Badan Urusan Logistik (Bulog) Jawa Barat mengungkapkan beras produksi petani lokal pada periode Januari-Juli 2024 sebanyak 204 ribu ton.
"Dan kini stok di Bulog Jabar masih relatif aman tersisa sebanyak 193 ribu ton," kata Kepala Kantor Wilayah Bulog Jabar M Attar Rizal di Bandung, Senin.
Baca juga: Bulog Jabar serap panen petani hingga awal Juni 183.000 ton
Attar menyebut ketersediaan dan stabilitas harga pun diakuinya masih terkendali. Hal itu seiring dengan terus dilakukannya pendistribusian bantuan pangan dan beras SPHP serta operasi pasar sejak Januari-Juli 2024.
"Untuk membatasi inflasi. Sasaran sudah tepat, by name by address," ujar Attar.
Termasuk sekarang, dimana secara bertahap bantuan pangan tahap 3 diberikan sebanyak 44 ribu ton beras.
"Sejak 1 Agustus dan hari ini sudah empat persen (tersalurkan)," ucapnya.
Attar melanjutkan, bantuan pangan yang diberikan juga mengantisipasi kenaikan harga beras seiring naiknya harga gabah di tingkat petani.
Dia berharap, kenaikan harga gabah yang menguntungkan petani, tidak memengaruhi menurunnya daya beli masyarakat di pasar.
Sehingga serapan hasil produksi padi dapat terserap maksimal, di mana petani diuntungkan dan harga beras di pasar tetap stabil.
"Stabilisasi di produsen sudah berhasil. Tinggal konsumen, kita menggulirkan SPHP dan Bangpang. Kami akan optimalkan di serapan kedua ini. Bisa menambah stok dalam negeri," tuturnya.
Baca juga: Bey Machmudin benarkan beras Bulog di tingkat retail seret
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
"Dan kini stok di Bulog Jabar masih relatif aman tersisa sebanyak 193 ribu ton," kata Kepala Kantor Wilayah Bulog Jabar M Attar Rizal di Bandung, Senin.
Baca juga: Bulog Jabar serap panen petani hingga awal Juni 183.000 ton
Attar menyebut ketersediaan dan stabilitas harga pun diakuinya masih terkendali. Hal itu seiring dengan terus dilakukannya pendistribusian bantuan pangan dan beras SPHP serta operasi pasar sejak Januari-Juli 2024.
"Untuk membatasi inflasi. Sasaran sudah tepat, by name by address," ujar Attar.
Termasuk sekarang, dimana secara bertahap bantuan pangan tahap 3 diberikan sebanyak 44 ribu ton beras.
"Sejak 1 Agustus dan hari ini sudah empat persen (tersalurkan)," ucapnya.
Attar melanjutkan, bantuan pangan yang diberikan juga mengantisipasi kenaikan harga beras seiring naiknya harga gabah di tingkat petani.
Dia berharap, kenaikan harga gabah yang menguntungkan petani, tidak memengaruhi menurunnya daya beli masyarakat di pasar.
Sehingga serapan hasil produksi padi dapat terserap maksimal, di mana petani diuntungkan dan harga beras di pasar tetap stabil.
"Stabilisasi di produsen sudah berhasil. Tinggal konsumen, kita menggulirkan SPHP dan Bangpang. Kami akan optimalkan di serapan kedua ini. Bisa menambah stok dalam negeri," tuturnya.
Baca juga: Bey Machmudin benarkan beras Bulog di tingkat retail seret
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024