Mata uang Rupiah di awal perdagangan Jumat pagi dibuka merosot dipengaruhi oleh peningkatan imbal hasil atau yield obligasi Pemerintah Amerika Serikat (AS).
 
"Yield US Treasury (UST) 10 tahun naik sebesar delapan basis poin menjadi empat persen karena data pasar tenaga kerja yang ketat," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
 
Josua mengatakan kondisi pasar tenaga kerja AS yang ketat meningkatkan kemungkinan bahwa Bank Sentral AS atau The Fed akan menunda penurunan suku bunganya pada 2024.
 
ADP Employment Change mencatat 164 ribu pekerja pada Desember 2023 dari sebelumnya 101 ribu pekerja, lebih tinggi dari perkiraan sebesar 125 ribu pekerja.
 
Sementara US Initial Jobless Claims atau Klaim Pengangguran Awal AS turun menjadi 202 ribu pada pekan terakhir tahun 2023 dari sebelumnya 220 ribu.
 


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah merosot dipengaruhi peningkatan imbal hasil obligasi AS

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024