Harga minyak mentah berjangka turun tajam pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), di tengah ketidakpastian atas pertemuan mendatang Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan mitranya (OPEC+), serta nasib kesepakatan plafon utang AS di Kongres.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli merosot 3,21 dolar AS atau 4,42 persen, menjadi menetap di 69,46 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli tergelincir 3,41 dolar AS atau 4,43 persen, menjadi ditutup pada 73,54 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Meskipun Gedung Putih dan Partai Republik telah mencapai kesepakatan tentang plafon utang AS, penentangan beberapa anggota parlemen terhadapnya menambah ketidakpastian tentang hasilnya.

Beberapa anggota parlemen sayap kanan Republik mengatakan mereka mungkin menentang kesepakatan untuk menaikkan plafon utang AS, pengguna minyak terbesar di dunia. Presiden Demokrat Joe Biden dan Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy tetap optimis kesepakatan itu akan disahkan.

Biden dan McCarthy membuat kesepakatan selama akhir pekan yang harus melewati Kongres AS yang terpecah sebelum 5 Juni, hari dimana Departemen Keuangan mengatakan negara tersebut tidak akan dapat memenuhi kewajiban keuangannya, yang dapat mengganggu pasar keuangan.

McCarthy pada Selasa (30/5/2023) mendesak anggota partainya untuk mendukung kesepakatan itu.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Minyak jatuh terseret ketidakpastian atas OPEC+, kesepakatan utang AS

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023