Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Garut, Jawa Barat, menggelar pasar murah yang menyediakan sejumlah komoditas pangan dalam rangka menurunkan harga kebutuhan pokok masyarakat di pasaran menjelang Ramadhan 1445 H.
"Paling tidak pertama harga stabil, paling tidak ini bisa menurunkan harga yang cukup tinggi, apalagi bulan Ramadhan, karena Ramadhan cepat naik," kata Kepala DKP Kabupaten Garut Yani Yuliani saat pasar murah di Kantor DKP Garut, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, Selasa.
Baca juga: Hasil cek Satgas Pangan Garut, beras di pasaran tersedia cukup
Ia menuturkan kegiatan tersebut merupakan program rutin yang dilaksanakan untuk membantu masyarakat mendapatkan pangan dengan harga murah, sekaligus upaya pemerintah menekan harga kebutuhan pokok masyarakat yang mengalami kenaikan di pasaran.
Komoditas yang dijual murah ke masyarakat, kata dia, di antaranya yang paling utama beras dari Bulog yang disiapkan sebanyak 5 ton dengan harga jual Rp10.900 per kilogram atau lebih murah dibandingkan di pasaran yang mencapai Rp16 ribu sampai Rp17 ribu per kilogram.
"Kami mengeluarkan harga beras dengan sangat terjangkau, di pasaran Rp16 ribu Rp17 ribu, ini beras SPHP dari Bulog bisa di harga Rp10.900, ini harga eceran tertinggi, tidak boleh dijual di atas itu," katanya.
Ia menyebutkan jenis beras lainnya yang dijual langsung oleh petani di Garut dalam pasar murah itu dengan harga Rp14.000 per kilogram untuk premium atau lebih murah dibandingkan dengan beras sama di pasaran yang mencapai Rp18 ribu per kilogram.
Selain beras, lanjut dia, ada komoditas lainnya yang disubsidi oleh pemerintah sehingga harganya akan lebih murah dibandingkan dengan harga di pasaran seperti gula pasir, minyak goreng, terigu, telur, dan juga sejumlah sayuran yang dijual dari kelompok tani.
"Dengan kegiatan ini saya berharap 'output'-nya, satu masyarakat bisa mengakses pangan dengan mudah dan terjangkau," katanya.
Ia menambahkan kegiatan pasar murah itu terbuka bagi masyarakat umum yang sebelumnya sudah diberikan kupon untuk membatasi pembelian, sehingga penjualannya bisa merata ke masyarakat, begitu juga pegawai di lingkungan perkantoran bisa belanja di pasar murah itu.
DKP Garut, kata dia, dalam pasar murah itu melibatkan Bulog, kemudian kelompok tani dan pelaku usaha tani lainnya yang dipersilakan berjualan langsung produk pertaniannya dengan harga jauh lebih murah dibandingkan di pasaran.
"Petani menjual langsung ke masyarakat itu untuk memutus rantai penjualan yang terlalu panjang, petani punya produk kita persilakan, kalau terlalu panjang harga bisa naik, di sini petani langsung ke konsumen," katanya.
Sebelumnya, kegiatan pasar pangan murah juga pernah dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Garut, kemudian Kepolisian Resor Garut juga pernah menggelar kegiatan sama bekerja sama dengan Bulog untuk menjual beras SPHP ke masyarakat.
Baca juga: Pj Bupati Garut pastikan stok bantuan pangan tak kedaluwarsa
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
"Paling tidak pertama harga stabil, paling tidak ini bisa menurunkan harga yang cukup tinggi, apalagi bulan Ramadhan, karena Ramadhan cepat naik," kata Kepala DKP Kabupaten Garut Yani Yuliani saat pasar murah di Kantor DKP Garut, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, Selasa.
Baca juga: Hasil cek Satgas Pangan Garut, beras di pasaran tersedia cukup
Ia menuturkan kegiatan tersebut merupakan program rutin yang dilaksanakan untuk membantu masyarakat mendapatkan pangan dengan harga murah, sekaligus upaya pemerintah menekan harga kebutuhan pokok masyarakat yang mengalami kenaikan di pasaran.
Komoditas yang dijual murah ke masyarakat, kata dia, di antaranya yang paling utama beras dari Bulog yang disiapkan sebanyak 5 ton dengan harga jual Rp10.900 per kilogram atau lebih murah dibandingkan di pasaran yang mencapai Rp16 ribu sampai Rp17 ribu per kilogram.
"Kami mengeluarkan harga beras dengan sangat terjangkau, di pasaran Rp16 ribu Rp17 ribu, ini beras SPHP dari Bulog bisa di harga Rp10.900, ini harga eceran tertinggi, tidak boleh dijual di atas itu," katanya.
Ia menyebutkan jenis beras lainnya yang dijual langsung oleh petani di Garut dalam pasar murah itu dengan harga Rp14.000 per kilogram untuk premium atau lebih murah dibandingkan dengan beras sama di pasaran yang mencapai Rp18 ribu per kilogram.
Selain beras, lanjut dia, ada komoditas lainnya yang disubsidi oleh pemerintah sehingga harganya akan lebih murah dibandingkan dengan harga di pasaran seperti gula pasir, minyak goreng, terigu, telur, dan juga sejumlah sayuran yang dijual dari kelompok tani.
"Dengan kegiatan ini saya berharap 'output'-nya, satu masyarakat bisa mengakses pangan dengan mudah dan terjangkau," katanya.
Ia menambahkan kegiatan pasar murah itu terbuka bagi masyarakat umum yang sebelumnya sudah diberikan kupon untuk membatasi pembelian, sehingga penjualannya bisa merata ke masyarakat, begitu juga pegawai di lingkungan perkantoran bisa belanja di pasar murah itu.
DKP Garut, kata dia, dalam pasar murah itu melibatkan Bulog, kemudian kelompok tani dan pelaku usaha tani lainnya yang dipersilakan berjualan langsung produk pertaniannya dengan harga jauh lebih murah dibandingkan di pasaran.
"Petani menjual langsung ke masyarakat itu untuk memutus rantai penjualan yang terlalu panjang, petani punya produk kita persilakan, kalau terlalu panjang harga bisa naik, di sini petani langsung ke konsumen," katanya.
Sebelumnya, kegiatan pasar pangan murah juga pernah dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Garut, kemudian Kepolisian Resor Garut juga pernah menggelar kegiatan sama bekerja sama dengan Bulog untuk menjual beras SPHP ke masyarakat.
Baca juga: Pj Bupati Garut pastikan stok bantuan pangan tak kedaluwarsa
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024