Antarajawabarat.com,8/9 - Para perajian alat dapur berbahan tembaga dan alumunium di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terancam gulung tikar akibat terdesak peralatan masak moderen.
Taryana, salah seorang perajin di Desa Cipaku, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung, kepada wartawan di Bandung, Minggu, mengatakan, perajin alat dapur di desanya terancam gulung tikar akibat persaingan dengan alat masak moderen seperti magicom. Kini mereka beralih mencari penghasilan lain.
Ia mengatakan, alat dapur berbahan tembaga dan aluminium yang dihasilkan perajin Desa Cipaku dibutuhkan oleh warga Bandung, bahkan dirinya sempat pasok Sumatera, Kalimantan. Semuanya tinggal kenangan karena mereka tidak mampu berproduksi kembali.
"Harga bahan baku tembaga dan alumunium sulit dijangkau oleh perajin, selain itu konsumen beralih menggunakan alat masak moderen," katanya.
Menurut dia, usaha kerajinan alat dapur berbahan tembaga dan alumunium dikerjakan secara tradisional, kata dia, sehingga mampu menyerap tenaga kerja maksimal, selain untuk bagian produksi sebagian warga memilih menjadi tenaga penjualan.
Sementara itu, Sadi, mantan perajin alat dapur lain di Cipaku mengaku, produksi kerajinan alat dapur berbahan tembaga dan alumunium yang dihasilkan oleh masyarakat Cijengkol Desa Cipaku Kecematan Paseh, sudah dikerjakan ratusan tahun lalu.
Kini, kata Sadi, mereka tidak mampu produksi akibat terdesak alat memasak moderen, padahal merupakan penghasilan utama warga Kabupaten Bandung, sebagian mereka mencari penghasilan jadi buruh angkut di pasar dan bertani.
Dadang, pedagang alat dapur di pasar Majalaya menuturkan, alat dapur berbahan tembaga dan alumunium yang diproduksi warga Cijengkol sebelumnya laris, karena tahan lama dan unik, kini barang tersebut tidak dibutuhkan konsumen karena mereka memilih gunakan alat masak moderen. ***2***
Enjang S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014
Taryana, salah seorang perajin di Desa Cipaku, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung, kepada wartawan di Bandung, Minggu, mengatakan, perajin alat dapur di desanya terancam gulung tikar akibat persaingan dengan alat masak moderen seperti magicom. Kini mereka beralih mencari penghasilan lain.
Ia mengatakan, alat dapur berbahan tembaga dan aluminium yang dihasilkan perajin Desa Cipaku dibutuhkan oleh warga Bandung, bahkan dirinya sempat pasok Sumatera, Kalimantan. Semuanya tinggal kenangan karena mereka tidak mampu berproduksi kembali.
"Harga bahan baku tembaga dan alumunium sulit dijangkau oleh perajin, selain itu konsumen beralih menggunakan alat masak moderen," katanya.
Menurut dia, usaha kerajinan alat dapur berbahan tembaga dan alumunium dikerjakan secara tradisional, kata dia, sehingga mampu menyerap tenaga kerja maksimal, selain untuk bagian produksi sebagian warga memilih menjadi tenaga penjualan.
Sementara itu, Sadi, mantan perajin alat dapur lain di Cipaku mengaku, produksi kerajinan alat dapur berbahan tembaga dan alumunium yang dihasilkan oleh masyarakat Cijengkol Desa Cipaku Kecematan Paseh, sudah dikerjakan ratusan tahun lalu.
Kini, kata Sadi, mereka tidak mampu produksi akibat terdesak alat memasak moderen, padahal merupakan penghasilan utama warga Kabupaten Bandung, sebagian mereka mencari penghasilan jadi buruh angkut di pasar dan bertani.
Dadang, pedagang alat dapur di pasar Majalaya menuturkan, alat dapur berbahan tembaga dan alumunium yang diproduksi warga Cijengkol sebelumnya laris, karena tahan lama dan unik, kini barang tersebut tidak dibutuhkan konsumen karena mereka memilih gunakan alat masak moderen. ***2***
Enjang S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014