Aktivitas longsoran tanah tebing di kawasan Perhutani Gunung Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, kembali terjadi karena intensitas hujan yang tinggi sehingga terjadi longsoran besar di daerah itu dan menimpa sebagian kawah di bawahnya.
"Longsor itu berada di dinding sebelah barat. Dampak longsorannya sekitar 7 hektare," kata Manager Site Priangan Perhutani Tasikmalaya, Sumarsono, saat dihubungi wartawan di Garut, Senin.
Baca juga: Obyek wisata Gunung Galunggung di Tasikmalaya ditutup sementara
Ia menuturkan longsoran tebing di kawasan Puncak Gunung Galunggung itu berdasarkan catatan sudah terjadi sejak tahun 2017, kemudian dalam rentan waktu beberapa tahun kembali terjadi longsoran.
Terakhir kejadian longsor, kata dia, pada Sabtu (11/3) tengah malam dan Minggu (12/3) dini hari yang menurut keterangan warga sempat menimbulkan suara gemuruh.
"Sekarang kejadian lagi pada malam minggu, longsoran itu ada lebihnya, ada suaranya. Menurut informasi kejadiannya jam 11 malam dan jam 5 pagi," katanya.
Ia menyampaikan longsoran itu berada cukup jauh dari pemukiman penduduk sehingga tidak mengancam bahaya masyarakat.
Sejak terjadinya longsoran di Galunggung, kata dia, masyarakat dilarang turun ke bawah menuju kawah, apalagi meminum air danau yang ada di bawah, karena khawatir mengganggu kesehatan.
"Sementara daerah itu kita tutup, tidak boleh ada yang turun ke bawah, ke kawah," katanya.
Ketua Pos Pemantauan Gunung (PGA) Galungung di Kecamatan Padakembang, Tasikmalaya, Gradita Frihadi menambahkan longsoran itu terjadi di bagian dinding kawah puncak Gunung Galunggung yang sudah terjadi sejak 2017 dan terakhir dengan longsoran cukup besar Sabtu (11/3) malam.
Sebelum kejadian longsoran yang baru ini, kata dia, pada dua pekan sebelumnya juga sempat ada longsoran. Namun skalanya kecil, berbeda dengan yang kejadian terakhir membawa cukup banyak material longsoran dan menutupi sebagian kawah.
Baca juga: Kabupaten Tasikmalaya kaji pembangunan geopark di Gunung Galunggung
Ia mengungkapkan hasil pantauan kejadian longsor bukan karena adanya aktivitas gunung aktif tersebut, melainkan dampak dari intensitas hujan yang cukup tinggi di kawasan puncak itu.
"Dindingnya cukup curam, ada aliran air dari Kawah Purba yang dimungkinkan menggerus dinding kawah tersebut," katanya.
Ia menyampaikan masyarakat maupun wisatawan dilarang untuk mendekati longsoran, apalagi turun ke bawah kawah karena berbahaya.
Wisatawan, kata dia, masih bisa berkunjung ke objek wisata Gunung Galunggung karena lokasi longsoran cukup jauh.
"Untuk sampai tangga atau bibir kawah masih boleh, asal jangan turun ke bawah," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tanah tebing Gunung Galunggung di Tasikmalaya kembali longsor
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
"Longsor itu berada di dinding sebelah barat. Dampak longsorannya sekitar 7 hektare," kata Manager Site Priangan Perhutani Tasikmalaya, Sumarsono, saat dihubungi wartawan di Garut, Senin.
Baca juga: Obyek wisata Gunung Galunggung di Tasikmalaya ditutup sementara
Ia menuturkan longsoran tebing di kawasan Puncak Gunung Galunggung itu berdasarkan catatan sudah terjadi sejak tahun 2017, kemudian dalam rentan waktu beberapa tahun kembali terjadi longsoran.
Terakhir kejadian longsor, kata dia, pada Sabtu (11/3) tengah malam dan Minggu (12/3) dini hari yang menurut keterangan warga sempat menimbulkan suara gemuruh.
"Sekarang kejadian lagi pada malam minggu, longsoran itu ada lebihnya, ada suaranya. Menurut informasi kejadiannya jam 11 malam dan jam 5 pagi," katanya.
Ia menyampaikan longsoran itu berada cukup jauh dari pemukiman penduduk sehingga tidak mengancam bahaya masyarakat.
Sejak terjadinya longsoran di Galunggung, kata dia, masyarakat dilarang turun ke bawah menuju kawah, apalagi meminum air danau yang ada di bawah, karena khawatir mengganggu kesehatan.
"Sementara daerah itu kita tutup, tidak boleh ada yang turun ke bawah, ke kawah," katanya.
Ketua Pos Pemantauan Gunung (PGA) Galungung di Kecamatan Padakembang, Tasikmalaya, Gradita Frihadi menambahkan longsoran itu terjadi di bagian dinding kawah puncak Gunung Galunggung yang sudah terjadi sejak 2017 dan terakhir dengan longsoran cukup besar Sabtu (11/3) malam.
Sebelum kejadian longsoran yang baru ini, kata dia, pada dua pekan sebelumnya juga sempat ada longsoran. Namun skalanya kecil, berbeda dengan yang kejadian terakhir membawa cukup banyak material longsoran dan menutupi sebagian kawah.
Baca juga: Kabupaten Tasikmalaya kaji pembangunan geopark di Gunung Galunggung
Ia mengungkapkan hasil pantauan kejadian longsor bukan karena adanya aktivitas gunung aktif tersebut, melainkan dampak dari intensitas hujan yang cukup tinggi di kawasan puncak itu.
"Dindingnya cukup curam, ada aliran air dari Kawah Purba yang dimungkinkan menggerus dinding kawah tersebut," katanya.
Ia menyampaikan masyarakat maupun wisatawan dilarang untuk mendekati longsoran, apalagi turun ke bawah kawah karena berbahaya.
Wisatawan, kata dia, masih bisa berkunjung ke objek wisata Gunung Galunggung karena lokasi longsoran cukup jauh.
"Untuk sampai tangga atau bibir kawah masih boleh, asal jangan turun ke bawah," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tanah tebing Gunung Galunggung di Tasikmalaya kembali longsor
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023