Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Holtikultura (DP3H) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, meminta petani di sejumlah wilayah pertanian di Cianjur untuk melakukan penanaman padi lebih cepat sebagai upaya menghindari musim kemarau.
Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan DP3H Cianjur, Dandan Hendayana saat dihubungi Minggu, mengatakan setiap tahunnya musim kemarau atau musim kering akan terjadi pada bulan Juli-Agustus 2023, tercatat dari 52 ribu hektar lahan pertanian di Cianjur, sekitar 8.000 hektar diantaranya terancam kekeringan.
"Berdasarkan perkiraan kekeringan biasa terjadi pada bulan tersebut, sehingga petani harus melakukan penanaman dengan cepat agar tidak terjadi penurunan angka produksi. Termasuk meminta petani melakukan panen pada usia optimal guna antisipasi gagal panen terutama di wilayah selatan," katanya.
Memasuki musim kemarau tahun ini, pihaknya menggencarkan sosialisasi jadwal tanam yang dipercepat pada petani di sejumlah kecamatan yang menjadi lumbung padi Cianjur, seperti Kecamatan Karangtengah, Sukaluyu, Warungkondang dan Kecamatan Cianjur.
Berdasarkan hitung-hitungan selama ini, petani seharusnya sudah melakukan penanaman padi pada bulan Mei-Juni untuk menyelamatkan usia tanam di atas 60 hari, sehingga saat masuk musim kemarau tanaman padi sudah melewati fase vegetatif.
"Setelah melalui fase vegetatif tanaman padi tidak terlalu banyak membutuhkan air, berbagai edukasi diberikan pada petani agar sampai akhir Juni semua harus sudah melakukan penanaman," katanya.
Untuk antisipasi lebih cepat, sudah dilakukan penyuluh pertanian di wilayah selatan yang menjadi langganan terjadinya kekeringan, karena banyak sawah tadah hujan, terlebih perkiraan BMKG musim kemarau tahun ini akan lebih lama.
Sedangkan upaya lain dengan melakukan berbagai langkah ansitipatif meski terjadinya El Nino atau musim kemarau panjang baru perkiraan karena beberapa hari terakhir masih turun hujan di sejumlah wilayah di Cianjur termasuk di wilayah selatan.
"Harapan kami sama dengan petani, kemarau panjang tidak terjadi, namun berbagai upaya antisipasi sudah dilakukan agar 52 ribu hektar lahan pertanian tetap menghasilkan produksi padi secara maksimal," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan DP3H Cianjur, Dandan Hendayana saat dihubungi Minggu, mengatakan setiap tahunnya musim kemarau atau musim kering akan terjadi pada bulan Juli-Agustus 2023, tercatat dari 52 ribu hektar lahan pertanian di Cianjur, sekitar 8.000 hektar diantaranya terancam kekeringan.
"Berdasarkan perkiraan kekeringan biasa terjadi pada bulan tersebut, sehingga petani harus melakukan penanaman dengan cepat agar tidak terjadi penurunan angka produksi. Termasuk meminta petani melakukan panen pada usia optimal guna antisipasi gagal panen terutama di wilayah selatan," katanya.
Memasuki musim kemarau tahun ini, pihaknya menggencarkan sosialisasi jadwal tanam yang dipercepat pada petani di sejumlah kecamatan yang menjadi lumbung padi Cianjur, seperti Kecamatan Karangtengah, Sukaluyu, Warungkondang dan Kecamatan Cianjur.
Berdasarkan hitung-hitungan selama ini, petani seharusnya sudah melakukan penanaman padi pada bulan Mei-Juni untuk menyelamatkan usia tanam di atas 60 hari, sehingga saat masuk musim kemarau tanaman padi sudah melewati fase vegetatif.
"Setelah melalui fase vegetatif tanaman padi tidak terlalu banyak membutuhkan air, berbagai edukasi diberikan pada petani agar sampai akhir Juni semua harus sudah melakukan penanaman," katanya.
Untuk antisipasi lebih cepat, sudah dilakukan penyuluh pertanian di wilayah selatan yang menjadi langganan terjadinya kekeringan, karena banyak sawah tadah hujan, terlebih perkiraan BMKG musim kemarau tahun ini akan lebih lama.
Sedangkan upaya lain dengan melakukan berbagai langkah ansitipatif meski terjadinya El Nino atau musim kemarau panjang baru perkiraan karena beberapa hari terakhir masih turun hujan di sejumlah wilayah di Cianjur termasuk di wilayah selatan.
"Harapan kami sama dengan petani, kemarau panjang tidak terjadi, namun berbagai upaya antisipasi sudah dilakukan agar 52 ribu hektar lahan pertanian tetap menghasilkan produksi padi secara maksimal," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023