Antarajawabarat.com, 5/9 - Kelompok Pegusaha Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Cianjur, Jabar, akan mencari solusi agar harga kedelai kembali stabil, meski Kopti akan mogok selama tiga hari.
Sejak beberapa minggu terakhir, ungkap Sekretaris Kopti Cianjur, Hugo Siswaya, Kamis, puluhan pengrajin tahu tempe dibawah 50 kilogram telah merumahkan karyawannya dan menghentikan produksi.
"Mahalnya harga kedelai membuat para pengrajin terpaksa menghentikan usahanya karena tidak mampu menutupi biaya produksi. Sehingga kami akan mengikuti imbau untuk mogok produksi dan berjualan selama tiga hari," katanya.
Pihaknya akan mencari jalan keluar atas kesulitan yang menimpa para pengusaha, pengrajin dan pedagang tahu tempe, yang kelimpungan dengan meroketnya harga kedelai seiring melemahnya rupiah atas dolar.
"Kami akan berkordinasi dengan Kopti di seluruh Indonesia, untuk menentukan kenaikan harga secara nasional tahu tempe. Serta mencari solusi agar stbail kembali harga bahan baku kedelai," ungkapnya.
Dia menjelaskan, kenaikan harga kedelai tersebut, tidak hanya disebabkan nilai tukar rupiah, namun adanya pengendali lain dan permainan spekulan kedelai. Pasalnya tambah dia, lemahnya nilai tukar rupiah hanya berdampak terhadap kenaikan kedelai hingga 20 persen.
Pihaknya mencatat dua hari kedepan 283 pengusaha tahu tempe di Cianjur, dipastikan tidak akan melakukan produksi dan penjualan karena hal tersebut untuk menentukan nasib mereka selanjutnya.
"Kami juga akan meminta Presiden RI SBY untuk ikut serta menstabilkan kembali harga kedelai dan segera melakukan swasembada kedelai karena kedelai lokal lebih baik kualitasnya dari kedelai impor," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diperindag) Cianjur, melalui Kabid Perdagangan Yudi A, menyayangkan aksi mogok yang akan dilakukan Kopti Cianjur tersebut.
Pihaknya mengaku tidak dapat berbuat banyak karena hal tersebut terkait masa depan pengusaha dan pengrajin tahu tempe di Cianjur. Guna mengatasi hal tersebut, pihaknya mengimbau warga untuk mencari alternatif lain yang gizinya sama dengan tahu tempe.
"Kami telah meminta agar pengusaha dan pengrajin tidak melakukan mogok, namun hal tersebut dilakukan untuk keberlangsungan usaha mereka, apa boleh buat, tapi Senin mereka sudah kembali berproduksi," katanya.***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013
Sejak beberapa minggu terakhir, ungkap Sekretaris Kopti Cianjur, Hugo Siswaya, Kamis, puluhan pengrajin tahu tempe dibawah 50 kilogram telah merumahkan karyawannya dan menghentikan produksi.
"Mahalnya harga kedelai membuat para pengrajin terpaksa menghentikan usahanya karena tidak mampu menutupi biaya produksi. Sehingga kami akan mengikuti imbau untuk mogok produksi dan berjualan selama tiga hari," katanya.
Pihaknya akan mencari jalan keluar atas kesulitan yang menimpa para pengusaha, pengrajin dan pedagang tahu tempe, yang kelimpungan dengan meroketnya harga kedelai seiring melemahnya rupiah atas dolar.
"Kami akan berkordinasi dengan Kopti di seluruh Indonesia, untuk menentukan kenaikan harga secara nasional tahu tempe. Serta mencari solusi agar stbail kembali harga bahan baku kedelai," ungkapnya.
Dia menjelaskan, kenaikan harga kedelai tersebut, tidak hanya disebabkan nilai tukar rupiah, namun adanya pengendali lain dan permainan spekulan kedelai. Pasalnya tambah dia, lemahnya nilai tukar rupiah hanya berdampak terhadap kenaikan kedelai hingga 20 persen.
Pihaknya mencatat dua hari kedepan 283 pengusaha tahu tempe di Cianjur, dipastikan tidak akan melakukan produksi dan penjualan karena hal tersebut untuk menentukan nasib mereka selanjutnya.
"Kami juga akan meminta Presiden RI SBY untuk ikut serta menstabilkan kembali harga kedelai dan segera melakukan swasembada kedelai karena kedelai lokal lebih baik kualitasnya dari kedelai impor," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diperindag) Cianjur, melalui Kabid Perdagangan Yudi A, menyayangkan aksi mogok yang akan dilakukan Kopti Cianjur tersebut.
Pihaknya mengaku tidak dapat berbuat banyak karena hal tersebut terkait masa depan pengusaha dan pengrajin tahu tempe di Cianjur. Guna mengatasi hal tersebut, pihaknya mengimbau warga untuk mencari alternatif lain yang gizinya sama dengan tahu tempe.
"Kami telah meminta agar pengusaha dan pengrajin tidak melakukan mogok, namun hal tersebut dilakukan untuk keberlangsungan usaha mereka, apa boleh buat, tapi Senin mereka sudah kembali berproduksi," katanya.***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013