Analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan pelemahan rupiah lebih lanjut berpotensi tertahan oleh data ekonomi Indonesia yang kuat dengan mencatatkan pertumbuhan untuk keseluruhan tahun 2023 sebesar 5,05 persen secara year on year (yoy).
 
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa pagi dibuka merosot 35 poin atau 0,22 persen menjadi Rp15.743 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.708 per dolar AS.
 
"Sesuai ekspektasi, Badan Pusat Statistik merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,05 persen pada 2023. Perekonomian Indonesia masih didukung oleh konsumsi dan investasi. Rilis data ini diharapkan dapat menahan pelemahan rupiah lebih lanjut," kata Reny kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.
 
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat di tengah ekonomi global yang melambat itu ditopang oleh permintaan domestik utamanya berlanjutnya pertumbuhan konsumsi, termasuk dampak positif penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu), serta peningkatan investasi khususnya bangunan sejalan dengan berlanjutnya pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN).
 
Sementara itu, Reny menuturkan pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini utamanya dipengaruhi oleh sentimen global terkait waktu penurunan suku bunga kebijakan AS atau Fed Funds Rate (FFR) yang masih belum jelas. Sentimen tersebut menyebabkan rupiah melemah.
 
"Pergerakan pasar uang global masih volatile dipengaruhi sentimen eksternal terutama waktu pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang masih penuh ketidakpastian," ujarnya.
 
 
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Analis: Pelemahan rupiah tertahan data ekonomi Indonesia yang kuat

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024