Sebanyak 2.600 pasien, warga sipil yang mengungsi, dan staf medis, masih berada di dalam Rumah Sakit Indonesia yang dikepung tentara Israel di Jalur Gaza utara.

Juru bicara Kementerian Kesehatan yang berbasis di Gaza Ahsraf al-Qudra di kota itu, Selasa, mengatakan "400 orang yang terluka dan pendamping mereka masih berada di dalam rumah sakit (Indonesia), selain 200 personel medis dan sekitar 2.000 pengungsi."

Al Qudra juga mengatakan ada 259 orang yang terluka, sejumlah warga sipil dan staf medis di dalam rumah sakit Al-Shifa.

Juru bicara kementerian kesehatan itu mengatakan belum ada tanggal pasti untuk evakuasi dari Rumah Sakit Al-Shifa yang saat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Israel.

Al Qudra membenarkan bahwa seluruh rumah sakit di Kota Gaza dan wilayah utara Jalur Gaza telah berhenti beroperasi akibat serangan Israel yang terus berlanjut terhadap Gaza.

Dia menambahkan bahwa delegasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengunjungi RS Al-Shifa beberapa hari lalu untuk berkoordinasi mengevakuasi mereka yang masih berada di dalam rumah sakit itu.


China Tolak Pemindahan Paksa

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning mengatakan China akan mengajukan proposal perdamaian soal Gaza berisi penolakan pemindahan paksa warga Palesina oleh Israel.

"Saat ini adalah melaksanakan sepenuhnya resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB yang relevan dan segera mencapai gencatan senjata. Sangat penting untuk mematuhi hukum internasional, khususnya hukum humaniter internasional dan China menentang pemindahan paksa dan relokasi warga sipil Palestina," kata Mao Ning saat menyampaikan keterangan rutin kepada media di Beijing, China pada Selasa.
Hal tersebut menurut Mao Ning telah disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Wang Yi saat menemui utusan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Arab yang berasal dari Menlu Indonesia, Arab Saudi, Yordania, Mesir, Palestina dan Sekjen OKI pada Senin (20/11) untuk menggalang dukungan dari negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan (DK PBB) agar gencatan senjata dapat dilakukan.

"Selama kunjungan bersama para menteri luar negeri Arab-Islam ke China, kami menguraikan proposal kami untuk mengatasi krisis saat ini di Gaza dan menyelesaikan masalah Palestina," tambah Mao Ning.

Menurut Mao Ning, China dengan tegas berpendapat bahwa setiap aturan soal nasib Palestina pada masa depan dan harus didasarkan pada persetujuan rakyat Palestina dan mengakomodasi kepentingan negara-negara kawasan.

"Jawaban akhir atas masalah Palestina terletak pada penerapan solusi dua negara," ungkap Mao Ning.

Selain bertemu dengan Menlu Wang Yi, utusan OKI dan Liga Arab juga bertemu dengan Wakil Presiden Han Zheng.

"Delegasi menjadikan China sebagai perhentian pertama mereka untuk mediasi internasional yang mencerminkan kepercayaan mereka terhadap China dan tradisi saling memahami dan mendukun antara kedua belah pihak," ungkap Mao Ning.

Dalam pertemuan itu, Mao Ning menyebut China sebagai presiden bergilir Dewan Keamanan PBB pada November 2023 akan memperkuat koordinasi dengan negara-negara Arab dan Islam untuk mendorong tindakan DK PBB lebih bermakna terhadap situasi di Gaza.

"Masalah Palestina adalah inti permasalahan Timur Tengah. Tanpa penyelesaian yang adil atas permasalahan Palestina, perdamaian dan stabilitas yang langgeng akan sulit terwujud di Timur Tengah dan para menlu tersebut juga menantikan koordinasi yang lebih erat dengan China untuk mencegah peningkatan krisis dan memulai kembali proses perundingan damai," kata Mao Ning.
China adalah salah satu anggota tetap DK PBB bersama dengan empat negara lainnya, yakni Amerika Serikat, Inggris, Rusia dan Prancis.

Usai dari China, para Menlu OKI selanjutnya akan terbang ke Moskow untuk menggalang dukungan serupa.

Pihak berwenang di Gaza pada Senin mengatakan jumlah korban tewas akibat agresi Israel yang masih berlangsung hingga kini melonjak menjadi lebih dari 13.300 orang.

Lewat pernyataan kantor media pemerintah di Gaza mengatakan jumlah korban tewas itu mencakup 5.600 anak dan 3.550 perempuan.

Angka itu juga termasuk 201 staf medis, 22 anggota tim penyelamat dan 60 wartawan.

Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid dan gereja, rusak dan hancur akibat agresi Israel terhadap wilayah kantong Palestina yang terkepung tersebut.

Sementara itu, korban tewas di pihak Israel mencapai sekitar 1.200 orang, menurut data resmi.



Sumber: Anadolu

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: 2.600 orang masih berada di dalam RS Indonesia yang dikepung Israel

Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023