Presiden RI terpilih sekaligus Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyebut bahwa pertanian merupakan sektor yang sangat penting sebagai penentu dalam menghadapi berbagai tantangan masa depan bangsa.
"Wakil menteri (pertanian) suatu posisi yang sangat strategis dan memikul tanggung jawab yang sangat besar. Ini bukan jabatan etok-etok bukan jabatan ringan, tetapi ini jabatan yang sangat berat dan penting karena nasib bangsa ada di dua bidang ini, satu mengatur keuangan negara di tengah dunia yang penuh ketidakpastian yang satu mengurus pangan," kata Prabowo dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Prabowo mengatakan hal tersebut saat menggelar acara syukuran atas kepercayaan negara terhadap Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dan Wakil Menteri Pertanian Sudaryono yang telah dilantik Presiden Joko Widodo pada Kamis (18/7).
Prabowo menyampaikan bahwa pertanian juga merupakan sektor yang paling strategis terutama dalam menumbuhkembangkan ekonomi di tengah ancaman krisis dunia.
Menurutnya, bidang pertanian maupun bidang keuangan yang memiliki tanggung jawab secara spesifik sangatlah vital karena berkaitan langsung dengan nasib rakyat Indonesia.
"Dua bidang ini sangat strategis dan saya percaya bahwa saudara-saudara akan memikul tanggung jawab itu dengan sekuat tenaga, penuh pengabdian, penuh cinta tanah air, bertanggung jawab mulai sekarang atas nasib Bangsa," katanya.
Prabowo memiliki perhatian khusus pada sektor pertanian yang merupakan sektor dasar bagi ketahanan rakyat. Ia ingin negara memperkuat produktivitas melalui teknologi mekanisasi, keterlibatan anak muda hingga hilirisasi industri.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman terus mempercepat akselerasi produksi yang difokuskan pada dua komoditas utama yaitu jagung dan beras.
Mentan telah memfasilitasi petani dengan tambahan alokasi pupuk subsidi, pembagian benih hingga mentransformasi pertanian tradisional ke pertanian modern.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden terpilih Prabowo: Pertanian penentu nasib Bangsa ke depan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024