Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya, Jawa Barat, menargetkan satu juta tanaman pangan di pekarangan rumah warga maupun lahan kosong tahun 2024, agar bisa memberikan manfaat untuk ketahanan pangan masyarakat, sekaligus menjaga stabilitas inflasi di Tasikmalaya.

"Ada program sejuta tanaman cegah inflasi di Kota Tasikmalaya atau yang lebih dikenal dengan nama Setaman Cinta yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya pengendalian inflasi," kata Penjabat Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah, saat upacara memperingati Hari Ulang Tahun ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia, di Lapangan Dadaha, Kota Tasikmalaya, Sabtu.

Baca juga: Pemkot Tasikmalaya mengoptimalkan layanan Gece 112 bantu masyarakat

Ia menuturkan Pemkot Tasikmalaya bersama seluruh instansi lainnya berupaya untuk mengendalikan inflasi melalui berbagai program, seperti operasi pasar murah, dan juga memanfaatkan lahan kosong agar produktif menjadi tanaman pangan untuk kebutuhan masyarakat.

Pemkot Tasikmalaya, kata dia lagi, menargetkan ada satu juta tanaman pangan atau yang ditanam menggunakan 'polybag' untuk ditanami berbagai jenis tanaman pangan seperti cabai, bawang, dan sebagainya.

"Satu juta tanaman ditanam di wilayah pekarangan dan tanah kosong di Kota Tasikmalaya, karena kita merupakan wilayah kota, sehingga kita harus memiliki tempat-tempat penanaman cabai, bawang merah dan sebagainya," katanya pula.

Ia mengatakan program sejuta tanaman pangan itu dipastikan bisa terwujud, karena sampai saat ini berdasarkan laporan di lapangan sudah mencapai 95 persen, dan sisanya masih terus mendorong masyarakat untuk menjalankan program tersebut.

Hasil dari program itu, kata dia pula, cukup memberikan dampak yang bagus untuk kemandirian pangan dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, sehingga tidak harus beli yang akhirnya harga pangan di pasaran bisa terkendali normal.

Dia menambahkan tidak hanya lahan pekarangan rumah, pemerintah daerah juga memanfaatkan lahan kosong, seperti di kawasan tempat pemakaman umum dilakukan penanaman komoditas pangan.

"Di lingkungan TPU Aisyah Rasidah seluas 1 hektare untuk ditanami 18 ribu bibit cabai merah yang sampai dengan saat ini telah mengalami 10 kali panen dengan capaian produksi kurang lebih 3 ton cabai merah," katanya lagi.

Ia menyampaikan upaya lain dalam mengendalikan inflasi, yakni membentuk Warung Stabilisasi Inflasi (Wangsit) yang digelar di kantor kelurahan maupun kecamatan dengan tujuan untuk menjaga keterjangkauan harga komoditas masyarakat, karena harganya lebih murah dibandingkan di pasaran.

"Kami bisa memastikan harga yang ada di kantor camat dan lurah dalam program Wangsit ini tidak akan melebihi harga eceran tertinggi," katanya pula.

Dia menambahkan program lainnya, yakni Pengembangan Ayam Rancage (Paranje) Tasikmalaya yang saat ini sudah ada empat titik lokasinya dan sudah menghasilkan 750 ekor ayam untuk setiap kandangnya.

Program itu, kata dia, diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap konsumsi ayam yang menjadi salah satu
komoditas penyumbang inflasi cukup tinggi, dan juga bisa mengatasi kemiskinan, kemudian sampah organik.

"Program Paranje ini semoga bisa menjadi besar menyelesaikan persoalan kemiskinan, permasalahan persampahan, permasalahan inflasi, dan juga permasalahan lainnya," kata dia lagi.

Baca juga: Pj Wali Kota Tasikmalaya ajak masyarakat berjuang bantu kehidupan warga miskin

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024