Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi mencatat sepanjang Januari hingga April 2024 telah terjadi 167 kejadian bencana di Kota Sukabumi Jawa Barat, yang dampaknya dua orang meninggal dunia.
"Dari hasil rekapitulasi dampak bencana selain mengakibatkan dua orang meninggal, juga terdapat dua warga mengalami luka ringan dan empat orang mengungsi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Novian Rahmat di Sekretariat BPBD Kota Sukabumi, Sabtu.
Menurut Novian, untuk jumlah warga yang terdampak bencana sebanyak 280 kepala keluarga atau 287 jiwa. Sementara untuk jumlah bangunan rusak tercatat ada 385 unit dengan rincian 32 unit rusak berat, 97 unit rusak sedang, dan 256 unit rusak ringan.
Dari 167 kejadian bencana itu, paling tinggi terjadi pada April sebanyak 72 kejadian, Januari 36 kejadian, Februari 18 kejadian, dan untuk Maret sebanyak 39 kejadian dengan total kerugian mencapai Rp2,3 miliar.
Dia menjelaskan, bencana hidrometeorologi masih mendominasi kejadian bencana seperti pada April, cuaca ekstrem sebanyak 28 kejadian, tanah longsor sebanyak 16 kejadian, banjir 15 kejadian, angin puting beliung dan gempa bumi masing-masing lima kejadian, dan kebakaran tiga kejadian.
Pada sisi lain, Novian mengatakan, untuk Mei diprediksi bencana masih akan didominasi oleh bencana hidrometerologi seperti cuaca ekstrem, angin puting beliung, banjir dan longsor.
Selain itu, warga pun diimbau untuk mewaspadai terjadinya bencana kebakaran baik permukiman maupun lahan, karena dalam beberapa hari terakhir wilayah Kota Sukabumi sempat tidak turun hujan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
"Dari hasil rekapitulasi dampak bencana selain mengakibatkan dua orang meninggal, juga terdapat dua warga mengalami luka ringan dan empat orang mengungsi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Novian Rahmat di Sekretariat BPBD Kota Sukabumi, Sabtu.
Menurut Novian, untuk jumlah warga yang terdampak bencana sebanyak 280 kepala keluarga atau 287 jiwa. Sementara untuk jumlah bangunan rusak tercatat ada 385 unit dengan rincian 32 unit rusak berat, 97 unit rusak sedang, dan 256 unit rusak ringan.
Dari 167 kejadian bencana itu, paling tinggi terjadi pada April sebanyak 72 kejadian, Januari 36 kejadian, Februari 18 kejadian, dan untuk Maret sebanyak 39 kejadian dengan total kerugian mencapai Rp2,3 miliar.
Dia menjelaskan, bencana hidrometeorologi masih mendominasi kejadian bencana seperti pada April, cuaca ekstrem sebanyak 28 kejadian, tanah longsor sebanyak 16 kejadian, banjir 15 kejadian, angin puting beliung dan gempa bumi masing-masing lima kejadian, dan kebakaran tiga kejadian.
Pada sisi lain, Novian mengatakan, untuk Mei diprediksi bencana masih akan didominasi oleh bencana hidrometerologi seperti cuaca ekstrem, angin puting beliung, banjir dan longsor.
Selain itu, warga pun diimbau untuk mewaspadai terjadinya bencana kebakaran baik permukiman maupun lahan, karena dalam beberapa hari terakhir wilayah Kota Sukabumi sempat tidak turun hujan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024