Wakil Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Bidang Studi dan Penelitian Mohammad Hasan Sheikholeslami mengatakan bahwa pembalasan Iran terhadap kejahatan brutal yang dilakukan Israel adalah hal yang mutlak akan dilakukan.
"Respons kami dan pembalasan kami terhadap kejahatan brutal yang dilakukan rezim zionis ini adalah hal yang mutlak dan pasti," kata Sheikholeslami dalam pengarahan media di Kediaman Duta Besar Iran untuk Indonesia di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan bahwa pembalasan itu pasti akan terjadi. Tetapi, cara, waktu dan lokasi terkait pembalasan tersebut akan diputuskan oleh para pejabat tinggi Iran didasarkan pada kepentingan negara tersebut.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa aksi balasan itu akan menjadi pukulan besar bagi Israel dan akan dilakukan demi meningkatkan pertahanan dan perlindungan terhadap keamanan Iran.
Pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap Kepala Biro Politik Gerakan Hamas Palestina Ismail Haniyeh di ibu kota Teheran, kata dia, telah membuat masyarakat di negara itu sedih dan geram.
Atas aksi teror yang dilakukan Israel tersebut, masyarakat Iran menyampaikan tuntutan agar pemerintah melakukan aksi yang tegas terhadap kejadian tersebut.
Sementara itu, terkait kemungkinan penyusupan yang mungkin dilakukan kelompok Mossad Israel terkait pembunuhan Ismail Haniyeh, Sheikholeslami mengatakan bahwa berbagai institusi terkait di Iran sedang melakukan penelitian dan pendalaman.
"Dan untuk memberikan jawaban yang pasti dan tepat kepada anda, kita semua harus menunggu hasil laporan yang dikeluarkan atas penelitian yang sedang berlangsung," katanya.
Sheikholeslami menegaskan kembali keyakinannya bahwa Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas aksi teror tersebut dan AS juga dianggap turut bertanggung jawab karena menjadi menjadi pendukung utama Israel.
"Rezim zionis Israel 100 persen bertanggung jawab atas teror ini, dan Amerika Serikat harus ikut bertanggung jawab karena merupakan negara yang menjadi pendukung utama rezim zionis Israel," demikian katanya.
Barat serukan deeskalasi tapi bela Israel
Lima negara Barat pada Senin (12/8) menyerukan deeskalasi di Timur Tengah sambil menyuarakan dukungan mereka kepada Israel atas kemungkinan serangan balasan dari Iran.
Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, dan Italia dalam pernyataan bersama menyatakan dukungan penuh atas segala upaya yang dilakukan untuk meredakan ketegangan serta mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera di Gaza.
"Kami mendukung seruan Presiden Biden, Presiden Mesir Sisi, dan Presiden Qatar Amir Tamim untuk memulai kembali pembicaraan pada akhir pekan ini guna menyelesaikan kesepakatan secepat mungkin ... jangan lagi ada waktu yang terbuang," kata mereka.
Melalui pernyataan itu, kelima negara meminta semua pihak yang terkait memenuhi tanggung jawab. Mereka juga menyoroti pentingnya pengiriman dan pendistribusian bantuan ke Gaza tanpa dibatasi.
"Kami mendukung Israel mempertahankan diri dari agresi Iran dan serangan dari kelompok-kelompok teroris dukungan Iran," lanjut pernyataan itu.
Kelima negara meminta Iran tidak mengancam akan melakukan serangan militer ke Israel, karena tindakan itu dianggap mereka bisa membahayakan kestabilan regional.
Hamas dan Iran menuduh Israel sebagai pihak yang membunuh pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran bulan lalu, dan bersumpah akan melakukan pembalasan. Namun, Israel sendiri tidak membenarkan ataupun menyangkal tuduhan tersebut.
Sementara itu, Hizbullah Lebanon juga diperkirakan akan melakukan serangan balasan atas kematian Fuad Shukr, komandan senior kelompok itu dalam serangan udara di wilayah pinggiran selatan Beirut pada 30 Juli.
Shukr tewas sehari sebelum Haniyeh. Rentetan pembunuhan itu membuat kawasan tersebut berada di ambang perang lebih luas, sementara Israel terus melancarkan gempuran ke Jalur Gaza.
