Analis perusahaan pialang valas dan saham Deu Calion Futures (DCFX), Lukman Leong memperkirakan rupiah akan menguat karena didukung sentimen risk on di pasar yang menyambut positif perkembangan seputar plafon utang Amerika Serikat (AS).

"(Namun), naiknya ekspektasi akan suku bunga the Fed masih akan membatasi penguatan," kata dia ketika ditanya Antara, Jakarta, Selasa.

Sentimen risk on adalah kondisi pasar yang menunjukkan bahwa pelaku pasar sedang optimis terhadap prospek kondisi perekonomian.

Pada Selasa pagi ini, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat tipis sebesar 0,06 persen atau 9 poin menjadi Rp14.963 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.972 per dolar AS.

Dia menduga pergerakan rupiah hari ini berada di kisaran Rp14.900-Rp15.000 per dolar AS.

Seperti diketahui, adanya penyelesaian anggaran perihal debt ceiling di AS oleh Presiden AS Joe Biden dengan Ketua DPR Kevin McCarthy untuk menangguhkan plafon utang 31,4 triliun dolar AS hingga 1 Januari 2025 dinilai bisa melegakan pasar.

“Artinya, pasar berani lagi masuk ke aset berisiko. Jadi harusnya bisa mendorong penguatan rupiah,” ungkap Ariston pada Selasa (30/5).

Di perdagangan Asia, dolar AS dibuka melemah terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada Selasa pagi, setelah kesepakatan atas plafon utang AS mengangkat sentimen risiko, meskipun kesepakatan itu dapat menghadapi tantangan melalui Kongres.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah menguat karena didukung sentimen "risk on" di pasar

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023