Antarajawabarat.com,4/9 - Fraksi Partai Demokrat DPRD Jawa Barat mempertanyakan tentang turunnya pendapatan retribusi daerah hingga 0,34 persen kepada Gubernur Jabar, padahal pendapatan asli daerah (PAD) dari tahun 2012 ke 2013 mengalami peningkatan sebesar 6,47 persen (Rp9.882 triliun menjadi Rp10.521 triliun).

"Kita tahu bahwa sumber PAD itu banyak, salah satunya retribusi daerah dan itu hampir semuanya meningkat. Tetapi kenapa hanya dari retribusi daerah saja yang mengalami penurunan hingga 0,34 persen. Oleh karena itu, kami minta penjelasan tentang ini kepada Gubernur Jabar," kata Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPRD Jawa Barat Didin Supriadin, di Bandung, Rabu.

Ia menuturkan, pihaknya akan bertanya kepada Gubernur Jawa Barat tentang unit retribusi apa saja yang mengalami penurunan dan bagaimana langkah antisipasinya agar hal tersebut tidak terjadi di tahun berikutnya.

Menurut dia, usulan tersebut sudah disampaikan pihaknya dalam rapat paripurna APBD Perubahan Jawa Barat Tahun 2013, Selasa (3/9).

"Pada paripurna kemarin, kami juga menyampaikan berkaitan dengan dana perimbangan," katanya.

Fraksi Partai Demokrat, kata Didin, memprediksi ada kenaikan peningkatan sebesar Rp139,896 miliar dari target semula sebesar Rp2,583 triliun menjadi Rp2.722 triliun lebih atau meningkat sebanyak 5,42 persen.

"Jadi sumber kenaikannya itu yakni bagi hasil pajak yang meningkat menjadi sebesar Rp 1.170 triliun lebih," katanya..

Ia menuturkan, jumlah itu terdiri dari dana alokasi umum (DAU) tetap sebesar Rp1.472 triliun lebih dan dana alokasi khusus tetap sebesar Rp80.072 miliar.

"Dan atas capaian tersebut kami memandang dan mengapresiasi sangat positif," ujar dia.

Sementara itu, lanjut Didin, berkaitan dengan dana perimbangan yang bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) dan bagi hasil, fraksinya menilai hal tersebut seharusnya tidak terjadi.

"Mengapa karena data di pusat pada dasarnya bersumber dari daerah. Tapi kami tetap meminta kejelasan tentang bagaimana langkah gubernur untuk mengantisipasi agar permasalahan perbedaan perhitungan ini tidak berulang-ulang terjadi," katanya.***1***

Ajat S

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013