Antarajawabarat.com, 4/8 - PT Jasa Sarana yang merupakan BUMD milik Pemprov Jabar memulai penyaluran uang ganti rugi untuk lahan Tol Cisumdawu sejak 31 Juli 2013.

"Pembayaran uang ganti rugi kepada pemilik lahan yang disalurkan hingga 2 Agustus 2013 telah mencapai 120 bidang. Dihatapka proses ini dapat mempercepat pembangunan tol ini yang ditargetkan bisa tuntas 2016," kata Direktur Utama PT Jasa Sarana Soko Sandi Buwono di Bandung, Minggu.

Jalan Tol Cisumdawu yang membentang dari Cileunyi - Sumedang - Dawuan Subang itu untuk mendukung infrastruktur Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati Kabupaten Majalengka.

Soko menyebutkan, kurang lebih lahan yang sudah dibayar mencapai 122.749 meter persegi, senilai Rp19,20 miliar dengan dana mandiri PT Jasa Sarana.

Diharapkan dapat menjadi awal yang baik, terlebih pada bulan Ramadhan dan dapat lebih mendorong percepatan penyelesaian pengadaan tanah jalan tol Cisumdawu dari Seksi I sampai dengan seksi VI, sehingga pengoperasian jalan tol cisumdawu dapat dilaksanakan bersamaan dengan beroperasinya BIJB tahun 2016.

Ia mengakui sejumlah kendala teknis terjadi dalam pembangunan tol di timur Jawa Barat tersebut, namun kesungguhan yang dilakukan semua pihak akhirnya pembayaran uang ganti rugi lahan bisa dilakukan.

Sebelumnya dilakukan proses tahapan pengadaan tanah, PT Jasa Sarana, yang memperoleh mandat dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk melaksanakan pendanaan dan pengadaan tanah jalan tol Cisumdawu sudah mulai melakukan pembayaran Uang Ganti Rugi (UGR) kepada masyarakat yang tanahnya terkena proyek pembangunan jalan tol.

"Sesuai dengan mandat dari Pemprov Jabar , Jasa Sarana mengeban pengadaan tanah untuk seksi tiga hingga seksi enam," katanya.

PT Jasa Sarana melalui Tim Pembebasan Tanah (TPT) Kementrian PU dan Panitia Penyedia Tanah (P2T) Kabupaten Sumedang telah merealisasikan pembayaran UGR pengadaan tanah proyek pembangunan jalan tol Cisumdawu Seksi tiga (Sumedang-Cimalaka) dengan panjang 3,750 kilometer dengan luas lahan 100,2 hektar.

Sedangkan untuk pembebasan lagan seksi empat atau ruas Cimalaka - Legok sepanjang 7 ,2 kilometer membutuhkan lahan 83,6 hektar. Seksi lima yakni ruas Legok - Ujung Jaya sepanjang 15,9 kilometer membutuhkan luas lahan 216,1 hektar.

"Seksi enam ruas Ujung Jaya - Dawuan panjangnya empat kilometer, dengan lahan yang dibutuhkan 22 hektar," kata Soko.

Sementara itu pembangunan Tol Cisumdawu akan dilakukan dalam dua pase dengan total enam seksi ruas tol . Pase pertama seksi I adalah ruas Cileunyi hingga Sumedang dengan pengadaan lahan didanai oleh APBN sedangan pase dua yakni dari seksi tiga hingga enam atau Sumedang hingga Dawuan pembebasan lahan dilakukan oleh PT Jasa Sarana.

Estimasi total kebutuhan lahan mencapai 848,2 hektar. Dimana perkiraan kebutuhan biaya untuk phase I untuk pengadaan tanah mencapai Rp665 miliar. Sementara untuk phase II mencapai Rp 630 miliar.

"Total estimasi biaya tanah keseluruhan tol Cisumdawu mencapai Rp1,295 triliun ," katanya.
Sedangkan biaya konstruksi proyek pembangunan jalan tol itu secara keseluruhan dari seksi satu hingga enam senilai Rp7,8 triliun.

Rinciannya untuk biaya pembangunan seksi satu Rp1,1 triliun, seksi dua Rp4,6triliun, seksi tiga Rp225,7 miliar, seksi empat Rp786,2 miliar. Seksi lima Rp859,04 miliar dan seksi enam Rp185,12 miliar.

Terkait progres pembebasan lahan seksi satu menurut Dirut PT Jasa Sarana telah mencapai 27 persen, kemudian seksi dua mencapai 50 persen. Sehingga proses pengerjaan konstruksi untuk seksi dua yang dilakukan oleh pemerintah sudah berjalan.

"Pembebasan untuk seksi tiga yang dilakukan oleh PT Jasa Sarana juga tengah berjalan dengan anggaran mencapai Rp19,2 miliar," kata Soko Sandi Buwono menambahkan.***3***

Pewarta:

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013