Camat Mandalajati, Kota Bandung, Jawa Barat, Yana Rusmulyana, mengatakan mayoritas warga di sekitar eks TPA Cicabe memahami persoalan dibutuhkannya operasional fasilitas tersebut dalam keadaan Bandung yang darurat sampah meski ada yang kurang setuju.
"Masyarakat di situ (Cicabe) memang ada yang kurang setuju. Tapi mayoritas sangat membantu, welcome dan tidak mempermasalahkan, sama-sama saling memahami dan suasana juga kondusif," kata Yana di Bandung, Jumat.
Kebanyakan, warga masih tidak yakin kesementaraan operasional TPA Cicabe, kemudian ada yang khawatir soal kesehatannya dengan reaktivasi TPA ini.
"Namun perlu diingat juga pak Plh Wali Kota sudah menegaskan bahwa TPA Cicabe hanya sementara. Kemudian juga jalan seputar yang mau dilalui di Cicabe akan dibenahi untuk meminimalisir kerusakan," ucapnya.
Warga di sekitar eks TPA Cicabe memang mengaku masih banyak yang memiliki keraguan atas masa operasional TPA darurat tersebut, kemudian juga banyak yang khawatir terkait kondisi geografis eks TPA Cicabe itu.
Salah satu warga RW 14 Jatihandap Uus mengatakan memang masih banyak warga yang belum tahu apakah TPA ini akan jadi permanen atau hanya sementara yang akhirnya menimbulkan juga pro kontra di masyarakat.
"Masih banyak warga yang belum tahu apakah ini cuma sementara atau jadi TPA permanen. Belum lagi baunya ya, itu juga jadi keluhan masyarakat. Tapi kemarin saya dengar katanya ini hanya sekitar dua minggu saja aktivasinya. Semoga sampah-sampah di kota bisa cepat dibereskan," ucap Uus.
Salah satu warga RW 14 Jatihandap lainnya, Dadang mengatakan bahwa sampah memang memiliki nilai positif, namun hanya untuk para pemulung di sekitar sini.
"Tapi untuk masyarakat, kami harap eks TPA Cicabe ini jangan dipakai lagi untuk TPA karena tanahnya sudah tinggi dan labil. Apalagi banyak perumahan di bawah, khawatir nanti longsor," tuturnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengharapkan masyarakat Bandung, khususnya yang berada di Kelurahan Jatihandap, Kecamatan Mandalajati, untuk berempati terkait pengoperasian kembali eks TPA Cicabe sebagai pembuangan akhir sampah Kota Bandung.
Pelaksana harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan bahwa hal itu dibutuhkan karena saat ini Bandung terbilang dalam keadaan darurat sampah, akibat kendala operasional di TPA Sarimukti, Bandung Barat, karenanya ia mengharapkan masyarakat dapat memaklumi dan bekerja sama dalam menyelesaikan persoalan sampah ini.
"Kami ingin masyarakat sama-sama empati dalam kondisi ini terkait dengan aktivasi eks TPA Cicabe. Kalau ada lahan lebih silahkan selesaikan di rumah tangga masing masing karena sedang darurat," kata Ema Sumarna di Bandung, Selasa.
Pemkot Bandung, kata Ema, berupaya berkoordinasi dan berkolaborasi dengan daerah lain agar masalah sampah di Kota Bandung terselesaikan.
Karena itu, ia menegaskan bahwa pengoperasian eks TPA Cicabe adalah sementara agar tidak ada penumpukan yang berlebihan di TPS, sambil menunggu TPA Sarimukti normal.
"Ini sementara. Kalau sudah normal dikembalikan, ya, dibersihkan lagi. Saya sadar tidak ada masyarakat satu pun yang ingin didatangi sampah. Kami bertanggung jawab. Kami sadar ini tugas pemerintah. Tapi kami tidak bisa bergerak sendiri dan perlu dukungan masyarakat," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
"Masyarakat di situ (Cicabe) memang ada yang kurang setuju. Tapi mayoritas sangat membantu, welcome dan tidak mempermasalahkan, sama-sama saling memahami dan suasana juga kondusif," kata Yana di Bandung, Jumat.
Kebanyakan, warga masih tidak yakin kesementaraan operasional TPA Cicabe, kemudian ada yang khawatir soal kesehatannya dengan reaktivasi TPA ini.
"Namun perlu diingat juga pak Plh Wali Kota sudah menegaskan bahwa TPA Cicabe hanya sementara. Kemudian juga jalan seputar yang mau dilalui di Cicabe akan dibenahi untuk meminimalisir kerusakan," ucapnya.
Warga di sekitar eks TPA Cicabe memang mengaku masih banyak yang memiliki keraguan atas masa operasional TPA darurat tersebut, kemudian juga banyak yang khawatir terkait kondisi geografis eks TPA Cicabe itu.
Salah satu warga RW 14 Jatihandap Uus mengatakan memang masih banyak warga yang belum tahu apakah TPA ini akan jadi permanen atau hanya sementara yang akhirnya menimbulkan juga pro kontra di masyarakat.
"Masih banyak warga yang belum tahu apakah ini cuma sementara atau jadi TPA permanen. Belum lagi baunya ya, itu juga jadi keluhan masyarakat. Tapi kemarin saya dengar katanya ini hanya sekitar dua minggu saja aktivasinya. Semoga sampah-sampah di kota bisa cepat dibereskan," ucap Uus.
Salah satu warga RW 14 Jatihandap lainnya, Dadang mengatakan bahwa sampah memang memiliki nilai positif, namun hanya untuk para pemulung di sekitar sini.
"Tapi untuk masyarakat, kami harap eks TPA Cicabe ini jangan dipakai lagi untuk TPA karena tanahnya sudah tinggi dan labil. Apalagi banyak perumahan di bawah, khawatir nanti longsor," tuturnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengharapkan masyarakat Bandung, khususnya yang berada di Kelurahan Jatihandap, Kecamatan Mandalajati, untuk berempati terkait pengoperasian kembali eks TPA Cicabe sebagai pembuangan akhir sampah Kota Bandung.
Pelaksana harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan bahwa hal itu dibutuhkan karena saat ini Bandung terbilang dalam keadaan darurat sampah, akibat kendala operasional di TPA Sarimukti, Bandung Barat, karenanya ia mengharapkan masyarakat dapat memaklumi dan bekerja sama dalam menyelesaikan persoalan sampah ini.
"Kami ingin masyarakat sama-sama empati dalam kondisi ini terkait dengan aktivasi eks TPA Cicabe. Kalau ada lahan lebih silahkan selesaikan di rumah tangga masing masing karena sedang darurat," kata Ema Sumarna di Bandung, Selasa.
Pemkot Bandung, kata Ema, berupaya berkoordinasi dan berkolaborasi dengan daerah lain agar masalah sampah di Kota Bandung terselesaikan.
Karena itu, ia menegaskan bahwa pengoperasian eks TPA Cicabe adalah sementara agar tidak ada penumpukan yang berlebihan di TPS, sambil menunggu TPA Sarimukti normal.
"Ini sementara. Kalau sudah normal dikembalikan, ya, dibersihkan lagi. Saya sadar tidak ada masyarakat satu pun yang ingin didatangi sampah. Kami bertanggung jawab. Kami sadar ini tugas pemerintah. Tapi kami tidak bisa bergerak sendiri dan perlu dukungan masyarakat," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023