Hingga kini, jumlah warga Palestina yang meninggal dunia dalam perang di Gaza selama 10 bulan terakhir ini mencapai hampir 40.000 orang.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wamenlu Iran: Pembalasan kami terhadap kejahatan Israel adalah mutlak
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
"Respons kami dan pembalasan kami terhadap kejahatan brutal yang dilakukan rezim zionis ini adalah hal yang mutlak dan pasti," kata Sheikholeslami dalam pengarahan media di Kediaman Duta Besar Iran untuk Indonesia di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan bahwa pembalasan itu pasti akan terjadi. Tetapi, cara, waktu dan lokasi terkait pembalasan tersebut akan diputuskan oleh para pejabat tinggi Iran didasarkan pada kepentingan negara tersebut.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa aksi balasan itu akan menjadi pukulan besar bagi Israel dan akan dilakukan demi meningkatkan pertahanan dan perlindungan terhadap keamanan Iran.
Pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap Kepala Biro Politik Gerakan Hamas Palestina Ismail Haniyeh di ibu kota Teheran, kata dia, telah membuat masyarakat di negara itu sedih dan geram.
Atas aksi teror yang dilakukan Israel tersebut, masyarakat Iran menyampaikan tuntutan agar pemerintah melakukan aksi yang tegas terhadap kejadian tersebut.
Sementara itu, terkait kemungkinan penyusupan yang mungkin dilakukan kelompok Mossad Israel terkait pembunuhan Ismail Haniyeh, Sheikholeslami mengatakan bahwa berbagai institusi terkait di Iran sedang melakukan penelitian dan pendalaman.
"Dan untuk memberikan jawaban yang pasti dan tepat kepada anda, kita semua harus menunggu hasil laporan yang dikeluarkan atas penelitian yang sedang berlangsung," katanya.
Sheikholeslami menegaskan kembali keyakinannya bahwa Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas aksi teror tersebut dan AS juga dianggap turut bertanggung jawab karena menjadi menjadi pendukung utama Israel.
"Rezim zionis Israel 100 persen bertanggung jawab atas teror ini, dan Amerika Serikat harus ikut bertanggung jawab karena merupakan negara yang menjadi pendukung utama rezim zionis Israel," demikian katanya.
Barat serukan deeskalasi tapi bela Israel
Lima negara Barat pada Senin (12/8) menyerukan deeskalasi di Timur Tengah sambil menyuarakan dukungan mereka kepada Israel atas kemungkinan serangan balasan dari Iran.
Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, dan Italia dalam pernyataan bersama menyatakan dukungan penuh atas segala upaya yang dilakukan untuk meredakan ketegangan serta mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera di Gaza.
"Kami mendukung seruan Presiden Biden, Presiden Mesir Sisi, dan Presiden Qatar Amir Tamim untuk memulai kembali pembicaraan pada akhir pekan ini guna menyelesaikan kesepakatan secepat mungkin ... jangan lagi ada waktu yang terbuang," kata mereka.
Melalui pernyataan itu, kelima negara meminta semua pihak yang terkait memenuhi tanggung jawab. Mereka juga menyoroti pentingnya pengiriman dan pendistribusian bantuan ke Gaza tanpa dibatasi.
"Kami mendukung Israel mempertahankan diri dari agresi Iran dan serangan dari kelompok-kelompok teroris dukungan Iran," lanjut pernyataan itu.
Kelima negara meminta Iran tidak mengancam akan melakukan serangan militer ke Israel, karena tindakan itu dianggap mereka bisa membahayakan kestabilan regional.
Hamas dan Iran menuduh Israel sebagai pihak yang membunuh pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran bulan lalu, dan bersumpah akan melakukan pembalasan. Namun, Israel sendiri tidak membenarkan ataupun menyangkal tuduhan tersebut.
Sementara itu, Hizbullah Lebanon juga diperkirakan akan melakukan serangan balasan atas kematian Fuad Shukr, komandan senior kelompok itu dalam serangan udara di wilayah pinggiran selatan Beirut pada 30 Juli.
Shukr tewas sehari sebelum Haniyeh. Rentetan pembunuhan itu membuat kawasan tersebut berada di ambang perang lebih luas, sementara Israel terus melancarkan gempuran ke Jalur Gaza.
Hingga kini, jumlah warga Palestina yang meninggal dunia dalam perang di Gaza selama 10 bulan terakhir ini mencapai hampir 40.000 orang.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wamenlu Iran: Pembalasan kami terhadap kejahatan Israel adalah mutlak
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024