Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat berkolaborasi dengan pemangku kepentingan seperti pengusaha, perguruan tinggi, maupun instansi lain untuk membangun bersama desa wisata dalam rangka mendongkrak pertumbuhan ekonomi sehingga masyarakat desa hidup sejahtera.
"Untuk membangun desa wisata di Garut ini dalam rangka pemulihan ekonomi yang dilakukan dengan pendekatan Pentahelix," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Garut Wawan Nurdin di Garut, Selasa.
Baca juga: Wakil Bupati Garut instruksikan izin karya wisata siswa diperketat
Ia menuturkan DPMD Garut saat ini menjalankan program pengembangan desa wisata yang memunculkan berbagai potensi menarik untuk memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat desa.
Tercatat, kata dia, saat ini dari 421 desa baru 131 desa yang mendapatkan Surat Keputusan Bupati tahun 2021 sebagai desa wisata, sedangkan desa lainnya belum diputuskan karena masih proses pengusulan untuk menjadi desa wisata.
"Di Garut ini ada 421desa, yang sudah ada SK Bupati Desa Wisata baru 131 desa wisata rintisan yang dianggap ada potensi wisatanya," katanya.
Ia menyampaikan desa yang sudah mendapatkan SK Bupati itu tentu akan mendapatkan perhatian khusus oleh pemerintah daerah untuk didukung dan dikembangkan agar keberadaannya bisa memberikan manfaat bagi pemerintah desa maupun masyarakatnya.
Upaya pengembangan itu, kata dia, tidak hanya dilakukan oleh DPMD Garut, melainkan secara kolaborasi dengan pendekatan Pentahelix yakni melibatkan semua instansi lain seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Pekerjaan Umum, maupun dinas terkait lainnya.
"Jadi kita berkolaborasi dengan dinas terkait, misal untuk agrowisata kita libatkan Dinas Pertanian, untuk wisata religi ada Dinas Pariwisata, soal jalan ada Dinas PU," katanya.
Selain antar instansi, kata dia, pihaknya melibatkan unsur komunitas seperti lembaga swadaya masyarakat, pengusaha, maupun perusahaan daerah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), juga media massa.
Program pengembangan desa wisata juga, kata dia, melibatkan perguruan tinggi yang ada di Garut seperti dengan Universitas Garut yang memberikan bimbingan dan pendidikan sesuai dengan keilmuannya.
Baca juga: Wagub Jabar cek kemanfaatan wisata Situ Bagendit setelah direvitalisasi
"Kita juga ada MoU dengan Universitas Garut yang mempunyai beberapa prodi, seperti pertanian maupun soal informatika, dan program kampus yaitu KKN (kuliah kerja nyata)," kata Wawan.
Ia berharap adanya kolaborasi multi pihak itu bisa mengembangkan desa wisata di Garut, dan desa wisata semakin menarik, serta ke depan terus bertambah dengan keragaman dan daya tarik tersendiri.
Menurut dia dari 421 desa, ada sekitar 50 persen memiliki potensi menjadi desa wisata, untuk itu perlu dukungan dan upaya kerja sama dalam pengembangannya agar desa tumbuh kembang dan mandiri.
"Hampir 50 persenan Kabupaten Garut ini berpotensi desa wisata, dilihat dari daerahnya memiliki destinasi wisata, atau ada daya tarik jadi desa wisata," kata Wawan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
"Untuk membangun desa wisata di Garut ini dalam rangka pemulihan ekonomi yang dilakukan dengan pendekatan Pentahelix," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Garut Wawan Nurdin di Garut, Selasa.
Baca juga: Wakil Bupati Garut instruksikan izin karya wisata siswa diperketat
Ia menuturkan DPMD Garut saat ini menjalankan program pengembangan desa wisata yang memunculkan berbagai potensi menarik untuk memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat desa.
Tercatat, kata dia, saat ini dari 421 desa baru 131 desa yang mendapatkan Surat Keputusan Bupati tahun 2021 sebagai desa wisata, sedangkan desa lainnya belum diputuskan karena masih proses pengusulan untuk menjadi desa wisata.
"Di Garut ini ada 421desa, yang sudah ada SK Bupati Desa Wisata baru 131 desa wisata rintisan yang dianggap ada potensi wisatanya," katanya.
Ia menyampaikan desa yang sudah mendapatkan SK Bupati itu tentu akan mendapatkan perhatian khusus oleh pemerintah daerah untuk didukung dan dikembangkan agar keberadaannya bisa memberikan manfaat bagi pemerintah desa maupun masyarakatnya.
Upaya pengembangan itu, kata dia, tidak hanya dilakukan oleh DPMD Garut, melainkan secara kolaborasi dengan pendekatan Pentahelix yakni melibatkan semua instansi lain seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Pekerjaan Umum, maupun dinas terkait lainnya.
"Jadi kita berkolaborasi dengan dinas terkait, misal untuk agrowisata kita libatkan Dinas Pertanian, untuk wisata religi ada Dinas Pariwisata, soal jalan ada Dinas PU," katanya.
Selain antar instansi, kata dia, pihaknya melibatkan unsur komunitas seperti lembaga swadaya masyarakat, pengusaha, maupun perusahaan daerah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), juga media massa.
Program pengembangan desa wisata juga, kata dia, melibatkan perguruan tinggi yang ada di Garut seperti dengan Universitas Garut yang memberikan bimbingan dan pendidikan sesuai dengan keilmuannya.
Baca juga: Wagub Jabar cek kemanfaatan wisata Situ Bagendit setelah direvitalisasi
"Kita juga ada MoU dengan Universitas Garut yang mempunyai beberapa prodi, seperti pertanian maupun soal informatika, dan program kampus yaitu KKN (kuliah kerja nyata)," kata Wawan.
Ia berharap adanya kolaborasi multi pihak itu bisa mengembangkan desa wisata di Garut, dan desa wisata semakin menarik, serta ke depan terus bertambah dengan keragaman dan daya tarik tersendiri.
Menurut dia dari 421 desa, ada sekitar 50 persen memiliki potensi menjadi desa wisata, untuk itu perlu dukungan dan upaya kerja sama dalam pengembangannya agar desa tumbuh kembang dan mandiri.
"Hampir 50 persenan Kabupaten Garut ini berpotensi desa wisata, dilihat dari daerahnya memiliki destinasi wisata, atau ada daya tarik jadi desa wisata," kata Wawan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023