Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melalui program Sinema Keliling berupaya menghidupkan ekosistem perfilman dan mengajak generasi muda terlibat dalam ekosistem tersebut.
Menparekraf Sandiaga Uno dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Minggu, mengatakan bahwa kegiatan Sinema Keliling bisa menjadi langkah baik untuk mewujudkan visi misi Festival Film Bulanan tahun ini.
“Kami optimistis Sinema Keliling bisa menjadi salah satu strategi untuk menggerakkan ekosistem perfilman di daerah karena kita turun langsung ke masyarakat, mengajak masyarakat berpartisipasi, sekaligus mengapresiasi karya filmmaker (sineas) lokal”, ujar Sandiaga.
Kegiatan Sinema Keliling merupakan bagian dari program Festival Film Bulanan yang mengajak generasi muda untuk nonton film secara rutin yang diadakan setiap bulan. Kali ini, Sinema Keliling digelar di Teater Kerang, Museum Pendidikan Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Jawa Barat, setelah dilaksanakan di Yogyakarta beberapa waktu sebelumnya
Sesuai dengan semboyan Sinema Keliling, yaitu #AyoNontonFilm, Sandiaga menjelaskan program itu adalah upaya untuk menyebarluaskan dan mengenalkan film pendek karya anak bangsa kepada masyarakat. Dengan demikian, film pendek diharapkan bisa menjadi alternatif tontonan yang digemari masyarakat luas.
Penyelenggaraan Sinema Keliling yang kedua merupakan hasil kolaborasi antara Festival Film Bulanan dengan UPI Bandung dan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. Kolaborasi itu dilakukan sebagai bentuk apresiasi kepada film-film terpilih dalam Festival Film Bulanan lokus 2 yang merupakan karya mahasiswa Program Studi Film dan Televisi UPI Bandung.
Kegiatan Sinema Keliling digelar selama tiga hari berturut-turut pada 31 Maret sampai 2 April 2023. Film yang diputar dalam kegiatan itu antara lain "Semayam", "Maramba", "Gemintang", "Cerita di Waktu yang Salah", "Memorabilia", "We", "Krenteg", "Balalek", "Rindu Tenggelam", "Merajut Selamat Tinggal", "Romansa di Balik Pagar Akal" dan "Penjara Segara".
Selain itu, ada juga film pendek perwakilan dari Himpunan Mahasiswa Film dan Televisi UPI berjudul "Dad I Just Wanna Say Something" dan "Berbincang Dalam Diam", serta film "Satu Malam Semua Usai" dari Keluarga Mahasiswa Televisi dan Film ISBI Bandung.
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar lokakarya Festival Film Bulanan untuk mempertajam kemampuan sineas di Banten dan Jawa Barat.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam keterangannya diterima di Jakarta pada Kamis mengatakan, kegiatan yang digelar 31 Maret hingga 2 April di Bandung ini merupakan salah satu upaya konkret untuk mendorong sineas lokal agar mampu bersaing di industri dan menghasilkan nilai ekonomi.
“Ini merupakan salah satu program yang dinilai tepat manfaat, tepat sasaran, dan tepat waktu. Harapannya agar bisa meningkatkan kemampuan para pembuat film sekaligus memberikan akses supaya bisa masuk industri perfilman nasional dan semakin baik,” kata Sandiaga.
Lokakarya dengan tema “Menuju Industri Perfilman” ini diikuti oleh total 20 peserta yang berpartisipasi di Festival Film Bulanan lokus 2 (Banten dan Jawa Barat). Para peserta merupakan perwakilan dari berbagai komunitas film asal Kuningan, Sukabumi, Depok, Tangerang, Cirebon, Cilegon, Pandeglang, dan Kabupaten/Kota Bandung.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Musik, Film dan Animasi Kemenparekraf, Mohammad Amin berharap kegiatan Festival Film Bulanan ini dapat memberikan efek berantai yang positif, menyehatkan.
“Harapan selanjutnya, dapat menebalkan rasa percaya diri sineas daerah untuk memproduksi film secara berkelanjutan, berkolaborasi, berjejaring, bersaing, dan mengukir prestasi pada level yang lebih tinggi,” kata dia.
