Pemerintah Kabupaten Cianjur Jawa Barat membuka peluang bagi lulusan kedokteran untuk menutupi kekurangan tenaga medis di Cianjur, terutama di daerah terujung yang hingga saat ini belum memiliki tenaga dokter.
Kepala Dinas Kesehatan Cianjur dr Yusman Faisal di Cianjur Jumat mengatakan, saat ini Cianjur kekurangan sekitar 1.500 orang dokter di mana rasionya satu dokter berbanding 1.500 penduduk, bahkan ada tiga puskesmas yang tidak memiliki dokter.
"Tercatat sampai saat jumlah dokter di Cianjur sekitar 1.000 orang termasuk dokter swasta, sedangkan penduduk Cianjur hingga saat ini sekitar 2,5 juta, kekurangan tenaga dokter mencapai 1.500 orang," katanya.
Dia menjelaskan, idealnya dengan jumlah penduduk lebih dari dua juta, Kabupaten Cianjur memiliki tambahan dokter sekitar 1.500 orang, guna memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal dari wilayah utara hingga selatan.
Karena itu, untuk menutupi kekurangan tenaga medis, pihaknya meluncurkan program Anjang Desa Pelayanan Dokter (Asapedo), di mana setiap dokter di puskesmas wajib memberikan pelayanan kesehatan selama satu pekan di desa.
"Saat ini setiap pekan ada dokter yang memberikan pelayan kesehatan di desa-desa, sehingga warga yang jauh dari puskesmas tidak perlu jauh-jauh datang, malah sebaliknya ketika warga sakit dokter yang datang ke rumah mereka," katanya.
Sejak jauh hari, tutur dia, pihaknya sudah membuka peluang bagi dokter muda atau lulusan kedokteran untuk bertugas di daerah terpencil di Cianjur, termasuk di sejumlah puskesmas yang hingga saat ini belum memiliki tenaga medis.
Puskesmas yang hingga saat ini belum memiliki tenaga medis atau dokter seperti Puskesmas Cikadu, Puskesmas Kalapanunggal, dan Puskesmas Cibuluh yang terletak di wilayah selatan Cianjur.
"Pelayanan di puskesmas yang belum ada dokternya sifatnya masih on call, artinya ketika ada pasien membutuhkan konsultasi dokter perawat akan melakukan sambungan telepon, dimana dokter dari puskesmas lain yang dekat dapat menerima panggilan," katanya.
Pihaknya mencatat siswa pendidikan dokter cukup banyak, namun minat untuk bekerja di daerah hanya sedikit, seperti daerah yang memang sangat ekstrem geografisnya seperti Cikadu dan Kalapanunggal.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Kepala Dinas Kesehatan Cianjur dr Yusman Faisal di Cianjur Jumat mengatakan, saat ini Cianjur kekurangan sekitar 1.500 orang dokter di mana rasionya satu dokter berbanding 1.500 penduduk, bahkan ada tiga puskesmas yang tidak memiliki dokter.
"Tercatat sampai saat jumlah dokter di Cianjur sekitar 1.000 orang termasuk dokter swasta, sedangkan penduduk Cianjur hingga saat ini sekitar 2,5 juta, kekurangan tenaga dokter mencapai 1.500 orang," katanya.
Dia menjelaskan, idealnya dengan jumlah penduduk lebih dari dua juta, Kabupaten Cianjur memiliki tambahan dokter sekitar 1.500 orang, guna memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal dari wilayah utara hingga selatan.
Karena itu, untuk menutupi kekurangan tenaga medis, pihaknya meluncurkan program Anjang Desa Pelayanan Dokter (Asapedo), di mana setiap dokter di puskesmas wajib memberikan pelayanan kesehatan selama satu pekan di desa.
"Saat ini setiap pekan ada dokter yang memberikan pelayan kesehatan di desa-desa, sehingga warga yang jauh dari puskesmas tidak perlu jauh-jauh datang, malah sebaliknya ketika warga sakit dokter yang datang ke rumah mereka," katanya.
Sejak jauh hari, tutur dia, pihaknya sudah membuka peluang bagi dokter muda atau lulusan kedokteran untuk bertugas di daerah terpencil di Cianjur, termasuk di sejumlah puskesmas yang hingga saat ini belum memiliki tenaga medis.
Puskesmas yang hingga saat ini belum memiliki tenaga medis atau dokter seperti Puskesmas Cikadu, Puskesmas Kalapanunggal, dan Puskesmas Cibuluh yang terletak di wilayah selatan Cianjur.
"Pelayanan di puskesmas yang belum ada dokternya sifatnya masih on call, artinya ketika ada pasien membutuhkan konsultasi dokter perawat akan melakukan sambungan telepon, dimana dokter dari puskesmas lain yang dekat dapat menerima panggilan," katanya.
Pihaknya mencatat siswa pendidikan dokter cukup banyak, namun minat untuk bekerja di daerah hanya sedikit, seperti daerah yang memang sangat ekstrem geografisnya seperti Cikadu dan Kalapanunggal.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024