Presiden RI Joko Widodo menyebutkan perubahan iklim dan cuaca menyebabkan terjadinya gagal panen sehingga menjadi penyebab harga beras di seluruh dunia, termasuk Indonesia mengalami kenaikan.
"Harga beras di seluruh negara, di dunia itu sekarang naik, tidak hanya di Indonesia saja, di semua negara harganya naik. Kenapa naik? Karena ada yang namanya perubahan iklim, perubahan cuaca sehingga banyak yang gagal panen," kata Presiden Jokowi saat menyerahkan bantuan beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Tangerang Selatan, Banten, Senin.
Presiden Jokowi menjelaskan bahwa konsumsi beras di Indonesia tidak mengalami perubahan, namun produksinya berkurang, sehingga terjadi kekurangan suplai yang berakibat pada kenaikan harga.
Berdasarkan situs resmi Badan Pangan Nasional yang diakses Senin, harga rata-rata beras premium secara nasional mencapai Rp16.100 per kg.
Harga rata-rata beras di Jakarta bahkan mencapai Rp16.500 per kg. Sementara itu, harga tertinggi terjadi di Provinsi Papua Pegunungan yang mencapai Rp23.800 per kg, sedangkan harga terendah di Aceh sebesar Rp14.850 per kg.
Pemerintah pun menyalurkan bantuan beras untuk kepada 22 juta KPM, berdasarkan data yang dikelola oleh Kemenko PMK. Bantuan tersebut bertujuan meringankan beban KPM terhadap kenaikan harga beras ini.
"Pemerintah kita membantu bantuan beras ini agar meringankan ibu-ibu semuanya karena tadi harganya naik," kata Presiden.
Bantuan Pangan Beras telah terlaksana sejak awal tahun 2023 dalam 2 tahapan dan kemudian dilanjutkan lagi pada tahun 2024.
Bantuan pangan beras di 2024 disalurkan mulai Januari sampai Juni. Presiden Jokowi menekankan bahwa bantuan akan diperpanjang jika APBN masih memungkinkan.
"Jadi ini Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni. Nanti setelah Juni kita liat APBN-nya mencukupi atau tidak. Kalau mencukupi kita lanjutkan," kata Jokowi.
Sementara itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan melakukan peninjauan terhadap stok beras di ritel modern untuk memastikan ketersediaan dan harga yang stabil bagi masyarakat.
“Saya ngecek beras, di pasar ritel modern,” kata Zulkifli di sela peninjauan di salah satu pusat perbelanjaan Transmart Mall Kota Kasablangka di Jakarta, Senin,
Dalam kunjungannya, Zulkifli mengamati bahwa suplai beras premium di pasar ritel modern mengalami kenaikan harga, sehingga sebagian ritel memilih untuk tidak mengambil persediaan baru karena harga sudah melampaui harga eceran tertinggi (HET).
Meskipun demikian, Zulkifli mengatakan masih ada juga ritel yang tetap menjual beras di atas HET.
“Memang suplai untuk premium harganya sudah naik jadi sebagian ritel modern tidak ambil karena belinya sudah di atas HET. Tetapi masih ada sebagian ritel tetap ambil jualnya di atas HET,” ucap Zulkifli.
Zulkifli mengaku akan menyelidiki lebih lanjut penyebab kenaikan harga tersebut guna mencari solusi yang tepat.
Dia menilai kenaikan harga beras premium setelah Pemilu sebagian besar terjadi akibat peningkatan permintaan dan pasokan yang rendah.
Selain itu, Mendag menilai bahwa dampak dari fenomena El Nino yang menyebabkan penundaan panen dan berkurangnya pasokan beras.
Sebagai upaya penanggulangan, lanjut Zulkifli, pemerintah memutuskan untuk mempercepat distribusi beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) dari Bulog.
“Pemerintah mengambil solusi mempercepat beras SPHP dari Bulog. Tadi kita lihat SPHP kan. Itu harganya tentu harga subsidi, dijualnya yang 5 kg itu Rp54.000, sudah ada untung dalam itu,” ujar Zulkifli.
Namun, lanjut Zulkifli, penjualan beras SPHP meningkat drastis karena kenaikan harga beras premium. Hal ini menyebabkan cepatnya habisnya persediaan beras SPHP di pasar.
Oleh karena itu, tambah Zulkifli, akan diadakan rapat koordinasi untuk menambah pasokan beras SPHP agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih baik.
“Jadi ada yang masih ada (beras SPHP) ada juga yang kurang. Inilah nanti yang akan kita rapatkan agar nanti suplainya bisa ditambah,” kata Zulkifli.
