Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, melakukan berbagai upaya antisipasi banjir yang mungkin melanda wilayah perkotaan salah satunya dengan cara normalisasi drainase atau saluran pembuangan air di sepanjang jalur protokol.
Kepala Dinas PUTR Cianjur, Eri Rihandiar di Cianjur Rabu, mengatakan sepanjang tahun 2023 pihaknya sudah melakukan normalisasi saluran pembuangan air di sejumlah jalur protokol di Cianjur agar tidak menyebabkan banjir ke perkampungan warga.
Baca juga: Dinas PUTR Cianjur luncurkan aplikasi Modis atasi bencana banjir
"Titik yang sudah diidentifikasi dan dinormalisasi hingga September 2023 seperti di Gang Pasarean dan sekitar Jalan Masjid Agung, Kelurahan Pamoyanan, bekas Terminal Joglo dan Jalan Siliwangi Kelurahan Sawah Gede, Kecamatan Cianjur," katanya.
Sedangkan diawal tahun 2024 pihaknya akan melakukan normalisasi drainase di tiga titik seperti Jalan KH Abdullah bin Nuh dan beberapa titik lainnya di tengah kota Cianjur seperti Jalan Mangunsarkoro.
Terkait pengerukan sungai di wilayah perkotaan yang diduga menjadi penyebab banjir selama ini, tutur dia, bukan kewenangan pemerintah daerah melainkan kewenangan pemerintah provinsi dan pusat, sehingga pihaknya tidak dapat mengabulkan permintaan sebagian besar warga.
"Kami selalu berkoordinasi dengan Pusat dan Provinsi untuk menginformasikan sungai mana di Cianjur yang perlu mendapatkan penanganan, sedangkan pelaksanaannya dilakukan pemerintah pusat atau provinsi, kami hanya melaporkan," katanya.
Selama musim penghujan di akhir tahun 2023, sejumlah sungai di perkotaan Cianjur mengalami pendangkalan, namun belum dikeruk atau ditangani pemerintah, sehingga sempat menyebabkan banjir mengenangi perkampungan warga dengan ketinggian setengah meter hingga satu meter.
Warga yang tinggal di wilayah perkotaan mengkhawatirkan banjir kembali mengenangi perkampungan jika pendangkalan tidak segera diatasi terutama saat hujan turun lebat dengan intensitas lebih dari dua jam yang kerap melanda sebagian besar wilayah Cianjur.
Seperti di Kampung Sayang Kulon, Kelurahan Sayang, warga mengeluhkan anak Sungai Cianjur yang membentang di perkampungan itu saat ini kedalamannya hanya setengah meter, sehingga saat debit air meningkat warga selalu was-was takut banjir mengenangi perkampungan.
“Dulu kedalamannya sekitar 1,5 meter, namun akibat pendangkalan saat ini paling setengah meteran atau selutut orang dewasa, sehingga kalau hujan deras debit air naik ke perkampungan dan beberapa kali terjadi banjir yang merendam rumah warga," kata tokoh warga Ang Paw.
Baca juga: PUTR Cianjur: Perbaikan infrastruktur rusak terdampak gempa sudah tuntas
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
Kepala Dinas PUTR Cianjur, Eri Rihandiar di Cianjur Rabu, mengatakan sepanjang tahun 2023 pihaknya sudah melakukan normalisasi saluran pembuangan air di sejumlah jalur protokol di Cianjur agar tidak menyebabkan banjir ke perkampungan warga.
Baca juga: Dinas PUTR Cianjur luncurkan aplikasi Modis atasi bencana banjir
"Titik yang sudah diidentifikasi dan dinormalisasi hingga September 2023 seperti di Gang Pasarean dan sekitar Jalan Masjid Agung, Kelurahan Pamoyanan, bekas Terminal Joglo dan Jalan Siliwangi Kelurahan Sawah Gede, Kecamatan Cianjur," katanya.
Sedangkan diawal tahun 2024 pihaknya akan melakukan normalisasi drainase di tiga titik seperti Jalan KH Abdullah bin Nuh dan beberapa titik lainnya di tengah kota Cianjur seperti Jalan Mangunsarkoro.
Terkait pengerukan sungai di wilayah perkotaan yang diduga menjadi penyebab banjir selama ini, tutur dia, bukan kewenangan pemerintah daerah melainkan kewenangan pemerintah provinsi dan pusat, sehingga pihaknya tidak dapat mengabulkan permintaan sebagian besar warga.
"Kami selalu berkoordinasi dengan Pusat dan Provinsi untuk menginformasikan sungai mana di Cianjur yang perlu mendapatkan penanganan, sedangkan pelaksanaannya dilakukan pemerintah pusat atau provinsi, kami hanya melaporkan," katanya.
Selama musim penghujan di akhir tahun 2023, sejumlah sungai di perkotaan Cianjur mengalami pendangkalan, namun belum dikeruk atau ditangani pemerintah, sehingga sempat menyebabkan banjir mengenangi perkampungan warga dengan ketinggian setengah meter hingga satu meter.
Warga yang tinggal di wilayah perkotaan mengkhawatirkan banjir kembali mengenangi perkampungan jika pendangkalan tidak segera diatasi terutama saat hujan turun lebat dengan intensitas lebih dari dua jam yang kerap melanda sebagian besar wilayah Cianjur.
Seperti di Kampung Sayang Kulon, Kelurahan Sayang, warga mengeluhkan anak Sungai Cianjur yang membentang di perkampungan itu saat ini kedalamannya hanya setengah meter, sehingga saat debit air meningkat warga selalu was-was takut banjir mengenangi perkampungan.
“Dulu kedalamannya sekitar 1,5 meter, namun akibat pendangkalan saat ini paling setengah meteran atau selutut orang dewasa, sehingga kalau hujan deras debit air naik ke perkampungan dan beberapa kali terjadi banjir yang merendam rumah warga," kata tokoh warga Ang Paw.
Baca juga: PUTR Cianjur: Perbaikan infrastruktur rusak terdampak gempa sudah tuntas
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023