Bupati Cianjur, Jawa Barat, Herman Suherman, mendukung penanganan kasus dugaan penyelewengan dana bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) di Sekolah Dasar Negeri(SDN) Kencanasari, Desa Limbangansari, Kecamatan Cianjur diusut tuntas aparat berwajib.

"Terkait bantuan untuk pendidikan tidak ada potongan apalagi sampai diselewengkan, saya mendukung kasusnya diusut tuntas agar tidak ada lagi oknum yang macam-macam," katanya di Cianjur Jumat.

Baca juga: Kabupaten Cianjur terancam krisis guru ASN

Herman menjelaskan, perbuatan oknum tersebut tidak sesuai dengan tujuan pendidikan yang dicanangkan Pemkab Cianjur, yang sedang gencar  meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia di Cianjur terutama sektor pendidikan dengan berbagai kemudahan.

Lama dan rata-rata usia sekolah, katanya  ditingkatkan dengan mengarahkan warga atau anak usia sekolah mendapat berbagai fasilitas penunjang pendidikan secara cuma-cuma dengan program pemerintah pusat seperti belajar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat.

"Saya baru mendapat informasi adanya dugaan penyelewengan bantuan PIP dan potongan saat pencairan yang terjadi di SDN Kencanasari yang hanya berjarak beberapa kilometer dari pusat kota Cianjur," katanya.

Pihaknya menegaskan agar aparat hukum menuntaskan penanganan kasus tersebut, agar tidak mencoreng dunia pendidikan di Cianjur."Saya akan pantau dan minta dinas pendidikan melaporkan perkembangan kasusnya," kata Herman.

Dugaan penyelewengan PIP di SDN Kencanasari terungkap setelah orangtua siswa melakukan pencairan ke bank yang ditunjuk, namun dana bantuan dari pemerintah pusat itu, sudah dicairkan oknum dari sekolah, sehingga mereka mempertanyakan hal tersebut ke sekolah.

"Oknum guru  sudah mencairkan uang bantuan sebesar Rp 450 ribu itu, menyerahkan uang yang menjadi hak anak kami dari pemerintah, namun dipotong dengan dalih tidak masuk akal," kata orang tua siswa sebut saja Siti (45).
Sementara Kepala Sekolah SDN Kencanasari, Yeti Sunaryati, mengatakan tidak mengetahui adanya dugaan penyelewengan bantuan PIP di sekolahnya karena baru menjabat beberapa bulan, bahkan pihaknya membantah adanya pemotongan bantuan untuk siswa tidak mampu.

"Mungkin kalau kepala sekolah yang lama tahu, karena saya baru pertengahan tahun ini menjadi kepala sekolah di sini, jadi saya tidak tahu," katanya.

Yeti menjelaskan, selama ini pencairan PIP di sekolahnya sudah sesuai dengan prosedur, karena tahun 2023 sebanyak 54 siswa yang diajukan mendapat bantuan sedangkan tahun sebelumnya hanya 40 orang, sedangkan buku tabungan PIP diserahkan ke orang tua siswa penerima bantuan.

Baca juga: Cianjur bangun kembali ruang kelas ambruk akibat hujan

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023