Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, diperkirakan bergerak menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap data perekonomian global.
IHSG dibuka melemah 40,09 poin atau 0,54 persen ke posisi 7.337,66. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 8,78 poin atau 0,88 persen ke posisi 993,12.
“Melihat pergerakan IHSG kemarin, kami memproyeksikan IHSG hari ini menguat dengan level resistance di 7.390 dan 7.410 dengan level support saat ini di 7.350 dan 7.322,” ujar Retail Research Analyst BNI Sekuritas Kevin Juido Hutabarat di Jakarta, Selasa.
Dari mancanegara, pergerakan bursa saham Asia dipengaruhi oleh komentar para pengambil kebijakan yaitu The Fed yang memberikan petunjuk mengenai penilaian ekonomi dan prospek kebijakan suku bunga acuannya.
Selain itu, pelaku pasar di Asia Pasifik mencermati laporan inflasi periode Februari 2024 dari kawasan Singapura dan Malaysia yang dirilis Senin (25/3) kemarin, dan data inflasi Australia yang akan dirilis pada Rabu (27/3), serta data inflasi Jepang pada Jumat (29/3).
Dari Amerika Serikat (AS), akan ada laporan data Personal Consumption Expenditure (PCE) Price Index pada Jumat (29/03), yang merupakan indikator favorit The Fed untuk mengukur inflasi di AS, dan diperkirakan akan memperlihatkan laju kenaikan harga-harga yang masih cukup tinggi pada Februari 2024.
PCE Price Index di AS diperkirakan akan tumbuh 0,4 persen month to month (mtm) pada Februari 2024, atau lebih cepat dari laju kenaikan 0,3 persen (mtm) pada bulan sebelumnya.
Dari dalam negeri, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga 15 Maret 2024 tercatat surplus Rp22,8 triliun atau 0,1 persen dari PDB dengan keseimbangan primer yang juga surplus Rp132,1 triliun.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG diprediksi menguat saat pasar "wait and see" data ekonomi global
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
IHSG dibuka melemah 40,09 poin atau 0,54 persen ke posisi 7.337,66. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 8,78 poin atau 0,88 persen ke posisi 993,12.
“Melihat pergerakan IHSG kemarin, kami memproyeksikan IHSG hari ini menguat dengan level resistance di 7.390 dan 7.410 dengan level support saat ini di 7.350 dan 7.322,” ujar Retail Research Analyst BNI Sekuritas Kevin Juido Hutabarat di Jakarta, Selasa.
Dari mancanegara, pergerakan bursa saham Asia dipengaruhi oleh komentar para pengambil kebijakan yaitu The Fed yang memberikan petunjuk mengenai penilaian ekonomi dan prospek kebijakan suku bunga acuannya.
Selain itu, pelaku pasar di Asia Pasifik mencermati laporan inflasi periode Februari 2024 dari kawasan Singapura dan Malaysia yang dirilis Senin (25/3) kemarin, dan data inflasi Australia yang akan dirilis pada Rabu (27/3), serta data inflasi Jepang pada Jumat (29/3).
Dari Amerika Serikat (AS), akan ada laporan data Personal Consumption Expenditure (PCE) Price Index pada Jumat (29/03), yang merupakan indikator favorit The Fed untuk mengukur inflasi di AS, dan diperkirakan akan memperlihatkan laju kenaikan harga-harga yang masih cukup tinggi pada Februari 2024.
PCE Price Index di AS diperkirakan akan tumbuh 0,4 persen month to month (mtm) pada Februari 2024, atau lebih cepat dari laju kenaikan 0,3 persen (mtm) pada bulan sebelumnya.
Dari dalam negeri, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga 15 Maret 2024 tercatat surplus Rp22,8 triliun atau 0,1 persen dari PDB dengan keseimbangan primer yang juga surplus Rp132,1 triliun.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG diprediksi menguat saat pasar "wait and see" data ekonomi global
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024