Antarajawabarat.com, 19/5 - Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) mengunjungi fasilitas produksi PT Pindad (Persero) Bandung untuk memantau indutri pertahanan nasional, Selasa.
"Kami ingin menghimpun informasi sekaligus berdiskusi tentang industri pertahanan nasional dengan PT Pindad sebagai salah satu perusahaan industri pertahanan Indonesia," kata Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Sri Adiningsih.
Ia menyebutkan hasil diskusi itu akan disampaikan kepada Presiden sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan arah kebijakannya.
Rombongan Watimpres diterima oleh Direktur Utama PT Pindad Silmy Karim beserta jajaran Direksi dan pimpinan di Auditorium Gedung Direktorat Pindad.
Kunjungan Wantimpres ke PT Pindad (Persero) Bandung merupakan kunjungan lanjutan setelah sebelumnya mengunjungi divisi munisi yang terletak di Malang, Jawa Timur. Watimpresi pada kunjungan di Bandung divisi senjata dan divisi kendaraan khusus.
Sementara itu Direktur Utama Pindad Silmy Karim menyatakan kunjungan Watimpres merupakan bentuk dukungan bagi industri pertahanan nasional itu dalam meningkatkan kinerja dan kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan alutsista.
"Kami menyambut baik kunjungan para anggota Wantimpres sebagai pemberi nasihat dan pertimbangan kepada Presiden dalam menjalankan pemerintahan. Pindad sebagai salah satu tulang punggung industri pertahanan nasional siap membantu memberikan informasi yang dibutuhkan," kata Silmy Karim.
Silmy mengatakan dukungan Presiden RI terhadap industri pertahanan lewat menyuntikkan anggaran Penyertaan Modal Negara (PMN) menciptakan peluang untuk industri pertahanan nasional untuk berkembang dan meningkatkan kemampuannya.
"Dukungan Presiden tidak kami sia-siakan. Beberapa penambahan fasilitas produksi untuk menambah kapasitas produksi, hingga inisiasi beberapa program pemasaran dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) telah kami rumuskan, sesuai arahan Presiden untuk terus meningkatkan kemampuan perusahaan," katanya.
Peningkatan kemampuan perusahaan tersebut tidak lain untuk memantapkan langkah dalam berjalan menuju kemandirian industri pertahanan nasional yang merupakan cita-cita luhur yang ingin dicapai industri pertahanan nasional.
Menurut dia perjalanan menuju kemandirian memang masih memiliki banyak permasalahan yang harus diatasi. Namun banyak solusi yang dapat dilakukan dan melibatkan peran aktif industri pertahanan, optimalisasi dukungan anggaran dan kebijakan dari pemerintah, dan pembangunan hubungan baik dengan user yang memungkinkan perluasan pasar.
"Beberapa langkah solusi yang telah dilakukan diharapkan dapat mewujudkan kemandirian industri pertahanan nasional," kata Dirut PT Pindad (Persero) itu menambahkan.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015
"Kami ingin menghimpun informasi sekaligus berdiskusi tentang industri pertahanan nasional dengan PT Pindad sebagai salah satu perusahaan industri pertahanan Indonesia," kata Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Sri Adiningsih.
Ia menyebutkan hasil diskusi itu akan disampaikan kepada Presiden sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan arah kebijakannya.
Rombongan Watimpres diterima oleh Direktur Utama PT Pindad Silmy Karim beserta jajaran Direksi dan pimpinan di Auditorium Gedung Direktorat Pindad.
Kunjungan Wantimpres ke PT Pindad (Persero) Bandung merupakan kunjungan lanjutan setelah sebelumnya mengunjungi divisi munisi yang terletak di Malang, Jawa Timur. Watimpresi pada kunjungan di Bandung divisi senjata dan divisi kendaraan khusus.
Sementara itu Direktur Utama Pindad Silmy Karim menyatakan kunjungan Watimpres merupakan bentuk dukungan bagi industri pertahanan nasional itu dalam meningkatkan kinerja dan kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan alutsista.
"Kami menyambut baik kunjungan para anggota Wantimpres sebagai pemberi nasihat dan pertimbangan kepada Presiden dalam menjalankan pemerintahan. Pindad sebagai salah satu tulang punggung industri pertahanan nasional siap membantu memberikan informasi yang dibutuhkan," kata Silmy Karim.
Silmy mengatakan dukungan Presiden RI terhadap industri pertahanan lewat menyuntikkan anggaran Penyertaan Modal Negara (PMN) menciptakan peluang untuk industri pertahanan nasional untuk berkembang dan meningkatkan kemampuannya.
"Dukungan Presiden tidak kami sia-siakan. Beberapa penambahan fasilitas produksi untuk menambah kapasitas produksi, hingga inisiasi beberapa program pemasaran dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) telah kami rumuskan, sesuai arahan Presiden untuk terus meningkatkan kemampuan perusahaan," katanya.
Peningkatan kemampuan perusahaan tersebut tidak lain untuk memantapkan langkah dalam berjalan menuju kemandirian industri pertahanan nasional yang merupakan cita-cita luhur yang ingin dicapai industri pertahanan nasional.
Menurut dia perjalanan menuju kemandirian memang masih memiliki banyak permasalahan yang harus diatasi. Namun banyak solusi yang dapat dilakukan dan melibatkan peran aktif industri pertahanan, optimalisasi dukungan anggaran dan kebijakan dari pemerintah, dan pembangunan hubungan baik dengan user yang memungkinkan perluasan pasar.
"Beberapa langkah solusi yang telah dilakukan diharapkan dapat mewujudkan kemandirian industri pertahanan nasional," kata Dirut PT Pindad (Persero) itu menambahkan.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015