pihak terkait lainnya bisa menindak tegas setiap pelaku kerusakan lingkungan.
"Intinya harus tegas kepada siapa pun yang mengganggu dan merusak lingkungan. Mau nunggu sampai semuanya rusak dulu," kata dia.
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat menyatakan hampir semua kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat mengalami kekeringan.
"Untuk tahun 2015 ini hampir semua kabupaten/kota di Jawa Barat mengalami kekeringan. Kekeringannya merata," kata Kepala BPLHD Jawa Barat Anang Sudarna, di Bandung.
Menurut dia, beberapa wilayah di Jawa Barat yang mengalami kekeringan paling parah adalah Kota Bandung, Cirebon dan Karawang.
Ia menuturkan, penyebab kekeringan di Provinsi Jawa Barat dikarenakan kerusakan alam di daerah resapan airnya.
"Bahkan daerah hulu atau sumber mata air saja mengalami kekeringan seperti Garut, bayangkan saja sudah kekeringan. Padahal menurut BMKG puncak kekeringan tahun 2015 ini bulan Agustus nanti. Sekarang baru menjelang pertengahan Juli, masih lama nih penderitaan kekeringan," kata dia.
Oleh karena itu, pihaknya tidak bosan untuk mengajak seluruh masyarakat untuk memperbaiki dan memelihari lingkungan agar terhindar dari musibah kekeringan.
"Kami juga tak henti-hentinya melakukan langkah-langkah destruktif termasuk dalam aktivitas penambangan liar di wilayah Jawa Barat," kata dia.***2***
Ajat S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015
"Pemerintah pun dituntut lebih tegas lagi dalam menindak pelaku kerusakan lingkungan, terutama di kawasan hulu yang menjadi daerah resapan air," kata Yod Mintaraga, di Kota Bandung, Senin.
Menurut dia, kerusakan lingkungan di Jabar sudah lama terjadi dan massif yang diakibatkan oleh alih fungsi lahan di sebagian besar wilayah Jawa Barat, terutama di kawasan hulu.
"Dan kawasan hulu yang seharusnya menjadi daerah resapan air. Tidak berfungsi akibat alih fungsi lahan menjadi berbagai bangunan. Sehingga kalau hujan, sudah pasti banjir. Begitu pun kemarau, langsung kekeringan," kata Yod.
Ia mengatakan, kondisi ini terjadi karena lemahnya tindakan pemerintah terhadap perusak lingkungan.
"Sehingga baik pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota, sama saja, belum tegas," katanya.
Politisi Fraksi Partai Golkar DPRD Jawa Barat ini berharap pemerintah dan pihak terkait lainnya bisa menindak tegas setiap pelaku kerusakan lingkungan.
"Intinya harus tegas kepada siapa pun yang mengganggu dan merusak lingkungan. Mau nunggu sampai semuanya rusak dulu," kata dia.
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat menyatakan hampir semua kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat mengalami kekeringan.
"Untuk tahun 2015 ini hampir semua kabupaten/kota di Jawa Barat mengalami kekeringan. Kekeringannya merata," kata Kepala BPLHD Jawa Barat Anang Sudarna, di Bandung.
Menurut dia, beberapa wilayah di Jawa Barat yang mengalami kekeringan paling parah adalah Kota Bandung, Cirebon dan Karawang.
Ia menuturkan, penyebab kekeringan di Provinsi Jawa Barat dikarenakan kerusakan alam di daerah resapan airnya.
"Bahkan daerah hulu atau sumber mata air saja mengalami kekeringan seperti Garut, bayangkan saja sudah kekeringan. Padahal menurut BMKG puncak kekeringan tahun 2015 ini bulan Agustus nanti. Sekarang baru menjelang pertengahan Juli, masih lama nih penderitaan kekeringan," kata dia.
Oleh karena itu, pihaknya tidak bosan untuk mengajak seluruh masyarakat untuk memperbaiki dan memelihari lingkungan agar terhindar dari musibah kekeringan.
"Kami juga tak henti-hentinya melakukan langkah-langkah destruktif termasuk dalam aktivitas penambangan liar di wilayah Jawa Barat," kata dia.***2***
Ajat S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015