Antarajawabarat.com,19/7 - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB) mengumumkan penyaluran kredit bank tersebut mencapai Rp41,8 triliun pada kuartal II tahun 2013 atau tumbuh sebesar 33,9 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2012.

"Pertumbuhan kredit tersebut mencerminkan peningkatan aktivitas bisnis bank yang mendorong naiknya tingkat profitabilitas BJB," kata Direktur Utama BJB Bien Subiantoro dalam Paparan Kinerja BJB Semester I Tahun 2013 di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, pertumbuhan kredit pada kuartal II tahun 2013 sebesar 33,9 persen itu didominasi oleh Kredit Perumahan Rakyat (KPR).

Dia memaparkan pencapaian kredit dari sektor KPR pada kuartal II 2013 mencapai Rp2,92 triliun atau tumbuh sebesar 209,8 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2012.

"Untuk mendukung pertumbuhan pada sektor KPR, kami terus berupaya untuk memperluas pangsa pasar pembiayaan kredit perumahan melalui pemberian suku bunga rendah dengan jangka waktu dua tahun dan tiga tahun," ujarnya.

Bien menyampaikan saat ini BJB memberikan suku bunga KPR sebesar 7,25 persen untuk jangka waktu dua tahun dan 8,52 persen untuk jangka waktu tiga tahun.

"Suku bunga tersebut untuk pembelian rumah tinggal, rumah toko dan rumah kantor," jelasnya.

Selain kredit KPR, kata dia, salah satu sumber pertumbuhan kredit bank itu adalah dari sektor produktif, dimana kontribusi yang cukup besar berasal dari penyaluran kredit mikro.

Hal itu, menurut dia, dapat dilihat dari posisi kredit mikro BJB pada kuartal II 2013 yang mencapai Rp5,52 triliun atau meningkat sebesar 51,9 persen dibandingkan periode yang sama pada 2012.

Selanjutnya, Dirut BJB itu mengatakan ada beberapa faktor yang mendorong bank itu menekan penyaluran kredit pada sektor konsumsi, termasuk KPR.

Faktor-faktor tersebut adalah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), inflasi, dan kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI rate) yang hingga saat ini mencapai 6,5 persen.
"Kemudian kami akan memperkuat pengendalian biaya operasional serta meningkatkan kualitas kredit secara keseluruhan guna menghadapi kondisi perbankan yang cenderung tumbuh lebih lambat di semester kedua 2013," katanya.

Selain itu, untuk kredit komersial, kata dia, BJB akan mengkonsolidasikan dengan revisi target untuk mencegah peningkatan NPL (Non Performing Loan) atau kredit bermasalah.

"Dalam bidang dana pun kami akan berkonsentrasi pada pencarian dana-dana murah," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Bien juga menyampaikan bahwa posisi "Return on Asset" (RoA) bank itu berada pada 2,2 persen, sedangkan "Return on Equity" (RoE) sebesar 24,4 persen dengan NIM (Net Interest Margin) sebesar 8,2 persen.

BJB merupakan badan usaha milik daerah (BUMD) Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Banten yang berkantor pusat di Bandung. Bank ini didirikan pada 20 Mei 1961.***3***

antara

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013