Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon mengerahkan tim khusus guna membantu siswa SMP Negeri 2 Greged di Cirebon, Jawa Barat, menjalani program trauma healing atau proses penyembuhan untuk mengatasi gangguan psikologis.
Kepala BPBD Kabupaten Cirebon Deni Nurcahya menjelaskan pemberian trauma healing itu harus dilakukan, karena sejumlah siswa mengalami syok setelah atap ruang kelas di sekolah tersebut ambruk pada Jumat pagi.
Baca juga: Atap ruangan SMP 2 Greged Cirebon ambruk segera diperbaiki
Baca juga: Atap ruangan SMP 2 Greged Cirebon ambruk segera diperbaiki
“Trauma healing dilakukan oleh bidang terkait untuk menghibur dan memulihkan para psikis siswa,” kata Deni saat ditemui di Cirebon, Jumat.
Deni memastikan pemberian trauma healing ini mulai dilaksanakan pada Senin (15/1), ketika para siswa kembali ke sekolah untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Menurutnya ada sejumlah metode yang bakal diterapkan seperti menghibur siswa secara langsung hingga pemberian terapi tertentu, sehingga mereka dapat menghilangkan rasa trauma itu.
“Selain asesmen setelah kesepakatan dengan pihak sekolah, kami membantu dengan melakukan trauma healing,” ujarnya.
Untuk sementara, lanjutnya, BPBD Kabupaten Cirebon masih berkoordinasi dengan pihak SMP Negeri 2 Greged apakah akan dibuatkan tenda darurat untuk membantu proses kegiatan belajar siswa atau tidak.
Namun jika melihat situasi sekarang, kondisi di sekolah tersebut masih cukup memungkinkan untuk melakukan pembelajaran di ruang kelas yang tersedia.
“Kalau untuk tenda darurat sepertinya belum, tetapi kami bergantung permintaan dari pihak sekolah,” imbuhnya.
Deni menyebutkan seluruh unsur terkait seperti BPBD, Dinas Pendidikan hingga aparat kepolisian setempat masih menyelidiki penyebab ambruknya atap di SMP Negeri 2 Greged yang berdampak pada rusaknya satu ruang kelas dan satu ruang guru.
“Nanti mungkin tim dari Inafis Polresta Cirebon akan mengungkap penyebabnya. Kami masih mendalami hal itu, karena perlunya penelitian lebih lanjut,” jelasnya.
Sementara itu Kepala SMP Negeri 2 Greged Heriyanto menerangkan insiden ambruknya atap itu terjadi pada Jumat pukul 09:00 WIB, saat berlangsungnya kegiatan belajar yang selanjutnya menyebabkan enam orang siswa terluka.
Selain keenam korban, sebagian besar siswa dan guru berhasil menyelamatkan diri. “Murid yang duduk di depan berhasil menyelamatkan diri dengan lari keluar dan ada yang berlindung di bawah meja,” tuturnya.
Dia menambahkan korban yang sudah menjalani perawatan medis, saat ini kondisinya masih mengalami trauma. Oleh karena itu proses pemulihan tetap dilakukan.
“Rata-rata keenam korban kebanyakan syok, ada yang mengalami luka satu orang di kepalanya. Yang terdampak satu ruang kelas dan satu ruang guru,” ucap dia.
Baca juga: Kabupaten Cirebon perbaiki ruang kelas rusak mulai 2024
Baca juga: Kabupaten Cirebon perbaiki ruang kelas rusak mulai 2024
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024