Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meyakini nilai tukar rupiah segera menguat, terutama saat ketidakpastian kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed mulai mereda.
"Nilai tukar rupiah akan menguat dan kembali ke nilai fundamentalnya," tegas Perry dalam acara CNBC Economic Outlook 2023, yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.
Ia membeberkan setidaknya terdapat lima alasan keyakinan tersebut, yakni pertama, prospek ekonomi Indonesia yang cerah dengan perkiraan BI pada awalnya ekonomi akan tumbuh 4,9 persen pada 2023.
Namun, seiring dengan pembukaan ekonomi Tiongkok, proyeksi tersebut direvisi ke atas menjadi 5-5,1 persen.
Alasan kedua yaitu perkiraan inflasi yang akan kembali rendah di bawah empat persen pada tahun ini. Ketiga, perbedaan imbal hasil (yield) Indonesia yang terus menarik.
Keempat, kondisi neraca perdagangan, transaksi berjalan, dan neraca pembayaran yang diperkirakan tetap surplus. Terakhir, komitmen BI dalam menstabilkan nilai tukar rupiah.
Perry menegaskan terdapat dua faktor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah, yakni teknikal dan fundamental.
Saat ini, memang sedang terdapat faktor teknikal yang menekan kurs Garuda seperti kebijakan Fed.
"Pada saat-saat ini, kami akan menstabilkan nilai tukar rupiah. Kami tidak segan-segan menstabilkan nilai tukar rupiah dan melakukan intervensi dalam masa-masa tekanan," ungkapnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gubernur BI yakin nilai tukar rupiah segera menguat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
"Nilai tukar rupiah akan menguat dan kembali ke nilai fundamentalnya," tegas Perry dalam acara CNBC Economic Outlook 2023, yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.
Ia membeberkan setidaknya terdapat lima alasan keyakinan tersebut, yakni pertama, prospek ekonomi Indonesia yang cerah dengan perkiraan BI pada awalnya ekonomi akan tumbuh 4,9 persen pada 2023.
Namun, seiring dengan pembukaan ekonomi Tiongkok, proyeksi tersebut direvisi ke atas menjadi 5-5,1 persen.
Alasan kedua yaitu perkiraan inflasi yang akan kembali rendah di bawah empat persen pada tahun ini. Ketiga, perbedaan imbal hasil (yield) Indonesia yang terus menarik.
Keempat, kondisi neraca perdagangan, transaksi berjalan, dan neraca pembayaran yang diperkirakan tetap surplus. Terakhir, komitmen BI dalam menstabilkan nilai tukar rupiah.
Perry menegaskan terdapat dua faktor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah, yakni teknikal dan fundamental.
Saat ini, memang sedang terdapat faktor teknikal yang menekan kurs Garuda seperti kebijakan Fed.
"Pada saat-saat ini, kami akan menstabilkan nilai tukar rupiah. Kami tidak segan-segan menstabilkan nilai tukar rupiah dan melakukan intervensi dalam masa-masa tekanan," ungkapnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gubernur BI yakin nilai tukar rupiah segera menguat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023