Psikolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D., mengatakan liburan sekolah penting untuk menjaga kondisi kesehatan anak-anak baik fisik maupun mental.

Selain itu, liburan juga bermanfaat untuk mengurangi rasa stres dan kecemasan pada anak dan liburan sekolah memiliki peranan penting untuk membantu meningkatkan perkembangan pada anak.

"Liburan itu sebetulnya meningkatkan produktivitas. Kalau dalam konteks anak-anak kecil, balita, dan juga anak-anak sekolah, produktivitas itu bisa dibilang adalah perkembangan, baik perkembangan fisik maupun perkembangan mental," kata Novi saat dihubungi ANTARA, Sabtu.

Dia menjelaskan bahwa pada dasarnya setiap manusia, terlepas dari jenjang usia berapapun, memang membutuhkan waktu libur untuk beristirahat dari rutinitas yang selalu dilakukan dalam keseharian.

Waktu libur, imbuh dia, akan menguatkan kembali seluruh kompetensi atau potensi yang dimiliki seseorang. Apabila melakukan aktivitas yang sama secara terus-menerus, hal itu justru akan membuat seseorang menjadi semakin melemah.


"Kita pikirnya kalau dia ke sekolah tiap hari itu pertumbuhannya akan berkembang sangat baik. Tapi, kalau dia lupa untuk liburan atau beristirahat, itu justru tambah melemah," ujar Novi.

Novi mengilustrasikan kesehatan mental dengan berlari. Ketika berlari setiap hari, aktivitas itu baik bagi kesehatan kardiovaskular, namun, mungkin bisa membuat otot lemah sehingga perlu diimbangi dengan olahraga lain seperti angkat beban.

"Kalau anak sekolah itu kadang kala misalnya ada ujian, ada kegiatan-kegiatan yang harus dinilai. Nah, itu ada rasa cemas. Tapi, ketika liburan, tiba-tiba mereka bisa mendapatkan situasi yang mereka tidak ada tekanan," kata dia.

Liburan juga dapat membantu anak untuk menemukan atau melakukan kembali hobi yang selama ini tidak bisa dilakukan mengingat padatnya aktivitas sekolah. Sebagai contoh hobi naik gunung yang baik untuk dilakukan karena membantu anak untuk mengembangkan kompetensi-kompetensi yang tidak didapatkan selama belajar di kelas.

Yang tak kalah penting, waktu liburan dapat memberi kesempatan kepada anak untuk lebih membangun kedekatan bersama keluarganya. Aktivitas yang dilakukan bersama keluarga juga tak harus selalu berlibur ke luar kota.

"Justru liburan itu membuat kesempatan mereka bisa melakukan kegiatan bersama walaupun nggak harus piknik dan keluar kota. Tapi, misalnya, mereka bisa masak bareng, atau anak-anak kalau di desa itu bisa membantu orang tuanya berkebun atau bertani dan memelihara binatang," kata Novi.

Liburan sekolah bisa jadi ajang pembelajaran berbeda bagi anak
 

Psikolog anak dari Universitas Indonesia Dr. Rose Mini Agoes Salim, M.Psi mengatakan bahwa momen liburan sekolah dapat menjadi ajang pembelajaran yang berbeda bagi anak-anak melalui ragam aktivitas baik yang dilakukan di luar ruangan maupun di dalam ruangan.

"Pada saat liburan itu sebetulnya menjadi ajang pembelajaran yang berbeda. Biasanya dia belajar dengan menggunakan otak kiri seperti (belajar) matematika dan sebagainya. Mungkin dengan ini, dia bisa inovasi, bisa gambar, atau apapun yang biasanya tidak biasa dia lakukan sehingga waktu liburan itu stimulasinya bisa juga luar biasa untuk si anak," kata psikolog yang akrab disapa Romi itu saat dihubungi ANTARA, Jumat (30/6).

Romi mengatakan aktivitas saat liburan sekolah tidak harus selalu meriah dan repot seperti pergi keluar kota. Yang terpenting, aktivitas tersebut harus keluar dari kebiasaan atau rutinitas anak dibanding saat masih bersekolah. Aktivitas selama liburan juga perlu disesuaikan dengan usia sang anak.
 
"Dengan adanya liburan ini, dia keluar dari situasi tersebut (rutinitas sekolah) dan itu seperti me-recharge baterai agar bisa berhasil untuk membuat dia menjadi lebih segar dan lebih oke pada saat di sekolah nanti," kata dia.
 
Jika selama masa liburan hanya berada di dalam rumah, Romi mencontohkan, orang tua bisa mengembangkan aktivitas-aktivitas yang memang disukai oleh anak seperti belajar memasak, belajar merajut, hingga bermain peran.

Menghabiskan waktu liburan di luar ruangan juga dapat menjadi opsi lain, contohnya seperti aktivitas berkemah di alam. Romi mengatakan aktivitas ini dapat membantu anak untuk melatih logika, melatih kemandirian, hingga mengembangkan kemampuan-kemampuan lain.

"Dia bisa mencoba untuk belajar menjadi orang yang berbeda dari biasanya (dari rutinitas sekolah) dan tidak selalu harus diatur oleh orang tuanya. Dia bergerak sendiri untuk bisa mengatasi masalah-masalah pada waktu dia camping," kata Romi.

Meski begitu, Romi mengingatkan agar orang tua berdiskusi terlebih dahulu bersama anak mengenai destinasi yang ingin dikunjungi, bahkan sebelum masa liburan tiba. Selama diskusi, anak sebaiknya juga didorong untuk merancang rencana perjalanan dan menentukan destinasi yang dituju.

Misalnya dia pilih, 'Saya mau ke Jogja'. Orang tua kasih informasi juga, 'Coba cari lebih jauh dan kamu mau pergi ke Jogja, bikin itinerary-nya sendiri apa yang mau dilakukan'. Itu jadi suatu tambahan pengetahuan dan pengalaman untuk anak," kata Romi. Jika hendak berlibur ke destinasi tertentu, orang tua juga perlu mengomunikasikan anggaran dana (budget) yang disanggupi kepada anak. Jangan pula membebani anak dengan ekspektasi tertentu berdasarkan besaran anggaran yang sudah dikeluarkan.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Psikolog: Liburan sekolah penting untuk tingkatkan perkembangan anak

Pewarta: Rizka Khaerunnisa

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023