Sekjen Pengurus Pusat Himpunan Fasyankes Dokter Indonesia dr. Putro S. Muhammad menyampaikan kiat-kiat menolong anggota KPPS yang pingsan hingga keracunan sebelum dilarikan ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.

Menurut dia, dalam seminar daring yang dipantau di Jakarta, Rabu, untuk korban pingsan, maka orang-orang bisa melakukan bantuan hidup dasar (BHD) seperti menjauhkan korban dari kerumunan supaya akses oksigen tidak terhambat.

"Lakukan bantuan hidup dasar, sebelumnya kalau orang berkerumun bubarkan dulu. Lalu longgarkan pakaian korban (terutama bagian kerah dan pinggang)," kata Putro di Jakarta, Rabu.

Selanjutnya, memposisikan tubuh korban telentang dengan kaki korban lebih tinggi dari posisi jantung. Menurut Putro, memiringkan tubuh korban bisa dilakukan apabila diperlukan.

"Lalu jangan terlalu sering memindahkan korban, kecuali perlu amankan korbankan. Kalau memang belum sadar jangan terus disuruh minum," jelas dia.

Putro mengatakan kondisi pingsan biasanya terjadi akibat kurangnya asupan oksigen ke otak sehingga pertolongan pertama pada korban adalah memaksimalkan suplai oksigen ke otak. Alasan seseorang pingsan, salah satunya karena dia belum sarapan.

Sementara itu, bantuan hidup dasar, kata dia, merupakan serangkaian tindakan darurat pertolongan pertama untuk menyelamatkan individu dari kondisi medis yang mengancam dan orang awam sebaiknya bisa menguasai kompetensi ini.

Lebih lanjut mengenai BHD, ini juga bisa meliputi pertolongan kala seseorang digigit ular. Dalam konteks pemilu, kondisi ini bisa saja terjadi akibat tempat pemungutan suara (TPS) berada di tengah kebun.

Putro mengatakan penanganan pertama pada korban digigit ular yakni menenangkannya dulu dan tidak membiarkannya banyak bergerak seperti berlari, sembari menghubungi 119.

"Kalau ada gejala sistemik seperti kelopak mata yang mulai menutup, bengkak sekali, itu harus dicatat," saran dia.

Kemudian, memposisikan korban pada posisi aman dan nyaman dan balut luka korban dengan bidai lalu kencangkan secukupnya. Putro tak menyarankan bidai diikat terlalu kuat karena dapat menghambat aliran darah.

"Kalau ular mati mati, diidentifikasi, difoto. Siapa tahu saat di rumah sakit nanti anti-bisa bisa dicarikan karena sudah tahu jenisnya," ujar dia.

Putro melarang orang-orang membuat sayatan-sayatan di tubuh korban, mengoleskan zat-zat seperti pasta gigi, atau menyedot bisa menggunakan mulut karena bisa berisiko terkena racun.

"Dikasih alkohol, jangan ya. Stabilisasi saja, kencangkan secukupnya lalu bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan," saran dia.

Selanjutnya, kondisi keracunan makanan juga saja dihadapi para petugas. Ini merupakan gangguan kesehatan akibat konsumsi makanan yang terkontaminasi, bakteri, virus, parasit, bahan kimia dan jamur tertentu.

Keracunan makanan biasanya ditandai dengan gejala seperti mual, pusing hingga muntah.

Putro menyarankan orang-orang membaringkan korban pada posisi yang nyaman dan aman demi memulihkan tenaganya. Berikutnya, beri minum sedikit demi sedikit misalnya oralit, air garam atau air kelapa bila ada. Selanjutnya, beri korban makanan lunak dengan porsi sedikit.

Berkaca pada Pemilu 2019, data kajian Kementerian Kesehatan memperlihatkan sebanyak 10.997 petugas kelompok penyelenggaraan pemungutan suara (KPPS) mengalami sakit dan 485 orang meninggal dunia.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dokter bagikan kiat menolong anggota KPPS yang pingsan dan keracunan

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024