Antarajawabarat.com, 25/8 - Peneliti dari Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat (BBPJB) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Ade Mulyanah menyebutkan hanya 40 persen anak di Jabar yang mengetahui dan mampu berbahasa Sunda.

"Persentase itu didapat dari anak yang kedua orang tuanya asli orang Sunda, bayangkan bagaiman dengan orang tua yang bukan asli Sunda,” kata Ade Mulyanah saat menghadiri final pemilihan duta bahasa Jawa Barat di The Hotel Majesty Bandung.

Menurut Ade, Bahasa Sunda atau bahasa daerah sekarang tengah berada dalam ancaman penurunan jumlah penggunanya khususnya di kalangan generasi muda. Hal itu disebabkan masyarakat Jawa Barat yang mulai tidak terbiasa menggunakan bahasa daerah.

Selain itu, Ade juga menyebutkan ada dua hal mengapa bahasa daerah tersebut terancam punah yakni karena dibiarkan punah dan yang kedua tidak sengaja dibiarkan, karena mereka mengganggap hal itu tidaklah berkepentingan

"Mereka takut dengan bahasa daerah sendiri, karena mereka menganggap bahasa asing adalah trensenter, padahal tidak demikian juga," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, saat ini BBPJB sedang menggalakan cinta pada bahasa daerah sendiri, dengan cara melakukan sosialisasi penggunaan bahasa daerah dan Bahasa Indonesia kepada sekolah-sekolah dengan mengusung slogan “Bahasa daerah itu pasti Bahasa Indonesia itu wajib, Bahasa asing itu perlu.”

"Kami sengaja mengadakan pemilihan duta bahasa provinsi Jabar, guna menyebarkan 'virus bahasa' mereka bukan ahli bahasa, tapi kita mencoba, bagaiamana menumbuhkan kepedulian masyarakat kepada bahasa daerah sendiri, dan masyarakat tentunya agar tidak segan menggunakan bahasa daerah," kata Ade Mulyanah menambahkan.



Resita

Pewarta:

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013