Pemerintah Kabupaten Cianjur Jawa Barat melakukan berbagai cara untuk mengantisipasi agar banjir tidak kembali terjadi di sebagian besar wilayah perkotaan dengan melakukan pengerukan saluran air dan sungai yang mengalami pendangkalan, tidak membuang sampah ke sungai, dan menertibkan bangunan liar.
Bupati Kabupaten Cianjur Herman Suherman di Cianjur Selasa mengatakan, banjir yang terjadi di sebagian besar wilayah perkotaan karena sampah, pendangkalan saluran air dan sungai yang membentang di empat kelurahan, membuat delapan rumah rusak berat dan ratusan rumah terendam banjir serta 32 kepala keluarga mengungsi.
"Saya sudah instruksikan seluruh dinas memberikan contoh bagi warga dengan membersihkan sampah dan mengeruk saluran air serta sungai yang terjadi pendangkalan, sehingga dapat diikuti warga di semua wilayah Cianjur," katanya.
Herman mengatakan, banjir setinggi lutut orang dewasa yang melanda wilayah perkotaan beberapa hari lalu, harus menjadi perhatian dan kewaspadaan warga dengan cara rajin membersihkan saluran air, tidak membuang sampah ke sungai dan selokan serta merutinkan gotong royong di lingkungan tempat tinggal.
Sebagian besar banjir akibat sampah yang menutup saluran air dan sungai ketika hujan turun deras dengan intensitas lebih dari dua jam membuat air dengan cepat mengenangi perkampungan yang terletak di sepanjang aliran sungai dan saluran air di tengah perkampungan.
"Sebelum masuk musim hujan pemerintah daerah sudah melakukan pengerukan lumpur di dasar sungai agar saat musim hujan tidak terjadi banjir, namun upaya tersebut tidak diikuti dengan pembersihan sampah rumah tangga di saluran air warga yang masuk ke aliran sungai," katanya.
Banjir terjadi bukan hanya karena curah hujan yang sangat tinggi, katanya, tapi juga akibat saluran air dan sungai termasuk gorong-gorong tertutup sampah termasuk adanya pendangkalan dan penyempitan badan sungai yang membentang di sejumlah wilayah termasuk perkotaan.
Herman menuturkan penyempitan aliran sungai akibat berdirinya bangunan di atasnya tanpa izin, menjadi faktor lain terjadinya banjir sehingga pihaknya menggencarkan sosialisasi untuk tidak membuang sampah sembarangan dan mendirikan bangunan di bantaran sungai melalui dinas terkait.
"Kami akan melakukan penertiban bangunan yang berdiri di atas bantaran sungai yang tidak mengantongi izin karena menjadi faktor lain terjadinya banjir," katanya.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kabupaten Cianjur Cepi Rahmat mengatakan, akibat banjir yang melanda wilayah perkotaan diperlukan evaluasi tata ruang wilayah permukiman agar antisipasi dapat dilakukan termasuk penertiban bangunan liar di bantaran sungai.
Masuknya musim hujan di akhir tahun, katanya, selain normalisasi saluran air, sungai dan gorong-gorong, perlu dilakukan peningkatan sistem drainase di wilayah permukiman warga secara keseluruhan dan lebih detail teknisnya.
“Melihat banjir yang terjadi minggu ini, karena pendangkalan gorong-gorong ditambah banyaknya sampah, sehingga perlu peningkatan sistem drainase yang ada di wilayah perkotaan,” katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Cianjur lakukan berbagai cara antisipasi banjir perkotaan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
Bupati Kabupaten Cianjur Herman Suherman di Cianjur Selasa mengatakan, banjir yang terjadi di sebagian besar wilayah perkotaan karena sampah, pendangkalan saluran air dan sungai yang membentang di empat kelurahan, membuat delapan rumah rusak berat dan ratusan rumah terendam banjir serta 32 kepala keluarga mengungsi.
"Saya sudah instruksikan seluruh dinas memberikan contoh bagi warga dengan membersihkan sampah dan mengeruk saluran air serta sungai yang terjadi pendangkalan, sehingga dapat diikuti warga di semua wilayah Cianjur," katanya.
Herman mengatakan, banjir setinggi lutut orang dewasa yang melanda wilayah perkotaan beberapa hari lalu, harus menjadi perhatian dan kewaspadaan warga dengan cara rajin membersihkan saluran air, tidak membuang sampah ke sungai dan selokan serta merutinkan gotong royong di lingkungan tempat tinggal.
Sebagian besar banjir akibat sampah yang menutup saluran air dan sungai ketika hujan turun deras dengan intensitas lebih dari dua jam membuat air dengan cepat mengenangi perkampungan yang terletak di sepanjang aliran sungai dan saluran air di tengah perkampungan.
"Sebelum masuk musim hujan pemerintah daerah sudah melakukan pengerukan lumpur di dasar sungai agar saat musim hujan tidak terjadi banjir, namun upaya tersebut tidak diikuti dengan pembersihan sampah rumah tangga di saluran air warga yang masuk ke aliran sungai," katanya.
Banjir terjadi bukan hanya karena curah hujan yang sangat tinggi, katanya, tapi juga akibat saluran air dan sungai termasuk gorong-gorong tertutup sampah termasuk adanya pendangkalan dan penyempitan badan sungai yang membentang di sejumlah wilayah termasuk perkotaan.
Herman menuturkan penyempitan aliran sungai akibat berdirinya bangunan di atasnya tanpa izin, menjadi faktor lain terjadinya banjir sehingga pihaknya menggencarkan sosialisasi untuk tidak membuang sampah sembarangan dan mendirikan bangunan di bantaran sungai melalui dinas terkait.
"Kami akan melakukan penertiban bangunan yang berdiri di atas bantaran sungai yang tidak mengantongi izin karena menjadi faktor lain terjadinya banjir," katanya.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kabupaten Cianjur Cepi Rahmat mengatakan, akibat banjir yang melanda wilayah perkotaan diperlukan evaluasi tata ruang wilayah permukiman agar antisipasi dapat dilakukan termasuk penertiban bangunan liar di bantaran sungai.
Masuknya musim hujan di akhir tahun, katanya, selain normalisasi saluran air, sungai dan gorong-gorong, perlu dilakukan peningkatan sistem drainase di wilayah permukiman warga secara keseluruhan dan lebih detail teknisnya.
“Melihat banjir yang terjadi minggu ini, karena pendangkalan gorong-gorong ditambah banyaknya sampah, sehingga perlu peningkatan sistem drainase yang ada di wilayah perkotaan,” katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Cianjur lakukan berbagai cara antisipasi banjir perkotaan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023