Antarajawabarat.com, 7/1 - Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Cimahi memaksimalkan pemanfaatkan rektor kompos untuk mengatasi sampah di kota itu.
"Penanganan sampah juga dilakukan dengan mengoptimalkan pemanfaatan reaktor kompos, ada sepuluh titik di Cimahi," kata Kepala Dinas DKP Cimahi Nana Sujana di Cimahi, Rabu.
Menurut dia, melalui reaktor kompos itu, sampah akan dibakar dan abunya menjadi kompos. Namun di sisi lain jumlahnya masih terbatas, meski demikian tetap dimaksimalkan.
Selain itu, pemanganan sampah juga melibatkan bank sampah yang telah diluncurkan. Sampah-sampah yang bisa didaur ulang dikumpulkan dan dijual ke bank sampah, kemudian menjadi produk yang bernilai ekonomi.
Selain itu menanganan juga dilakukan di tempat pengelolaan sampah terpadu.
"Pengangkutan sampah masih terkendala armada. Kami butuh armada sampah lebih banyak lagi. Saat ini baru ada 28 unit, idealnya DKP memiliki 40 unit," katanya.
Selain terbatas, armada yang ada juga sudah usang sehingga tidak jarang mogok dan menjadi kendala dalam pengangkutan sampah. Akibatnya jadwal pengangkutan menjadi terkendala.
Dia menyebutkan produksi sampah warga Cimahi dalam setiap bulannya mencapai 120-150 ton.
Pengelolaan sampah di Cimahi sudah diatasi lewat berbagai cara seperti 3R, reaktor kompos hingga tempat pengolahan sampah terpadu.
Upaya tersebut bukan berarti tanpa kendala. Karena masalahnya selama ini belum ada dipemilahan di sumber atau rumah tangga sehingga sampah masih bercampur.
"Harapan ke depan masyarakat kian sadar memilah mana sampah organik dan yang bukan, sehingga nantinya bisa mempermudah pengolahan dan pengangkutannya," kata Nana Sujana menambahkan.***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015
"Penanganan sampah juga dilakukan dengan mengoptimalkan pemanfaatan reaktor kompos, ada sepuluh titik di Cimahi," kata Kepala Dinas DKP Cimahi Nana Sujana di Cimahi, Rabu.
Menurut dia, melalui reaktor kompos itu, sampah akan dibakar dan abunya menjadi kompos. Namun di sisi lain jumlahnya masih terbatas, meski demikian tetap dimaksimalkan.
Selain itu, pemanganan sampah juga melibatkan bank sampah yang telah diluncurkan. Sampah-sampah yang bisa didaur ulang dikumpulkan dan dijual ke bank sampah, kemudian menjadi produk yang bernilai ekonomi.
Selain itu menanganan juga dilakukan di tempat pengelolaan sampah terpadu.
"Pengangkutan sampah masih terkendala armada. Kami butuh armada sampah lebih banyak lagi. Saat ini baru ada 28 unit, idealnya DKP memiliki 40 unit," katanya.
Selain terbatas, armada yang ada juga sudah usang sehingga tidak jarang mogok dan menjadi kendala dalam pengangkutan sampah. Akibatnya jadwal pengangkutan menjadi terkendala.
Dia menyebutkan produksi sampah warga Cimahi dalam setiap bulannya mencapai 120-150 ton.
Pengelolaan sampah di Cimahi sudah diatasi lewat berbagai cara seperti 3R, reaktor kompos hingga tempat pengolahan sampah terpadu.
Upaya tersebut bukan berarti tanpa kendala. Karena masalahnya selama ini belum ada dipemilahan di sumber atau rumah tangga sehingga sampah masih bercampur.
"Harapan ke depan masyarakat kian sadar memilah mana sampah organik dan yang bukan, sehingga nantinya bisa mempermudah pengolahan dan pengangkutannya," kata Nana Sujana menambahkan.***4***
Editor : Syarif Abdullah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015