Antarajawabarat.com, 9/12 - Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melakukan koordinasi dengan bidan dan Rumah Sakit untuk menyampaikan langsung program KB kepada ibu yang baru selesai melahirkan sebagai upaya meningkatkan peserta KB.

"Perlu melakukan koordinasi dengan bidan dan Rumah Sakit sehingga bisa diberikan penyuluhan dan konseling kepada mereka yang melahirkan," kata Kepala Perwakilan BKKBN Sugiri saat rapat penyampaian program KB kepada Peserta Peningkatan Pencapaian Aseptor KB di Bandung, Senin.

Ia menuturkan, seperti angka kelahiran di Jabar tergolong masih tinggi dibandingkan daerah lainnya, setiap tahunnya berjumlah 800 ribu sampai 900 ribu angka kelahiran.

Sebesar 30 persen, lanjut dia, melahirkan di Rumah Sakit dan sisanya 70 persen dari angka kelahiran setiap tahun itu dilakukan di bidan, klinik, dan Rumah Bersalin.

Berdasarkan data itu, kata dia, hanya sekitar 10 persen ibu yang baru melahirkan memutuskan untuk menggunakan alat kontrasepsi, sisanya tidak langsung memasang dengan berbagai alasan.

"Kedepannya akan lebih ditekankan lagi pada konseling dan KIE sehingga bisa terkoordinisasi dengan baik untuk menangani 900 ribu ibu melahirkan itu," katanya.

Persoalan angka melahirkan itu, kata Sugiri, menjadi tantangan sehingga akan dijadikan sasaran untuk meningkatkan peserta KB.

Ia berharap, peran bidan dapat aktif untuk mendorong peningkatan peserta KB, sehingga petugas BKKBN tidak perlu ke rumah warga sasaran program KB.

"Kita tidak usah mengejar mereka ke rumah masing-masing cukup mendatangi rumah sakit dan tempat persalinan," katanya.

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014