Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menyatakan IKN tidak merusak hutan karena dibangun di hutan monokultur.

“Lokasi sekarang yang digunakan untuk pembangunan IKN itu hutan monokultur. Meski tidak ada IKN, tetap akan ditebang tiap 6-7 tahun untuk industri kertas. Jadi, IKN tidak merusak alam,” kata Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam IKN Myrna Asnawati Safitri saat acara Nusantara Fair 2024 di Jakarta, Minggu.

Myrna menjelaskan hutan Kalimantan yang disebut sebagai heart of Borneo terbentang dari barat sampai utara. Namun, lokasi IKN tidak termasuk dalam wilayah tersebut. Lokasi pembangunan IKN hanya terhubung sebagai bagian dari ekosistem.

Di sisi lain, Myrna menyoroti pemahaman mengenai definisi hutan. Pasalnya, dia menyebut terdapat definisi yang berbeda mengenai hutan.

“Kalau orang Jakarta mungkin ada pohon sedikit sudah disebut hutan, tapi kalau orang Kalimantan tidak. Jadi, itu tergantung bagaimana kita mendefinisikan hutan,” ujar dia.

Ia mengatakan dari 252 ribu hektar lahan yang menjadi wilayah pembangunan IKN, 40 ribu hektarnya adalah hutan sekunder yang tumbuh karena hutan alam yang sudah ditebang.

Sementara 50 ribu hektar lainnya adalah hutan tanaman monokultur yang tanpa pembangunan IKN akan digunakan sebagai industri pembuatan kertas dengan siklus 6-7 tahun.

"Lokasi pembangunan IKN itu sebagian besar di hutan tanaman monokultur, jadi pembangunan merusak hutan itu tidak, bergantung kita mendefinisikannya seperti apa, kalo yang belajar kehutanan itu bukan hutan tropis, lokasi sekarang yang sedang dilakukan pembangunan adalah bekas lokasi tanaman yang monokultur," ucap Myrna.
Myrna juga mengatakan, dengan pembangunan IKN, akan menjadi eksperimen rasional untuk melihat pembangunan Indonesia ke depan 2045 dalam menghadapi green economy dan blue economy yang mengedepankan konsep keberlanjutan atau sustainability living.

Hal ini juga membuat masyarakat di IKN nantinya harus menjalani gaya hidup berbeda yang berdampingan dengan alam, hewan maupun sampah yang akan diproduksi.

"Kita ingin mengadakan perbaikan secara sistematik, misal tidak menggunakan kendaraan energi fosil atau green energy dalam menyediakan kebutuhan energi di kota baru, menyediakan ruang hijau yang banyak, jadi masyarakat dituntut harus melakukan gaya hidup berbeda," ujar Myrna.

Ia berharap jika semua impian untuk IKN terwujud akan menjadi kontribusi penting oleh Indonesia kepada dunia untuk membangun kota hijau, dan menjadi pekerjaan rumah yang besar dalam mengubah budaya jutaan orang untuk beralih ke gaya hidup yang lebih baik untuk Indonesia.




Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: OIKN: IKN tidak merusak hutan karena dibangun di tanah monokultur

Pewarta: Imamatul Silfia

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024