Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat menyebutkan bahwa hasil uji lab sampel makanan yang menyebabkan puluhan warga keracunan dan dua orang meninggal dunia di Cianjur, akan selesai dalam tiga sampai empat hari setelah sampel masuk lab.
"Sekitar tiga sampai empat hari, dengan demikian akan diketahui secara pasti apa penyebab utama yang mengakibatkan puluhan orang keracunan itu," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Jabar, Rochady Hendra Setya Wibawa, saat dikonfirmasi di Bandung, Selasa.
Saat ini, kata Rochady, pihaknya telah mengambil sampel makanan yang dihidangkan di resepsi pernikahan itu yang menyebabkan puluhan warga di Kampung Cukanggeleuh, Desa Cibodas, Kecamatan Cijadi, Kabupaten Cianjur, keracunan.
"Semua kita ambil, nanti kita lihat apakah keracunannya dari nasi, atau lauk pauknya. Itu nanti kita periksa sampelnya karena kita kan ingin tahu penyebab keracunan itu makanan yang mana," ucap dia.
Rochady mengungkapkan pemeriksaan terhadap sampel makanan tersebut, diarahkan untuk dilakukan langsung di Laboratorium Dinkes Cianjur agar bisa lebih cepat keluar hasilnya.
"Tapi kalau mereka tidak sanggup, tentunya kita akan serahkan ke Jabar," ujar Rochady.
Dia juga mengimbau pada masyarakat agar jangan menganggap enteng masyarakat penyakit diare yang disebabkan oleh keracunan makanan.
Bila mengalami hal tersebut sebaiknya segera berobat ke klinik atau Puskesmas terdekat, sehingga bisa segera ditanggulangi agar tidak semakin parah.
"Jadi harus secepat mungkin ke pelayanan kesehatan terdekat untuk dilakukan infus. Karena obat pertama diare itu infus. Jadi cairannya harus digantikan. Masalah nanti apakah harus minum antibiotik, dan lain-lain, itu belakangan, yang penting cairannya yang kebuang harus tergantikan dulu," tutur Rochady.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (DInkes) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menyebutkan dua orang meninggal dunia akibat keracunan massal di Desa Cibodas, Kecamatan Cijati.
"Dua korban meninggal dunia atas nama Solihin dan Rohiman yang merupakan warga yang menggelar hajatan pernikahan anaknya. Korban Rohiman meninggal di RSUD Pagelaran, sedangkan Solihin meninggal di rumah," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Cianjur dr Frida Layla Yahya, di Cianjur, Senin (22/4).
Saat ini, menurut dia, sebanyak 56 korban keracunan yang sempat menjalani perawatan di puskesmas setempat sudah pulang, dan tinggal lima orang yang menjalani perawatan karena masih mengeluhkan pusing dan mual.
Kepala Puskesmas Cijati Linda mengatakan bahwa pertama kali pihaknya menerima lima warga yang mengeluhkan pusing, mual, dan muntah pada Sabtu (20/4) pagi, hingga Ahad (21/4) petang, banyak warga yang datang dengan keluhan yang sama, sehingga total 56 orang.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dinkes: Hasil uji sampel makanan beracun Cianjur selesai 3-4 hari
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
"Sekitar tiga sampai empat hari, dengan demikian akan diketahui secara pasti apa penyebab utama yang mengakibatkan puluhan orang keracunan itu," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Jabar, Rochady Hendra Setya Wibawa, saat dikonfirmasi di Bandung, Selasa.
Saat ini, kata Rochady, pihaknya telah mengambil sampel makanan yang dihidangkan di resepsi pernikahan itu yang menyebabkan puluhan warga di Kampung Cukanggeleuh, Desa Cibodas, Kecamatan Cijadi, Kabupaten Cianjur, keracunan.
"Semua kita ambil, nanti kita lihat apakah keracunannya dari nasi, atau lauk pauknya. Itu nanti kita periksa sampelnya karena kita kan ingin tahu penyebab keracunan itu makanan yang mana," ucap dia.
Rochady mengungkapkan pemeriksaan terhadap sampel makanan tersebut, diarahkan untuk dilakukan langsung di Laboratorium Dinkes Cianjur agar bisa lebih cepat keluar hasilnya.
"Tapi kalau mereka tidak sanggup, tentunya kita akan serahkan ke Jabar," ujar Rochady.
Dia juga mengimbau pada masyarakat agar jangan menganggap enteng masyarakat penyakit diare yang disebabkan oleh keracunan makanan.
Bila mengalami hal tersebut sebaiknya segera berobat ke klinik atau Puskesmas terdekat, sehingga bisa segera ditanggulangi agar tidak semakin parah.
"Jadi harus secepat mungkin ke pelayanan kesehatan terdekat untuk dilakukan infus. Karena obat pertama diare itu infus. Jadi cairannya harus digantikan. Masalah nanti apakah harus minum antibiotik, dan lain-lain, itu belakangan, yang penting cairannya yang kebuang harus tergantikan dulu," tutur Rochady.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (DInkes) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menyebutkan dua orang meninggal dunia akibat keracunan massal di Desa Cibodas, Kecamatan Cijati.
"Dua korban meninggal dunia atas nama Solihin dan Rohiman yang merupakan warga yang menggelar hajatan pernikahan anaknya. Korban Rohiman meninggal di RSUD Pagelaran, sedangkan Solihin meninggal di rumah," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Cianjur dr Frida Layla Yahya, di Cianjur, Senin (22/4).
Saat ini, menurut dia, sebanyak 56 korban keracunan yang sempat menjalani perawatan di puskesmas setempat sudah pulang, dan tinggal lima orang yang menjalani perawatan karena masih mengeluhkan pusing dan mual.
Kepala Puskesmas Cijati Linda mengatakan bahwa pertama kali pihaknya menerima lima warga yang mengeluhkan pusing, mual, dan muntah pada Sabtu (20/4) pagi, hingga Ahad (21/4) petang, banyak warga yang datang dengan keluhan yang sama, sehingga total 56 orang.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dinkes: Hasil uji sampel makanan beracun Cianjur selesai 3-4 hari
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024