Antarajawabarat.com,26/2 - Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, Selasa (25/2), mengecam para penyadap yang diduga merekam percakapan bahwa ia memberitahu putranya cara menyembunyikan uang dalam jumlah banyak, dan mengatakan rekaman itu dipalsukan secara teknis.

Perdana Menteri Turki tersebut menuduh para penyadap mendirikan "negara paralel" di negeri itu dan merusak demokrasi.

Ketika berbicara pada upacara pembukaan jalan baru di Ibu Kota Turki, Ankara, Erdogan mengecam dugaan direkamnya ribuan hubungan telepon orang, termasuk pejabat tinggi, dan mengatakan itu mengancam demokrasi.

Pernyataannya dikeluarkan saat Kepala Jaksa Penuntut Umum Turki adi Salihoglu pada Selasa mengumumkan sedikitnya 2.280 orang telah direkam baik secara langsung maupun tidak langsung di Turki sejak 2011, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi.

Pada Rabu larut malam, rakyat Turki dikejutkan oleh disiarkannya rekaman audio yang mengungkapkan dugaan percakapan antara Erdogan dan putranya, Bilal.

Di dalam percakapan yang dilakukan itu, Erdogan memerintahkan putranya agar mendepositokan banyak uang tepat setelah penyelidikan korupsi dilancarkan pada 17 Desember 2013.

Penyelidikan korupsi itu telah melibatkan putra pejabat Turki --menteri, pengusaha dan kepala bank negara.

Perdana menteri tersebut membantah keaslian rekaman itu, dan mengatakan rekaman itu dipalsukan secara teknik dan "produksi tak bermoral dan sepenuhnya palsu".

Selama pidato Erdogan, ratusan siswa berkumpul di dekat lokasi untuk mencela dia. Sebagai tanggapan, polisi anti-huru-hara melemparkan gas air mata, menyemprotkan air dan menembakkan peluru karet guna membubarkan pemrotes.
antara

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014