Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mencatat delapan rumah warga penyintas gempa di Desa Sukamahi, Kecamatan Sukaresmi, ditinggalkan konsultan nakal yang sudah mencairkan uang bantuan 100 persen namun tidak menuntaskan pekerjaan.
Kepala BPBD Kabupaten Cianjur, Asep Sukma Wijaya di Cianjur Senin, mengatakan pihaknya memanggil pihak kontraktor nakal yang sudah membangun satu rumah hingga tuntas, namun tidak melanjutkan pembangunan tujuh rumah lainnya sedangkan uangnya sudah dicairkan.
Baca juga: Puluhan kontraktor nakal dilaporkan ke polisi karena tipu penyintas gempa Cianjur
"Dana bantuan untuk pembangunan kembali tujuh rumah sudah dicairkan, sehingga diduga uang bantuan dibawa kabur pihak kontraktor, setelah kami menelusuri ke pihak bank, kami akan minta pihak kontraktor untuk bertanggung jawab," katanya.
Bahkan, pihaknya akan melaporkan hal tersebut ke kepolisian jika dalam waktu dekat kontraktor tidak menuntaskan pembangunan, karena warga penyintas sudah menyerahkan seluruh uang bantuan pemerintah untuk membangun kembali rumahnya.
Sementara pembangunan rumah tahan gempa (RTG) di Desa Sukamahi, Kecamatan Sukaresmi, terlantar selama berbulan-bulan karena diduga uang perbaikan rumah dibawa kabur kontraktor atau pihak ketiga, sehingga warga masih bertahan tinggal di dalam tenda dan hunian darurat.
"Kami mempercayakan pembangunan rumah kembali pada pihak ketiga karena anjuran dari pihak desa harus menggunakan jasa mereka, sebelumnya kami sudah ingin membangun secara mandiri, bahkan sudah sempat belanja batu bata untuk dinding," kata warga Desa Sukamahi, Sopyan.
Namun, setelah uang diserahkan, pihak kontraktor hanya membangun pondasi rumah dan menyimpan sejumlah besi penyangga, sampai lima bulan lamanya pembangunan rumah terbengkalai karena kontraktor tidak pernah kembali melanjutkan pembangunan.
"Sejak bulan Juni sampai sekarang tidak ada yang datang mengerjakan pembangunan, hanya membangun pondasi selama satu. Kami merasa ditipu kontraktor, bahkan seluruh uang yang ada di dalam rekening sudah dicairkan tanpa sepengetahuan kami," katanya.
Baca juga: Pemkab Cianjur bantu tuntaskan pembangunan rumah penyintas ditipu kontraktor
Sopyan dan tujuh kepala keluarga lainnya di desa tersebut, meminta bantuan dari pemerintah agar pihak kontraktor bertanggungjawab menuntaskan pembangunan rumah mereka yang rusak akibat gempa tahun lalu.
"Saya juga mendapat kabar enam orang warga korban gempa mengalami hal yang sama, seluruh uang dalam rekening mereka habis dikuras kontraktor yang katanya sudah membuat kesepakatan, saya pribadi tidak pernah membuat kesepakatan apalagi tanda tangan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
Kepala BPBD Kabupaten Cianjur, Asep Sukma Wijaya di Cianjur Senin, mengatakan pihaknya memanggil pihak kontraktor nakal yang sudah membangun satu rumah hingga tuntas, namun tidak melanjutkan pembangunan tujuh rumah lainnya sedangkan uangnya sudah dicairkan.
Baca juga: Puluhan kontraktor nakal dilaporkan ke polisi karena tipu penyintas gempa Cianjur
"Dana bantuan untuk pembangunan kembali tujuh rumah sudah dicairkan, sehingga diduga uang bantuan dibawa kabur pihak kontraktor, setelah kami menelusuri ke pihak bank, kami akan minta pihak kontraktor untuk bertanggung jawab," katanya.
Bahkan, pihaknya akan melaporkan hal tersebut ke kepolisian jika dalam waktu dekat kontraktor tidak menuntaskan pembangunan, karena warga penyintas sudah menyerahkan seluruh uang bantuan pemerintah untuk membangun kembali rumahnya.
Sementara pembangunan rumah tahan gempa (RTG) di Desa Sukamahi, Kecamatan Sukaresmi, terlantar selama berbulan-bulan karena diduga uang perbaikan rumah dibawa kabur kontraktor atau pihak ketiga, sehingga warga masih bertahan tinggal di dalam tenda dan hunian darurat.
"Kami mempercayakan pembangunan rumah kembali pada pihak ketiga karena anjuran dari pihak desa harus menggunakan jasa mereka, sebelumnya kami sudah ingin membangun secara mandiri, bahkan sudah sempat belanja batu bata untuk dinding," kata warga Desa Sukamahi, Sopyan.
Namun, setelah uang diserahkan, pihak kontraktor hanya membangun pondasi rumah dan menyimpan sejumlah besi penyangga, sampai lima bulan lamanya pembangunan rumah terbengkalai karena kontraktor tidak pernah kembali melanjutkan pembangunan.
"Sejak bulan Juni sampai sekarang tidak ada yang datang mengerjakan pembangunan, hanya membangun pondasi selama satu. Kami merasa ditipu kontraktor, bahkan seluruh uang yang ada di dalam rekening sudah dicairkan tanpa sepengetahuan kami," katanya.
Baca juga: Pemkab Cianjur bantu tuntaskan pembangunan rumah penyintas ditipu kontraktor
Sopyan dan tujuh kepala keluarga lainnya di desa tersebut, meminta bantuan dari pemerintah agar pihak kontraktor bertanggungjawab menuntaskan pembangunan rumah mereka yang rusak akibat gempa tahun lalu.
"Saya juga mendapat kabar enam orang warga korban gempa mengalami hal yang sama, seluruh uang dalam rekening mereka habis dikuras kontraktor yang katanya sudah membuat kesepakatan, saya pribadi tidak pernah membuat kesepakatan apalagi tanda tangan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023