Masoud Pezeshkian pada Selasa (30/7) dilantik sebagai Presiden baru Iran dengan dihadiri para pejabat politik tingkat tinggi dan pejabat tinggi asing dalam upacara yang diadakan di parlemen.

Upacara pelantikan tersebut dilakukan setelah Pezeshkian mendapat dukungan resmi dari Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei pada Minggu (28/7), sejalan dengan Pasal 110 Konstitusi Iran.

Anggota parlemen reformis veteran berusia 69 tahun dan ahli bedah jantung ini mengalahkan saingan dari kubu konservatif dan mantan kepala badan keamanan, Saeed Jalili, dalam pemilihan presiden putaran kedua pada 5 Juli.

Setelah dilantik oleh Ketua Parlemen Mohammad Baqer Qalibaf, Pezeshkian menyampaikan pidato yang menguraikan prioritas kebijakan dalam dan luar negerinya.

Dia mengatakan pemilihan presiden dan formasi pemerintahan baru telah membuka "kesempatan baru" bagi Iran dan dunia, serta menggambarkan Kabinetnya sebagai "pemerintahan persatuan nasional."

Presiden baru Iran tersebut menegaskan bahwa dunia harus memanfaatkan “peluang unik” ini untuk menyelesaikan masalah regional dan global dengan partisipasi “Iran yang kuat, damai, dan bermartabat.

Pezeshkian berjanji pemerintahannya akan mengupayakan “kemajuan dan pembangunan yang adil dan berkelanjutan” untuk Iran serta meningkatkan situasi ekonomi dan kualitas hidup masyarakat di negara tersebut.

Dia juga berjanji untuk "membela kepentingan dan hak Iran dengan tegas" di panggung internasional, sambil memprioritaskan hubungan erat degan negara-negara tetangga, sejalan dengan pemerintahan sebelumnya.


Sumber: Anadolu

 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pezeshkian dilantik sebagai presiden baru Iran

Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024