Selama 3 hari, peserta dibimbing oleh para pelaku industri perfilman seperti Abdul Manaf (produser), Rahabi Mandra (sutradara/penulis skenario), Kusen Dony Hermansyah (editor), dan Ezra Tampubolon (pengarah artistik).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenparekraf hidupkan ekosistem perfilman lewat Sinema Keliling
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
Menparekraf Sandiaga Uno dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Minggu, mengatakan bahwa kegiatan Sinema Keliling bisa menjadi langkah baik untuk mewujudkan visi misi Festival Film Bulanan tahun ini.
“Kami optimistis Sinema Keliling bisa menjadi salah satu strategi untuk menggerakkan ekosistem perfilman di daerah karena kita turun langsung ke masyarakat, mengajak masyarakat berpartisipasi, sekaligus mengapresiasi karya filmmaker (sineas) lokal”, ujar Sandiaga.
Kegiatan Sinema Keliling merupakan bagian dari program Festival Film Bulanan yang mengajak generasi muda untuk nonton film secara rutin yang diadakan setiap bulan. Kali ini, Sinema Keliling digelar di Teater Kerang, Museum Pendidikan Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Jawa Barat, setelah dilaksanakan di Yogyakarta beberapa waktu sebelumnya
Sesuai dengan semboyan Sinema Keliling, yaitu #AyoNontonFilm, Sandiaga menjelaskan program itu adalah upaya untuk menyebarluaskan dan mengenalkan film pendek karya anak bangsa kepada masyarakat. Dengan demikian, film pendek diharapkan bisa menjadi alternatif tontonan yang digemari masyarakat luas.
Penyelenggaraan Sinema Keliling yang kedua merupakan hasil kolaborasi antara Festival Film Bulanan dengan UPI Bandung dan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. Kolaborasi itu dilakukan sebagai bentuk apresiasi kepada film-film terpilih dalam Festival Film Bulanan lokus 2 yang merupakan karya mahasiswa Program Studi Film dan Televisi UPI Bandung.
Kegiatan Sinema Keliling digelar selama tiga hari berturut-turut pada 31 Maret sampai 2 April 2023. Film yang diputar dalam kegiatan itu antara lain "Semayam", "Maramba", "Gemintang", "Cerita di Waktu yang Salah", "Memorabilia", "We", "Krenteg", "Balalek", "Rindu Tenggelam", "Merajut Selamat Tinggal", "Romansa di Balik Pagar Akal" dan "Penjara Segara".
Selain itu, ada juga film pendek perwakilan dari Himpunan Mahasiswa Film dan Televisi UPI berjudul "Dad I Just Wanna Say Something" dan "Berbincang Dalam Diam", serta film "Satu Malam Semua Usai" dari Keluarga Mahasiswa Televisi dan Film ISBI Bandung.
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar lokakarya Festival Film Bulanan untuk mempertajam kemampuan sineas di Banten dan Jawa Barat.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam keterangannya diterima di Jakarta pada Kamis mengatakan, kegiatan yang digelar 31 Maret hingga 2 April di Bandung ini merupakan salah satu upaya konkret untuk mendorong sineas lokal agar mampu bersaing di industri dan menghasilkan nilai ekonomi.
“Ini merupakan salah satu program yang dinilai tepat manfaat, tepat sasaran, dan tepat waktu. Harapannya agar bisa meningkatkan kemampuan para pembuat film sekaligus memberikan akses supaya bisa masuk industri perfilman nasional dan semakin baik,” kata Sandiaga.
Lokakarya dengan tema “Menuju Industri Perfilman” ini diikuti oleh total 20 peserta yang berpartisipasi di Festival Film Bulanan lokus 2 (Banten dan Jawa Barat). Para peserta merupakan perwakilan dari berbagai komunitas film asal Kuningan, Sukabumi, Depok, Tangerang, Cirebon, Cilegon, Pandeglang, dan Kabupaten/Kota Bandung.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Musik, Film dan Animasi Kemenparekraf, Mohammad Amin berharap kegiatan Festival Film Bulanan ini dapat memberikan efek berantai yang positif, menyehatkan.
“Harapan selanjutnya, dapat menebalkan rasa percaya diri sineas daerah untuk memproduksi film secara berkelanjutan, berkolaborasi, berjejaring, bersaing, dan mengukir prestasi pada level yang lebih tinggi,” kata dia.
Selama 3 hari, peserta dibimbing oleh para pelaku industri perfilman seperti Abdul Manaf (produser), Rahabi Mandra (sutradara/penulis skenario), Kusen Dony Hermansyah (editor), dan Ezra Tampubolon (pengarah artistik).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenparekraf hidupkan ekosistem perfilman lewat Sinema Keliling
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023