Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh memastikan aktivitas di Kantor Pusat MUI, Jakarta, tetap berjalan normal setelah insiden penembakan pada Selasa pagi.

"Masih, kita bertugas menjalankan aktivitas seperti biasa," ujar Asrorun Niam di Jakarta, Selasa.

Asrorun menjelaskan insiden penembakan terjadi saat MUI menggelar rapat rutin pimpinan. Saat itu, MUI tengah membahas soal isu-isu keagamaan yang terjadi belakangan ini.

Jelang rapat berakhir, ada anggota sekretariat yang melakukan interupsi dan melaporkan kejadian. Seluruh pimpinan MUI kemudian melihat potongan foto dan video insiden yang terjadi di pintu masuk gedung.

"Di akhir rapat jam 12 itu ada interupsi, ada yang menginformasikan kasus ini dan kita secara bersama menyaksikan potongan foto dan video yang menjelaskan kasus di bawah setelah itu kita bahas pendek," kata dia.

Asrorun mengapresiasi langkah cepat kepolisian untuk mengamankan kondisi. Ia pun mendorong agar kasus tersebut diusut hingga tuntas agar tidak ada spekulasi di masyarakat.

"Penanganan ini setelah dilakukan secara profesional melahirkan ketenangan publik, tidak menyebabkan kekhawatiran-kekhawatiran di luar hukum. Saya kira itu menjadi kunci di dalam penanganan masalah ini," katanya.

Sementara itu, Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Masduki Baidlowi mengatakan keamanan di Gedung MUI Pusat tidak diperketat usai insiden penembakan, Selasa.

"Tidaklah, biasa saja keamanan di MUI selama ini, standar saja. Prosedur standar saja karena memang tidak ada apa-apa sebenarnya itu, biasa saja," kata Masduki Baidlowi.
Juru Bicara Wakil Presiden Ma'ruf Amin itu menambahkan tidak ada penambahan petugas keamanan, melainkan meningkatkan kondisi pengamanan di Gedung MUI Pusat, Jakarta.

"Kalau tambahan (pengamanan) tidak, tapi kalau mendisiplinkan tingkat keamanannya, mungkin koordinasi dengan pihak kepolisian lebih intensif, tapi kan tidak perlu dipergawat," ujarnya.


Teroris

Sebelumnya, Polda Metro Jaya mendalami keterkaitan pelaku penembakan di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat di Menteng, Jakarta Pusat, dengan jaringan teroris.
 
"Sementara ya kita dalamilah terkait dengan itu (jaringan teroris), kami juga akan koordinasi dengan Densus 88 apakah orang-orang ini ada dalam jaringan atau tidak, kami tidak berani menyimpulkan sekarang," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto saat ditemui di Kantor MUI Pusat, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa.
 
Karyoto menjelaskan awal mula kejadian penembakan itu. Pelaku awalnya masuk melewati pintu gerbang depan untuk bertemu ketua MUI.
 
"Ada orang tidak dikenal telah melewati pintu gerbang depan ingin bertemu dengan ketua MUI namun karena tidak dijelaskan untuk kepentingannya apa, darimana maka dia ditahan dulu," katanya.

Baca juga: Pelaku penembakan di Kantor MUI meninggal dunia

Baca juga: Polisi ungkap identitas pelaku penembakan di Kantor MUI Pusat
Setelah itu pelaku mengeluarkan senjata dan melakukan penembakan. Korbannya ada satu orang.
 
"Tertembak di bagian punggung, kemudian tersangka keluar dan oleh karyawan dikejar dan diamankan," katanya.
 
Mantan Deputi Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut juga menjelaskan, senjata yang digunakan oleh tersangka diduga senjata berjenis air softgun.
 
"Saya lihat jenisnya yang saya dapat dari Kapolres Jakpus ada butiran-butiran magasin peluru dan ada tabung gas kecil," katanya.

"Nah ini yang biasanya disebut air softgun, bukan senjata api, namun langkah lebih detail nanti kami minta labfor sebagai penyelidik apakah jenis senjata ini," katanya.

Baca juga: Jenazah pelaku penembakan di Kantor MUI Pusat tiba di RS Polri

Baca juga: Jenazah pelaku penembakan Kantor MUI Pusat diautopsi di RS Polri
 
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Komarudin mengungkapkan, pelaku penembakan di Kantor MUI Pusat di Menteng, Jakarta Pusat, merupakan pria berinisial M (60).
 
"Identitas pelaku sudah ada, inisialnya M dengan usia sekitar 60-an. KTP domisili Lampung," katanya saat dikonfirmasi di Kantor MUI Pusat, Selasa.
 
Komarudin menambahkan, jenazah pelaku telah dibawa ke RS Polri Kramat Jati guna dilakukan autopsi. Adapun, pelaku kedapatan membawa obat-obatan.
 
"Saat ini mau diautopsi, nanti dari sanalah baru diketahui penyebab meninggalnya kenapa karena ditemukan juga dalam tasnya barang-barang seperti obat-obatan, buku rekening dan beberapa lembar surat-surat," katanya.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Asrorun Niam pastikan aktivitas di Kantor MUI tetap berjalan normal

Pewarta: Asep Firmansyah

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023