Antarajawabarat.com,11/11 - Negara besar terlibat dalam pembicaraan "serius" dengan Iran mengenai program nuklirnya, dan AS "tidak buta" atau "bodoh" dalam mengupayakan kesepakatan mengenai program nuklir kontroversial Teheran, kata Menteri Luar Negeri AS John Kerry, Ahad (10/11).

Komentar tersebut dikeluarkan setelah pembicaran intensif tiga-hari di Jenewa antara Iran dan Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, China dan Jerman --yang disebut P5+1-- mempersempit perbedaan mereka tapi gagal menghasilkan kesepakatan sementara di tengah harapan tinggi.

Kedua pihak, saat penutupan pembicaraan mereka pada Sabtu (9/11), sepakat untuk bertemu lagi pada 20 November.

"Ini adalah untuk pertama kali P5+1 telah bersatu dalam menetapkan serangkaian pilihan serius yang mungkin ini, dengan Pemerintah baru Iran," kata Kerry dalam acara ABC "Meet the Press di Jenewa, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin.

"Ini adalah perubahan baru, dan itu harus diuji dengan amat-sangat hati-hati," katanya.

"Beberapa orang yang sangat serius, mampu dan ahli di pemerintah kami, yang telah menghabiskan usia mereka dalam berurusan dengan Iran serta senjata nuklir dan penyebaran serta perlucutan senjata nuklir, terlibat dalam perundingan kami," ia menambahkan. "Kami tidak buta, dan saya kira kami tidak bodoh."
Sementara itu, anggota parlemen "hawkish" AS dan Israel telah melontarkan kecaman terhadap kesepakatan yang diusulkan dengan Iran, terutama potensi peredaan sebagian sanksi terhadap Teheran.

Mengenai usul kesepakatan dengan Iran tersebut, Kerry berkata, "Itu adalah langkah awal dalam upaya yang akan mengikat program itu di tempatnya hari ini, mengatur kembali seseorang merundingkan kesepakatan penuh."
"Dan takkan ada peredaan tekanan," ia menambahkan. "Tak seorang pun pernah berbicara mengenai membebaskan rejim sanksi saat ini. Tekanan akan tetap ada."

Antara

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013