Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat menargetkan tanam 770 ribu pohon kopi tahun 2024 untuk meningkatkan produksi kopi setiap tahunnya yang selama ini permintaan pasar terhadap kopi jenis arabika cukup bagus.
"Bibit ini ada 770 ribu dalam tahun ini, tahun-tahun sebelumnya juga kita sudah sangat banyak kita tanamkan di Kabupaten Garut, dan mudah-mudahan dalam waktu dekat produksi kopi di Garut meningkat, sehingga kita bisa mengekspor," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman saat acara Gerakan Penanaman Kopi Tahun 2024 di Blok Pasir Ciung, Desa Sukalilah, Kecamatan Sukaresmi, Garut, Selasa.
Baca juga: Kopi unggulan dipamerkan dalam Garut Festival
Ia menuturkan Pemkab Garut melalui Dinas Pertanian Garut menanam 770 ribu pohon kopi tersebar di sejumlah kecamatan untuk mengembangkan kopi jenis Arabika, salah satunya di Desa Sukalilah, Kecamatan Sukaresmi ditanami 35 ribu pohon kopi.
Salah satu alasan memperbanyak tanam kopi, kata dia, karena permintaan kopi dari Garut untuk kebutuhan pasar di beberapa daerah dalam negeri cukup tinggi, bahkan ada juga permintaan dari luar negeri.
"Ekspor juga sudah ada tapi jumlahnya juga hari ini karena kebunnya kita belum meningkat, makanya ini harus terus kita tingkatkan penanaman kopi ini, sehingga permintaan untuk ekspor juga bisa kita penuhi," kata Helmi.
Ia menyampaikan Kabupaten Garut saat ini memiliki 8 ribu hektare kebun kopi, kemudian ada juga lahan yang dikerjasamakan dengan Perhutani, maupun di lahan masyarakat sendiri.
Ia berharap pengembangan kopi di Garut tidak hanya meningkatkan produktivitas, tapi bisa memberikan keuntungan secara finansial yang akhirnya masyarakat semakin sejahtera.
"Mudah-mudahan selain produksi meningkat, harga juga bisa tetap bertahan atau naik, sehingga masyarakat kita bisa mendapatkan keuntungan yang cukup untuk kesejahteraan mereka," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Haeruman menyatakan, sebanyak 770 ribu bibit tanaman kopi itu didistribusikan ke seluruh wilayah di antaranya Kecamatan Sukaresmi, Pakenjeng, Malangbong, Cibatu, Cigedug, dan Kecamatan Kersamanah.
Ia menyebutkan produktivitas kopi di Garut rata-rata 2 sampai 3 ribu ton biji kopi mentah per tahunnya yang biasa didistribusikan ke beberapa kota di Indonesia.
"Tiap tahun panen kita habis pak, habis diambil oleh pihak luar, salah satunya Medan, karena kopi Garut ini mempunyai cita rasa, aroma yang khas, dan mempunyai kenikmatan yang sangat luar biasa dibandingkan dengan kopi-kopi yang ada di wilayah di Indonesia," kata Haeruman.
Baca juga: Mentan harap seluruh kafe di tiap negara ada menyajikan kopi Indonesia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
"Bibit ini ada 770 ribu dalam tahun ini, tahun-tahun sebelumnya juga kita sudah sangat banyak kita tanamkan di Kabupaten Garut, dan mudah-mudahan dalam waktu dekat produksi kopi di Garut meningkat, sehingga kita bisa mengekspor," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman saat acara Gerakan Penanaman Kopi Tahun 2024 di Blok Pasir Ciung, Desa Sukalilah, Kecamatan Sukaresmi, Garut, Selasa.
Baca juga: Kopi unggulan dipamerkan dalam Garut Festival
Ia menuturkan Pemkab Garut melalui Dinas Pertanian Garut menanam 770 ribu pohon kopi tersebar di sejumlah kecamatan untuk mengembangkan kopi jenis Arabika, salah satunya di Desa Sukalilah, Kecamatan Sukaresmi ditanami 35 ribu pohon kopi.
Salah satu alasan memperbanyak tanam kopi, kata dia, karena permintaan kopi dari Garut untuk kebutuhan pasar di beberapa daerah dalam negeri cukup tinggi, bahkan ada juga permintaan dari luar negeri.
"Ekspor juga sudah ada tapi jumlahnya juga hari ini karena kebunnya kita belum meningkat, makanya ini harus terus kita tingkatkan penanaman kopi ini, sehingga permintaan untuk ekspor juga bisa kita penuhi," kata Helmi.
Ia menyampaikan Kabupaten Garut saat ini memiliki 8 ribu hektare kebun kopi, kemudian ada juga lahan yang dikerjasamakan dengan Perhutani, maupun di lahan masyarakat sendiri.
Ia berharap pengembangan kopi di Garut tidak hanya meningkatkan produktivitas, tapi bisa memberikan keuntungan secara finansial yang akhirnya masyarakat semakin sejahtera.
"Mudah-mudahan selain produksi meningkat, harga juga bisa tetap bertahan atau naik, sehingga masyarakat kita bisa mendapatkan keuntungan yang cukup untuk kesejahteraan mereka," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Haeruman menyatakan, sebanyak 770 ribu bibit tanaman kopi itu didistribusikan ke seluruh wilayah di antaranya Kecamatan Sukaresmi, Pakenjeng, Malangbong, Cibatu, Cigedug, dan Kecamatan Kersamanah.
Ia menyebutkan produktivitas kopi di Garut rata-rata 2 sampai 3 ribu ton biji kopi mentah per tahunnya yang biasa didistribusikan ke beberapa kota di Indonesia.
"Tiap tahun panen kita habis pak, habis diambil oleh pihak luar, salah satunya Medan, karena kopi Garut ini mempunyai cita rasa, aroma yang khas, dan mempunyai kenikmatan yang sangat luar biasa dibandingkan dengan kopi-kopi yang ada di wilayah di Indonesia," kata Haeruman.
Baca juga: Mentan harap seluruh kafe di tiap negara ada menyajikan kopi Indonesia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024