Antarajawabarat.com, 24/2 - Sebanyak seratus tukang bangunan Kota Bandung mendapat pelatihan untuk mendapatkan sertifikasi keterampilan di bidang konstruksi.

"Jumlah tenaga kontruksi terampil Indonesia sekitar dua juta, namun baru 500 ribuan yang bersertifikasi. Pelatihan ini dalam rangka memberikan sertifikasi keterampilan bagi mereka sehingga memiliki peluang bersaing dengan tenaga kontruksi dari negara lain," kata Kepala Pusat Kompetensi dan pelatihan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum Masrianto di Bandung, Selasa.

Kegiatan pelatihan yang digelar di Kampus Politeknik Negeri Bandung itu digelar dalam program "Setara" yang digulirkan berama Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta produsen semen Indocement.

Masrianto menyebutkan, berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan kesempatan besar bagi dunia konstruksi Indonesia untuk mengirimkan tenaga terampil ke segala penjuru ASEAN.

Namun mereka menurut dia harus dibekali dengan keterampilan dan sertifikasi yang setara di ASEAN sehingga memiliki nilai lebih dan berdaya saing.

"Pemerintah bersama perguruan tinggi, lembaga terkait dan pihak swasta mencoba memfasilitasi sertifikasi itu, sehingga mereka menjadi tenaga konstruksi terampil bersertifikasi," kata Masrianto.

Sementara itu Direktur Indocement Daniel Kundjono menyebutkan pelatihan melalui program Setara atau Sekolah Tukang Semen Tiga Roda itu untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan para tenaga konstruksi agar setara dengan tenaga terampil dan bisa mencapai kepuasan pelanggan.

"Dalam pelatihan yang berlangsung tiga hari ini, para tukang tak hanya mendapat keterampilan, namun diberi pelatihan mengenai perundang-undangan terkait jasa konstruksi, praktik keselamatan dan kesehatan kerja (K3)," kata Direktur Indocement Daniel Kundjono.

Menurut dia, setelah mendapat sertifikai keahlian dari LPJK dapat menjadi tenaga kerja konstruksi yang profesional dan berkualitas dan diproyeksikan menjadi kontrak-kontraktor kecil.

"Mereka yang dilatih mendapatkan sertifikasi ini adalah para tukang dan para mandor. Mereka adalah ujung tombak dari pekerjaan dan proyek kosntruksi," kata Daniel.

Sementara itu Kepala Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Deddy Rudiana menyebutkan fasilitasi program sertifikasi yang melibatkan perguruan tinggi, pemerintah dan swasta merupakan langkah ideal dalam rangka mempercepat program sertifikasi profesi para tukang dan mandor konstruksi.

"Dalam proses sertifikasi ada proses uji kompeteni tukang, semuanya harus dilewati. Dan saya berharap mereka yang sudah memiliki kompetensi juga bisa menjadi assesor yang merupakan prasyaratnya," kata Deddy Rudiana.

Ia menyebutkan, jumlah assesor masih terbatas. Ia mencontohkan di Jawa Barat hanya terdapat 1.200 assesor, dan itu masih kurang.***3***

Pewarta:

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015