Selain ketersediaan beras, Mendag Zulkifli juga melihat ketersediaan minyak goreng yang ada di ritel modern tersebut.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jokowi sebut perubahan iklim jadi sebab harga beras di Indonesia naik
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
"Harga beras di seluruh negara, di dunia itu sekarang naik, tidak hanya di Indonesia saja, di semua negara harganya naik. Kenapa naik? Karena ada yang namanya perubahan iklim, perubahan cuaca sehingga banyak yang gagal panen," kata Presiden Jokowi saat menyerahkan bantuan beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Tangerang Selatan, Banten, Senin.
Presiden Jokowi menjelaskan bahwa konsumsi beras di Indonesia tidak mengalami perubahan, namun produksinya berkurang, sehingga terjadi kekurangan suplai yang berakibat pada kenaikan harga.
Berdasarkan situs resmi Badan Pangan Nasional yang diakses Senin, harga rata-rata beras premium secara nasional mencapai Rp16.100 per kg.
Harga rata-rata beras di Jakarta bahkan mencapai Rp16.500 per kg. Sementara itu, harga tertinggi terjadi di Provinsi Papua Pegunungan yang mencapai Rp23.800 per kg, sedangkan harga terendah di Aceh sebesar Rp14.850 per kg.
Pemerintah pun menyalurkan bantuan beras untuk kepada 22 juta KPM, berdasarkan data yang dikelola oleh Kemenko PMK. Bantuan tersebut bertujuan meringankan beban KPM terhadap kenaikan harga beras ini.
"Pemerintah kita membantu bantuan beras ini agar meringankan ibu-ibu semuanya karena tadi harganya naik," kata Presiden.
Bantuan Pangan Beras telah terlaksana sejak awal tahun 2023 dalam 2 tahapan dan kemudian dilanjutkan lagi pada tahun 2024.
Bantuan pangan beras di 2024 disalurkan mulai Januari sampai Juni. Presiden Jokowi menekankan bahwa bantuan akan diperpanjang jika APBN masih memungkinkan.
"Jadi ini Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni. Nanti setelah Juni kita liat APBN-nya mencukupi atau tidak. Kalau mencukupi kita lanjutkan," kata Jokowi.
Sementara itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan melakukan peninjauan terhadap stok beras di ritel modern untuk memastikan ketersediaan dan harga yang stabil bagi masyarakat.
“Saya ngecek beras, di pasar ritel modern,” kata Zulkifli di sela peninjauan di salah satu pusat perbelanjaan Transmart Mall Kota Kasablangka di Jakarta, Senin,
Dalam kunjungannya, Zulkifli mengamati bahwa suplai beras premium di pasar ritel modern mengalami kenaikan harga, sehingga sebagian ritel memilih untuk tidak mengambil persediaan baru karena harga sudah melampaui harga eceran tertinggi (HET).
Meskipun demikian, Zulkifli mengatakan masih ada juga ritel yang tetap menjual beras di atas HET.
“Memang suplai untuk premium harganya sudah naik jadi sebagian ritel modern tidak ambil karena belinya sudah di atas HET. Tetapi masih ada sebagian ritel tetap ambil jualnya di atas HET,” ucap Zulkifli.
Zulkifli mengaku akan menyelidiki lebih lanjut penyebab kenaikan harga tersebut guna mencari solusi yang tepat.
Dia menilai kenaikan harga beras premium setelah Pemilu sebagian besar terjadi akibat peningkatan permintaan dan pasokan yang rendah.
Selain itu, Mendag menilai bahwa dampak dari fenomena El Nino yang menyebabkan penundaan panen dan berkurangnya pasokan beras.
Sebagai upaya penanggulangan, lanjut Zulkifli, pemerintah memutuskan untuk mempercepat distribusi beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) dari Bulog.
“Pemerintah mengambil solusi mempercepat beras SPHP dari Bulog. Tadi kita lihat SPHP kan. Itu harganya tentu harga subsidi, dijualnya yang 5 kg itu Rp54.000, sudah ada untung dalam itu,” ujar Zulkifli.
Namun, lanjut Zulkifli, penjualan beras SPHP meningkat drastis karena kenaikan harga beras premium. Hal ini menyebabkan cepatnya habisnya persediaan beras SPHP di pasar.
Oleh karena itu, tambah Zulkifli, akan diadakan rapat koordinasi untuk menambah pasokan beras SPHP agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih baik.
“Jadi ada yang masih ada (beras SPHP) ada juga yang kurang. Inilah nanti yang akan kita rapatkan agar nanti suplainya bisa ditambah,” kata Zulkifli.
Selain ketersediaan beras, Mendag Zulkifli juga melihat ketersediaan minyak goreng yang ada di ritel modern tersebut.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jokowi sebut perubahan iklim jadi sebab harga beras di Indonesia naik
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024